Komandan Pasukan al-Quds Peringatkan Pakistan
Komandan Pasukan al-Quds Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Mayor Jenderal Qassem Soleimani memperingatkan Pakistan terhadap niat sebenarnya di balik penggelontoran miliaran dolar dari Arab Saudi ke dalam perekonomiannya yang bermasalah, dan mengatakan, rezim Riyadh setelah memecah belah negara-negara Asia dengan cara mengadu domba, kini menarget negara-negara tetangganya.
Hal itu disampaikan Soleimani dalam pernyataannya pada Kamis (21/2/2019). Dia menegaskan, Iran akan membalas darah para Syuhada IRGC yang gugur dalam serangan berdarah pekan lalu oleh kelompok teroris yang berbasis di Pakistan.
Soleimani menambahkan, ini mengkhawatirkan Iran bahwa negara dan pemerintah Pakistan membiarkan uang Arab Saudi mengalir ke tangan kelompok-kelompok teroris Takfiri.
"Kelompok teroris yang disponsori Arab Saudi di wilayah Pakistan menyebabkan masalah bagi semua negara tetangganya, dan Pakistan harus sepenuhnya menyadari masalah ini," ujarnya.
Komandan al-Quds menuturkan, kami telah menyampaikan kepada para pejabat Islamabad bahwa mereka seharusnya tidak mengizinkan Arab Saudi menghancurkan negara mereka sendiri dengan uangnya dan Pakistan tidak boleh berubah menjadi tempat untuk mengganggu negara-negara kawasan seperti Iran, India dan Afghanistan.
"Republik Islam Iran tidak ingin belasungkawa belaka, tetapi juga tindakan konkret dari negara tetangga Pakistan. Tidak bisakah Anda, sebagai negara bersenjata nuklir, berurusan dengan ratusan kelompok teroris kuat di wilayah itu?" tegasnya.
Di bagian akhir statemennya, Soleimani menandaskan, Iran adalah tetangga yang aman bagi Pakistan dan kami tidak akan mengancam negara ini, tetapi kami akan membalas serangan teroris bayaran Takfiri di mana pun mereka berada.
Serangan bom mobil bunuh diri menghantam bus yang mengangkut pasukan IRGC di jalan Zahedan-Khash, Iran tenggara pada Rabu petang, 13 Februari 2019.
27 pasukan penjaga perbatasan Iran gugur syahid dan 12 lainnya terluka dalam serangan keji tersebut. Kelompok teroris Jaish al-Zulm yang bermarkas di Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. (RA)