Dinamika Asia Tenggara, 28 Januari 2023
(last modified Sat, 28 Jan 2023 12:05:09 GMT )
Jan 28, 2023 19:05 Asia/Jakarta
  • Kemenlu RI
    Kemenlu RI

Dinamika di negara-negara Asia Tenggara pekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya; Indonesia Kutuk Kejahatan Terbaru Rezim Zionis di Jenin.

Selain itu, masih ada isu lainnya seperti; Gara-gara Kasus Pembakaran Al Quran, Kemlu Malaysia Panggil Dubes Swedia, Dua Pilot Militer Filipina Tewas dalam Kecelakaan saat Latihan, PBB: budidaya opium di Myanmar meningkat setelah junta berkuasa, Polisi Thailand Sita Sabu 1,1 Ton dalam Waktu Kurang dari Seminggu

Indonesia Kutuk Kejahatan Terbaru Rezim Zionis di Jenin

Pemerintah Indonesia mengutuk kekerasan oleh aparat keamanan Israel di Jenin, Tepi Barat, pada Kamis yang menyebabkan sejumlah warga Palestina tewas.

Image Caption

Kementerian Luar Negeri RI lewat akun resminya di Twitter pada Jumat mengatakan, "Indonesia mengutuk keras penggunaan kekerasan secara berlebihan oleh aparat keamanan Israel di Jenin yang telah menewaskan sembilan orang warga sipil Palestina,".

Kemenlu RI menekankan tindakan brutal aparat Israel itu akan semakin mempersulit upaya mencapai perdamaian di Timur Tengah.

Pemerintah Indonesia juga menyerukan masyarakat internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mendesak Israel agar menghormati hak-hak rakyat Palestina, kata Kemenlu RI.

Sedikitnya sembilan warga Palestina tewas dan 20 orang lainnya terluka akibat serbuan militer Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat pada Kamis (26/1), menurut sumber-sumber di pihak Palestina.

Pasukan Israel menyerbu kamp pengungsi Jenin sehingga menyebabkan bentrokan antara puluhan warga Palestina dan militer Israel, menurut para saksi.

Operasi militer Israel di kamp Jenin tersebut merupakan yang terbesar sejak peristiwa Intifada Al Aqsa 2002.

Ketegangan di Tepi Barat meningkat dalam beberapa pekan terakhir di tengah gencarnya operasi militer Israel untuk menangkap warga Palestina dan menghancurkan rumah-rumah warga Palestina.

Penyerbuan itu memicu bentrokan dengan warga Palestina dan menelan sejumlah korban jiwa.

Gara-gara Kasus Pembakaran Al Quran, Kemlu Malaysia Panggil Dubes Swedia

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim meminta Menteri Luar Negeri Zambry Abdul Kadir untuk memanggil Duta Besar Swedia untuk Malaysia terkait aksi pembakaran salinan Al Quran oleh pemimpin sayap kanan yang terjadi di Swedia baru-baru ini.

PM Malaysia Anwar Ibrahim

PM Malaysia, Anawar Ibrahim menyampaikan masalah ini dalam acara peluncuran buku bertajuk “Pengetahuan, Tradisi, dan Peradaban: Esai untuk Menghormati Prof Osman Bakar” di Kuala Lumpur.

Ia merespons aksi pembakaran salinan Al Quran yang baru-baru ini terjadi di Swedia adalah degradasi kemanusiaan dan nilai-nilai yang ada. Oleh karena itu, ia meminta kepada Menteri Luar Negeri untuk memanggil Duta Besar Swedia dan menyampaikan kecaman terhadap perbuatan membakar salinan Al Quran yang terjadi di negara tersebut.

Dalam pernyataan persnya Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Malaysia menyebutkan memanggil Kuasa Usaha ad interim Kedutaan Besar Swedia di Kuala Lumpur pagi ini untuk menegaskan kembali kecaman keras Pemerintah Malaysia atas tindakan keji Rasmus Paludan membakar salinan Al-Quran di Stockholm pada 21 Januari 2023.

Kementerian menyampaikan keberatan dan kekecewaan Malaysia terhadap otoritas Swedia yang terus menerus menolak untuk mengambil tindakan, yang memungkinkan Paludan untuk melakukan aksinya, termasuk insiden serupa pada April 2022, meskipun ada protes keras dari komunitas internasional.

Kementerian mendesak pihak berwenang Swedia untuk melakukan langkah-langkah serius untuk memerangi segala bentuk kekerasan dan kebencian terhadap Islam di negara tersebut, karena hal itu akan merusak semangat hidup berdampingan secara damai di antara masyarakat multi-agama jika Islamofobia dan xenofobia terus berlanjut.

