Menyimak Lawatan Zarif ke Asia dan Peluang Keragaman Perdagangan
(last modified Wed, 01 Aug 2018 08:12:23 GMT )
Aug 01, 2018 15:12 Asia/Jakarta
  • Iran dan ASEAN
    Iran dan ASEAN

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Mohammad Javad Zarif Selasa (31/7) tiba di Colombo, untuk menggelar perundingan dengan petinggi Sri Lanka terkait mekanisme perluasan hubungan bilateral.

Agenda lain safari Zarif ke Asia adalah menghadiri sidang ASEAN yang tengah digelar di Singapura. ASEAN terdiri dari Malaysia, Indonesia, Thailand, Singapura, Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam, Laos, Myanmar dan Kamboja.

 

Fokus ke Timur meski memiliki posisi penting di kebijakan luar negeri Iran, namun kini dijadikan sebagai pendekatan efektif untuk menciptakan konstelasi di hubungan luar negeri dan semakin urgen.

 

Safari Asia Zarif digelar di saat Amerika berusaha memanfaatkan instrumen perdagangan dan sanksi sebagai alat untuk tawar menawar dengan Republik Islam Iran. Kondisi kepentingan dua arah di interaksi Iran dan negara-negara Asia termasuk kendala Amerika untuk mengucilkan Tehran.

 

Salah satu instrumen penting fokus Iran ke Timur yang kini menjadi strategi penting adalah jaminan keamanan energi khususnya minyak. Penyelesaian proyek Sabuk Ekonomi Jalur Sutra (Belt and Road Initiative) dan peran Iran sebagai salah satu mata rantai penting perdagangan di kawasan, merupakan sektor utama kerja sama Iran, Cina dan seluruh negara Asia melalui pengembangan pelabuhan Chabahar.

Menlu Zarif

 

Negara besar Asia seperti Cina dan organisasi seperti ASEAN, enggan menyelaraskan diri dengan Amerika. Fokus Timur ini akan mempercepat implementasi kesepakatan Iran dan Timur serta kedua pihak terdorong ke arah kerja sama dan konvergensi timbal balik.

 

Faktor-faktor seperti kepentingan bersama ekonomi dan posisi negara-negara Asia di ASEAN yang semakin meningkat khususnya di sektor ekonomi global telah membuka peluang penting yang harus dimanfaatkan secara baik. Dengan kata lain, banyak dari prestasi dan capaian ekonomi Iran yang dapat diraih dalam interaksi dengan Asia dan bukan Barat.

 

Dalam hal ini, bergabungnya Iran dengan traktat persahabatan (Treaty of Amity) dan kerja sama Asia Tenggara sama halnya dengan pendahuluan untuk memperluas hubungan dengan ASEAN. Organisasi ASEAN dengan populasi lebih dari 625 juta tercatat sebagai ekonomi besar dan ramai di Asia.

 

Organisasi ini terdiri dari negara-negara penting Asia Tenggara, negara yang dari sisi strategis, ekonomi dan politik sangat penting. Pasar besar ini cukup penting untuk ekspor dan sumber menarik investasi asing.

 

Farzi Niya, pakar Asia Timur mengatakan, kawasan ini khususnya dari segi ekonomi dan keamanan memiliki posiis istimewa di dunia.

 

Ia meyakini bahwa Iran termasuk negara yang mendapat pengakuan dari sisi hubungan budaya, ekonomi dan konvergensi politik di perjanjian ini dan dapat memiliki kerja sama dengan ASEAN di tingkat ekonomi, keamanan dan politik.

 

Menurut perspektif ini, dapat dikatakan bahwa kini telah dimulai babak baru di kebijakan fokus ke Timur dan proses ini terus mengalami kemajuan. Diharapkan kerja sama ini dapat menjadi peluang bagi peningkatan hubungan Iran dan negara-negara Asia Tenggara. (MF)