Najafi: Stabilitas JCPOA Tergantung kepada Pihak Seberang
Wakil Tetap Republik Islam Iran untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menilai stabilitas JCPOA (Rencana Aksi Bersama Komprehensif) tergantung pada pelaksanaan komitmen pihak-pihak lain dalam kesepakatan ini.
Reza Najafi mengungkapkan hal itu dalam pertemuan triwulanan Dewan Gubernur IAEA di Wina, Kamis (17/11/2016) petang ketika menyinggung komitmen Iran dalam pelaksanaan JCPOA yang beberapa kali telah dibenarkan oleh IAEA.
"Pelaksanaan kewajiban dalam JCPOA oleh pihak-pihak lain masih belum memuaskan, "kata Najafi ketika menyinggung inkonsistensi sejumlah negara yang terlibat dalam kesepakatan nuklir tersebut, seperti dilansir IRNA.
Ia menegaskan, JCPOA mengharuskan pencabutan penuh semua sanksi Dewan Keamanan PBB dan semua sanksi terkait dengan nuklir, di mana harus mengarah pada kerjasama lebih dengan Iran di semua bidang tanpa ada hambatan apapun.
Najafi menjelaskan, negara-negara anggota Kelompok 5+1 (Rusia, Cina, Amerika Serikat, Perancis, Inggris ditambah Jerman) memiliki tanggung jawab yang jelas untuk melaksankan JCPOA dengan niat yang tulus dan dalam suasana yang konstruktif berdasarkan sikap saling menghormati serta menjauhi segala tindakan yang tidak sesuai dengan teks dan semangat JCPOC, dimana akan memperlemah keberhasilan implementasinya.
Duta Besar Iran untuk IAEA lebih lanjut menyinggung pernyataan terbaru Yukiya Amano, Direktur Jenderal IAEA mengenai kelebihan produksi air berat Iran.
Ia mengatakan, Iran telah mengumumkan kesiapannya untuk menjual kelebihan air beratnya yang memiliki standar kualitas terbaik kepada para pembeli internasional.
Najafi juga merespon pernyataan anti-Iran oleh perwakilan rezim Zionis Israel. Ia menuturkan, rezim Zionis hingga sekarang menolak untuk bergabung dengan pakta pelarangan produksi dan perluasan senjata nuklir, NPT, dan program nuklir rahasia dan bertujuan militer rezim ini merupakan ancaman terbesar bagi perdamaian dan keamanan internasional. (RA)