Dinamika Asia Tenggara, 9 Mei 2020
(last modified Sat, 09 May 2020 07:57:03 GMT )
May 09, 2020 14:57 Asia/Jakarta
  • Presiden AS dan PM Malaysia
    Presiden AS dan PM Malaysia

Dinamika Asia Tenggara selama sepekan terakhir menyoroti sejumlah isu di antaranya mengenai kerja sama antara Malaysia dan AS mengenai penanganan virus corona.

Selain itu, Malaysia minta PBB tangani masalah pengungsi Rohingya, prediksi tingkat kemiskinan di Indonesia meningkat akibat virus corona, Covid-19 mereda di Vietnam dan Thailand, sekolah di Vietnam kembali dibuka dan masjid di Thailand dibuka untuk Muslim negara ini.

 

Donald Trump

 

Malaysia dan AS Bekerjasama Atasi Virus Corona

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dan Presiden AS Donald Trump, sepakat melakukan kerja sama bilateral untuk memerangi pandemi virus Corona.

Seperti dilansir kantor berita resmi Malaysia (BERNAMA), Muhyiddin, yang menerima panggilan telepon dari Trump pada Jumat (8/5/2020), mengatakan selain memberi selamat atas pemilihannya sebagai PM baru Malaysia, presiden AS juga menyatakan komitmennya untuk terus memperkuat kerja sama komprehensif antara Kuala Lumpur dan Washington.

Dalam percakapan selama 30 menit itu, Muhyiddin dan Trump membahas pandemi Covid-19 dan pendekatan yang diambil oleh kedua negara.

"Kami juga menekankan pentingnya kerja sama di antara komunitas internasional untuk mengurangi dampak pandemi terhadap kesejahteraan masyarakat di dunia dan ekonomi global," kata Muhyiddin.

Di bagian lain, Muhyiddin dan Trump berbicara tentang upaya untuk meningkatkan kerja sama dalam pengembangan vaksin dan obat-obatan serta akses yang setara ke vaksin Covid-19 ketika tersedia.

"Kami juga bertukar pandangan mengenai isu-isu penting dalam konteks keamanan dan perdamaian internasional," ujarnya.

 

 

Pengungsi Rohingya

 

Malaysia Minta PBB Tangani Masalah Pengungsi Rohingya

PBB dan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) diminta membantu menyelesaikan masalah pengungsi Rohingya.

Kepala Biro Komunikasi dan Diplomasi Internasional Partai Persatuan Tionghoa Malaysia (MCA), Tee Ching Seng mengatakan setiap organisasi hak asasi manusia tidak boleh menggunakan berbagai dalih kemanusiaan dengan melemparkan tanggung jawab kepada negara-negara tujuan para pengungsi.

Tee Ching, seperti dilansir kantor berita Bernama, Rabu (6/5/2020) menambahkan tidak ada satu negara pun yang dapat memberikan bantuan tanpa henti, apalagi dengan pandemi Covid-19 yang telah melanda seluruh dunia.

Bahkan, lanjutnya, masalah pengungsi Rohingya yang melibatkan konflik etnis di Myanmar berada di luar kemampuan Malaysia untuk menanganinya.

"PBB harus membantu pemerintah Bangladesh untuk meningkatkan fasilitas dan keamanan tempat penampungan bagi Muslim Rohingya yang berjumlah lebih dari satu juta orang di Cox's Bazaar," imbuh Tee Ching.

"Jika PBB berpikir bahwa masa depan orang-orang Rohingya yang kembali ke Myanmar akan suram, maka PBB harus menempatkan mereka secara bertahap di beberapa negara maju serta di negara yang menandatangani Konvensi Pengungsi 1951," tegasnya.

Lebih dari satu juta Muslim Rohingya melarikan diri dari perang dan pembantaian oleh militer Myanmar dan ekstremis Budha di Provinsi Rakhine pada tahun 2017. Mereka sekarang ditampung di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh.

PBB menganggap militer Myanmar sebagai pelaku genosida terhadap Muslim Rohingya di negara itu.

Kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh dianggap akan menjadi bom waktu penyebaran virus Corona. Tempat ini tidak memiliki standar kesehatan dan pengungsi juga sangat rentan terhadap wabah Corona.

 

 

penyebaran virus corona di Indonesia

 

Terpukul Covid-19, Kemiskinan di Indonesia Berpotensi Naik 12 Persen

Tingkat kemiskinan Indonesia berpotensi kembali ke level 12 persen, kondisi yang mirip tahun 2011 silam.

