Bertemu Abe, Rouhani Singgung JCPOA dan Muslim Rohingya
Presiden Republik Islam Iran menyebut perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Bersama Komprehensif) sebagai sebuah kesepakatan internasional, dan menegaskan, tidak seharusnya sebuah negara diizinkan untuk merusak perjanjian ini dengan sewenang-wenang.
Hassan Rouhani mengungkapkan hal itu dalam pertemuannya dengan Shinzo Abe, Perdana Menteri Jepang di New York, Selasa (19/9/2017).
Kesepaktan nuklir antara Iran dan Kelompok 5+1 (Rusia, Cina, Perancis, Inggris, AS ditambah Jerman) dilaksanakan pada Januari 2016, namun AS sebagai salah satu anggota kelompok tersebut selalu menciptakan hambatan dalam jalur pelaksanaan JCPOA.
"Berdasarkan delapan laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Republik Islam Iran selalu berpegang teguh pada komitmen-komitmennya dalam konteks JCPOA dan melaksanakannya," imbuh Rouhani.
Menurutnya, dukungan tegas Jepang kepada JCPOA sangat efektif dalam memperkuat perdamaian dan stabilitas regional.
"Republik Islam Iran tidak akan pernah menjadi pihak pertama yang melanggar JCPOA, dan di harapkan negara-negara lain juga mematuhi kewajiban hukum dan moral mereka," tegasnya.
Rouhani lebih lanjut menggambarkan bidang investasi dan pengembangan kerjasama antara Iran dan Jepang sebagai melimpah.
"Republik Islam Iran menyambut perluasan hubungan dan kerjasama komprehensif kedua negara," ujarnya.
Presiden Iran menilai stabilitas dan keamanan di kawasan Asia Timur sebagai sangat penting dan Tehran menuntut stabilitas dan perdamaian di Semenanjung Korea.
Di bagian lain pernyataannya, Rouhani menyinggung kejahatan terbaru militer dan pemeluk Budha ekstrem Myanmar terhadap Muslim Rohingya.
"Tekanan negara-negara termasuk Jepang terhadap pemerintah Myanmar dan bantuan kepada para pengungsi bisa efektif dalam mengurangi penderitaan umat Islam Myanmar," pungkasnya.
Sementara itu, PM Jepang dalam pertemuan tersebut menyerukan perluasan hubungan dengan Iran di segala bidang.
Shinzo Abe menyatakan kembali dukungannya kepada perjanjian nuklir JCPOA, dan mengatakan, Iran merupakan poros Timur Tengah dan Jepang menuntut komitmen semua pihak kepada perjanjian nuklir ini.
Ia juga mengungkapkan harapan bahwa dalam waktu dekat akan bisa berkunjung ke Iran. (RA)