Sementara itu, Kemenlu mencatat sesi pengarahan yang diselenggarakan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Swedia Jan Knutsson pada 23 Januari 2023 di Kementerian Luar Negeri Swedia, yang dihadiri pula oleh perwakilan Kedutaan Besar negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Stockholm, termasuk Malaysia.

Kemenlu Malaysia, dalam pernyataannya lebih lanjut mendesak inisiatif konkrit oleh Pemerintah Swedia untuk mengarahkan posisi mereka dalam menghormati komunitas Muslim secara keseluruhan.

Menurut keterangan tersebut, Kuasa Usaha ad interim Kedutaan Besar Swedia di Kuala Lumpur mencatat protes Pemerintah Malaysia dan akan menyampaikannya ke Stockholm.

Dua Pilot Militer Filipina Tewas dalam Kecelakaan saat Latihan

Dua pilot militer Filipina tewas ketika pesawat mereka jatuh selama penerbangan pelatihan.

Militer Filipina adalah salah satu sekutu Amerika Serikat, dan sebelumnya kerap mengalami kecelakaan pesawat terbangnya karena mayoritas pesawat tersebut adalah pesawat lama.

Image Caption

Seperti dilaporkan IRNA, angkatan udara Filipina Kamis (26/1/2023) menyatakan, pesawat pelatihan tersebut terlihat turun ke sawah di Provinsi Bataan di sebelah barat ibu kota Manila 40 menit setelah lepas landas, dan penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan itu.

Pesawat yang telah beroperasi di Filipina sejak tahun 1970-an itu juga berfungsi sebagai pesawat tempur serang ringan.

Militer Filipina yang menjadi sekutu AS ini telah mengalami kecelakaan sebelumnya yang melibatkan pesawatnya, yang sebagian besar sudah tua dan berasal dari era Perang Vietnam. Filipina sedang mengalami peningkatan sebagai bagian dari program modernisasi.

Masih menurut sumber ini, Rabu sore selain kecelakaan pesawat pelatihan ini, sebuah helikopter dengan enam penumpang sipil yang dilibatkan dalam operasi penyelamatan pesawat ini gagal kembali ke bandara udara di timur laut Provinsi Isabela dan sampai saat ini nasibnya belum diketahui.

Pada tahun 2021, sebuah pesawat militer yang membawa pasukan untuk operasi kontra-pemberontakan jatuh dengan 96 penumpang, menewaskan 53 orang, dalam kecelakaan udara militer terburuk dalam hampir tiga dekade.

PBB: budidaya opium di Myanmar meningkat setelah junta berkuasa

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkap peningkatan signifikan dalam budidaya opium di Myanmar, setelah junta militer mengambil alih kekuasaan di negara tersebut pada 2021.

Dalam laporan terbaru berjudul Myanmar Opium Survey 2022: Cultivation, Production and Implications, Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) mengatakan budidaya opium meningkat 33 persen sejak militer berkuasa di negara Asia Tenggara itu.

"Musim tanam penuh pertama sejak pengambilalihan oleh militer menunjukkan peningkatan 33 persen di area budidaya menjadi 40.100 hektare dan peningkatan potensi hasil sebesar 88 persen menjadi 790 metrik ton," demikian laporan UNODC yang diterbitkan di laman resminya pada Kamis.

Opium

Menyusul peningkatan moderat di area budidaya sebesar 2 persen dan hasil 4 persen selama musim 2021, hasil tahun 2022 mengonfirmasi ekspansi yang signifikan sedang berlangsung dari ekonomi opium Myanmar, kata UNODC.

Peningkatan terbaru menunjukkan pembalikan tren penurunan dari 2014 ke 2020.

“Gangguan ekonomi, keamanan, dan tata kelola yang menyusul pengambilalihan militer pada Februari 2021 telah saling bertumpuk, dan petani di daerah terpencil yang rawan konflik di Shan utara dan negara bagian perbatasan hanya memiliki sedikit pilihan selain kembali ke opium,” kata Perwakilan Regional UNODC Jeremy Douglas.

Menurut laporan tersebut, peningkatan yang paling signifikan dilaporkan di Negara Bagian Shan, di mana budidaya meningkat sebesar 39 persen, diikuti oleh negara bagian Chin dan Kayah sebesar 14 persen dan 11 persen, sedangkan budidaya di Kachin meningkat sebesar 3 persen.