Media nasional Indonesia melaporkan, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani dalam rapat virtual dengan komisi XI DPR RI hari Rabu (6/5/2020) mengatakan pandemi virus corona yang berlangsung sekitar dua bulan terakhir memicu lonjakan tingkat kemiskinan. Menurutnya, Covid-19 juga memukul 40 persen sampai 50 persen masyarakat berpendapatan paling rendah.

Data sebelumnya menunjukkan angka kemiskinan Indonesia tercatat sebesar 9,22 persen atau 24,79 juta jiwa per September 2019 atau menurun 0,19 persen poin dari kondisi Maret 2019. Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan turun menjadi 6,56 persen dan menjadi 12,60 persen untuk daerah pedesaan.

Potensi lonjakan kemiskinan juga sejalan dengan peningkatan  pengangguran. Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini melaporkan data ketenagakerjaan terkini. Tingkat pengangguran berada di bawah 5 persen pada Februari 2020. Tapi, kondisi berubah drastis dengan banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan atau usahanya terhenti seiring pembatasan sosial mulai Maret 2020.

Situs Kata Data Rabu (6/5/2020) melansir pernyataan Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia yang memperkirakan jumlah pengangguran telah bertambah puluhan juta, jauh di atas data pemerintah yang hanya sebesar 2 hingga 3 juta orang.

Wakil Ketua Kadin Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Suryani Motik menyampaikan prediksi ini berpijak pada pada banyaknya hotel yang tutup hingga UMKM yang terpukul.

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah pernah menyinggung bahwa tambahan jumlah pengangguran pasti lebih besar dari data yang dimiliki kementeriannya. Masalahnya, banyak pekerja yang terkena PHK dan dirumahkan, tapi tidak teridentifikasi, atau laporannya berada di kementerian lain yakni Kementerian Koperasi dan UKM, serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Apabila ditotal, diperkirakan angka pekerja yang terkena PHK dan dirumahkan di sektor informal jauh lebih banyak ketimbang di sektor formal.

Berdasarkan data ketenagakerjaan pada Februari 2015-2020, jumlah angkatan kerja naik rata-rata 1,7 juta dalam setahun. Dengan asumsi tersebut, apabila pengangguran bertambah 10 juta orang saja dalam tahun ini sehingga menjadi 16,68 juta orang, sedangkan jumlah angkatan kerja bertambah 1,7 juta orang menjadi 139,6 juta orang.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2011 menunjukkan jumlah penduduk miskin sebanyak 30,02 juta orang atau 12,49 persen dari total populasi Indonesia.

 

 

pelajar Vietnam

 

Covid-19 Reda, Sekolah di Vietnam Dibuka

Pemerintah Vietnam telah membuka sekolah sejak kemarin, setelah tiga bulan ditutup karena penyebaran virus corona.

Para siswa di Vietnam kembali memasuki sekolah pada Senin (4/5/2020) setelah ditutup pada Februari lalu.

Sistem pembelajaran tatap muka langsung di sekolah dan perguruan tinggi diberlakukan kembali setelah sebelumnya pembelajaran dilakukan secara online.

Negara berpenduduk 97 juta yang berbatasan langsung dengan Cina ini berhasil memutus rantai penularan virus corona. Bahkan, tidak ada angka kematian dari 270 kasus positif yang tercatat akibat Covid-19.

Kasus pertama terjadi pada 23 Januari 2020, tapi segera ditangani dengan baik oleh pemerintah Vietnam dengan pemberlakuan aturan yang ketat terhadap warganya.

 

Bahaya Corona Menurun, Masjid di Thailand Dibuka

Seiring dengan menurunnya ancaman wabah COVID-19, muslim di Thailand kembali dapat menunaikan shalat berjamaah di masjid.

Thai News Agency (TNA) melaporkan kantor Sheikhul lslam Thailand mengijinkan muslim negara ini untuk menunaikan ibadah shalat Jumat di masjid dengan menerapkan pembatasan sosial dan menggunakan masker.

Sebelum dan sesudah ibadah shalat Jumat, masjid harus disemprot dengan cairan disinfektan serta staf dan pejabat kesehatan harus membagikan  hand sanitizer di pintu masuk masjid.

Penyelenggaraan shalat berjamaah di Thailand dilarang sejak 17 Maret lalu dengan tujuan mencegah penyebaran wabah Corona.

Sampai saat ini tercatat 2.980 kasus positif Corona di Thailand. Dari jumlah tersebut sebanyak 2.730 orang dilaporkan sembuh dan 54 orang meninggal.(PH)

 

Tags