Apr 23, 2024 20:25 Asia/Jakarta
  • Unit Netzah Yehuda
    Unit Netzah Yehuda

Kejahatan Unit Netzah Yehuda yang dikenal sebagai unit paling rasis, bahkan telah membuat Amerika Serikat angkat bicara.

Unit Netzah Yehuda militer Israel didakwa melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Laman Axios Sabtu lalu mengumumkan potensi sanksi unit Netzah Yehuda oleh Amerika Serikat dalam waktu dekat, dan kemudian Menteri Luar Negeri Amerika, Antony Blinken menyatakan bahwa keputusan Washington terkait hal ini diambil berdasarkan "Evaluasi Detail". Pertanyaan penting adalah apa itu unit Netzah Yehuda dan kejahatan apa yang dilakukannya.

 

Unit Netzah Yehuda dibentuk dari anasir-anasir radikal. Dalam laporan disebutkan bahwa unsur-unsur batalion ekstremis Natsah Yehuda terdiri dari ekstremis nasionalis agama Haredi dan kelompok agama ekstremis yang dikenal sebagai "Shabiba al-Talal" (Hilltop Youth), yang menyerang warga Palestina di Tepi Barat dengan tindakan tidak manusiawi setiap hari.

Unit Netzah Yehuda

Netzah Yehuda adalah unit ke-97 tentara Israel tempat pasukan keagamaan Haredi bertugas. Meskipun sebagian besar orang Yahudi Haredi dibebaskan dari wajib militer untuk melanjutkan studi agama mereka di perguruan tinggi ilmu agama, unit yang berafiliasi dengan angkatan darat ini telah memungkinkan orang Yahudi Haredi yang tertarik pada militer untuk bergabung dengan tentara sejak tahun 1999 ( 25 tahun yang lalu). Semua anggota batalion ini adalah laki-laki dan perempuan tidak diperbolehkan bergabung.

 

Setelah beberapa tahun, batalion ini secara bertahap menampakkan dirinya sebagai perwakilan aktivis teroris Yahudi yang menetap di pemukiman sekitar Tepi Barat. Meskipun kekerasan pada dasarnya adalah sifat tentara Israel, unit yang sangat rasis ini melakukan kekerasan yang meluas dan berbagai tindakan ilegal. Pada tahun 2021, surat kabar Zionis Yediot Aharonot mengumumkan dalam sebuah laporan bahwa tentara batalion ini mencuri mobil-mobil Palestina dengan todongan senjata dan berseragam militer, dan membawanya ke pangkalan mereka dan menahannya tanpa berkoordinasi dengan tentara atau polisi. Pada tahun 2019, Or Hiller, reporter militer dari Kanal 10 televii Israel, menerbitkan sebuah video yang menunjukkan bahwa tentara dari batalion tersebut membuat seorang warga Palestina dan anaknya tidur di kap sebuah jip dan menyiksa mereka.

 

Dugaan adanya tindakan ilegal dan kekerasan yang dilakukan sejumlah aparat satuan ini semakin menguat sejak Januari 2022; Ketika jenazah seorang warga lanjut usia Palestina-Amerika terlihat oleh orang-orang di kota Jaljilyah pada bulan Januari dengan tangan terikat dan mulut disumpal kain, dia meninggal dalam kedinginan. Omar Asad, 80 tahun, yang baru saja kembali ke kotanya dari 11 tahun tinggal di Amerika Serikat, ditangkap oleh pasukan Netzah Yehuda dan dibawa ke dalam kendaraan militer sambil mengenakan satu sandal. 40 menit kemudian, dia dikeluarkan dari mobil dengan tangan terikat dan kain di mulut. Dokter yang datang menyelamatkannya kemudian mengatakan bahwa lelaki tua tersebut menderita stroke akibat kejang dan meninggal karena kedinginan.

 

Kekerasan luas tentara unit yang sangat rasis ini bukan saja memaksa Amerika Serikat bersuara, bahkan juga membuar warga Zionis protes. Tahun 2019 pengadilan Israel mengadili lima tentara unit ini karena mematahkan tulang sejumlah warga Palestina saat ditangkap. Amos Harel, analis militer Koran Haaretz mengatakan, sejumlah perwira tinggi Israel yang menyaksikan perilaku Batalion Netzah Yehuda dari dekat mengakui bahwa militer rezim ini mengalami friksi serius dengan batalion ini. (MF)

 

Tags