“Estimasi rata-rata hasil opium juga meningkat sebesar 41 persen menjadi 19,8 kg/ha – nilai tertinggi sejak UNODC mulai menghitungnya pada tahun 2002 – menunjukkan praktik pertanian yang semakin canggih dan ketersediaan pupuk,” kata UNODC dalam laporannya.

Sementara harga yang dibayarkan kepada petani juga meningkat sebesar 69 persen selama tahun lalu menjadi sekitar 280 dolar AS (sekitar Rp4,2 juta) per kilogram.

“Pertumbuhan yang kita saksikan dalam bisnis narkoba berhubungan langsung dengan krisis yang dihadapi negara ini. Dampaknya di kawasan ini sangat besar, dan negara tetangga perlu menilai dan secara terbuka menangani situasi tersebut, dan mereka perlu mempertimbangkan beberapa pilihan yang sulit,” kata Douglas.

Nilai regional perdagangan heroin di Myanmar adalah sekitar 2 miliar dolar AS (hampir Rp30 triliun) dari sekitar 10 miliar dolar AS (sekitar Rp149,7 triliun) di wilayah tersebut.

“Tanpa alternatif dan stabilitas ekonomi, penanaman dan produksi opium kemungkinan besar akan terus berkembang,” kata Country Manager UNODC untuk Myanmar Benedikt Hofmann.

Polisi Thailand Sita Sabu 1,1 Ton dalam Waktu Kurang dari Seminggu

Kepolisian Thailand menyita methamphetamine atau sabu berbentuk kristal dengan berat total mencapai 1,1 ton dalam waktu kurang dari seminggu. Penyitaan itu dilakukan saat Bangkok menindak keras penyelundupan narkoba yang melonjak sejak perbatasan kembali dibuka di tengah pandemi virus Corona (COVID-19).

Seperti dilansir AFP, Selasa (24/1/2023), penyitaan itu diumumkan otoritas Kepolisian Thailand pada Selasa (24/1) waktu setempat, setelah marak bentrokan antara polisi dan pelaku penyelundupan narkoba di kawasan pedalaman utara negara itu, yang sejak lama menjadi pusat perdagangan narkoba.

Usai mendapatkan informasi, kepolisian berhasil menangkap 10 warga Thailand dalam rentetan operasi penggerebekan di wilayah utara dan selatan negara itu.

"Beberapa dari obat-obatan ini disimpan dalam jangka waktu tertentu sebelum diangkut ke provinsi-provinsi paling selatan, dan itu seharusnya dikirimkan ke negara-negara lainnya nantinya," tutur Wakil Kepala Kepolisian Nasional Thailand, Jenderal Polisi Chinnapat Sarasin.

Disebutkan Chinnapat dalam pernyataannya bahwa Thailand 'dikelilingi oleh hotspot produsen narkoba', namun pandemi Corona telah mencegah para penyelundup narkoba untuk memindahkan barang dagangan mereka.

"Sekarang negara ini telah dibuka kembali, produk-produk yang tertahan kini dikirim tanpa henti," sebutnya.

Dalam pernyataannya, Kepolisian Thailand menyebut geng transnasional berada di balik perdagangan gelap tersebut.

Disebutkan bahwa dalam operasi pertama, petugas mendapati 731 kilogram sabu kristal, yang juga disebut sebagai 'ice', dalam dua penggerebekan di Provinsi Phatthalung dan Surat Thani.

Usai mendapatkan informasi lebih lanjut, petugas menangkap tiga pria pada Kamis (19/1) lalu setelah menemukan sabu kristal lainnya seberat 688 kilogram di dalam tiga truk pikap, yang diyakini diselundupkan ke wilayah Thailand bagian timur laut sebelum nantinya diangkut ke wilayah selatan.

Kepolisian kemudian menangkap empat orang lainnya usai menemukan 43 kilogram lainnya, yang dijual via aplikasi pesan populer Thailand, LINE.

Pada Minggu (22/1) waktu setempat, seorang pria lainnya ditangkap di Provinsi Chiang Rai saat bersiap mengangkut 300 kilogram sabu kristal, yang disembunyikan di dalam kantong teh, ke wilayah Satun di selatan negara itu.

Kemudian, sekitar 114 kilogram sabu lainnya disita Provinsi Nakhon Sawan dan Patum Thani, setelah ditemukan disembunyikan di dalam paket-paket kantong kopi. Dua pria ditangkap terkait temuan itu.

Kawasan Asia Tenggara, menurut laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), dibanjiri dengan sabu, dan otoritas setempat tercatat berhasil menyita total 1 miliar pil di kawasan Asia sepanjang tahun 2021 lalu.