ASEAN akan Gelar KTT Bahas Krisis Myanmar
(last modified Mon, 22 Mar 2021 07:49:14 GMT )
Mar 22, 2021 14:49 Asia/Jakarta
  • Bendera negara-negara anggota ASEAN
    Bendera negara-negara anggota ASEAN

Malaysia mendukung seruan Presiden Joko Widodo untuk mengadakan konferensi tingkat tinggi (KTT) darurat ASEAN yang membahas situasi kritis di Myanmar.

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menyatakan bahwa penggunaan kekerasan yang terus-menerus terhadap warga sipil di Myanmar tidak bisa diterima.

Muhyiddin juga mendesak kepemimpinan militer Myanmar untuk mengubah arah dan memilih jalan menuju solusi damai.

Statemen ini disampaikan Muhyiddin setelah Jokowi menyatakan akan segera menghubungi Sultan Brunei selaku Ketua ASEAN tahun ini untuk menggelar rapat darurat soal krisis di Myanmar.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mendesak agar kekerasan di Myanmar segera dihentikan. Myanmar masih berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021.

"Indonesia mendesak agar penggunaan kekerasan di Myanmar segera dihentikan, sehingga tidak ada lagi korban berjatuhan," kata Jokowi dalam pesannya yang diunggah di YouTube Sekretariat Presiden, Jumat, 19 Maret 2021.

Jokowi juga mengucapkan bela sungkawa atas nama pribadi dan bangsa Indonesia atas jatuhnya korban dalam kerusuhan di Myanmar. Menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, lebih dari 180 pengunjuk rasa telah tewas ketika pasukan keamanan Myanmar mencoba untuk menghentikan gelombang protes kudeta.

Dalam pesannya, Jokowi menegaskan keselamatan dan kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama. Karena itu, ia mengatakan Indonesia juga mendesak agar dialog agar rekonsiliasi segera di lakukan untuk memulihkan demokrasi. Jokowi mengatakan hal ini untuk memulihkan perdamaian dan untuk memulihkan stabilitas di Myanmar.

"Saya akan segera melakukan pembicaraan dengan Sultan Brunei Darussalam sebagai Ketua ASEAN, agar segera dimungkinkannya diselenggarakan pertemuan tingkat tinggi ASEAN yang membahas krisis di Myanmar," kata Jokowi.

 

 

Demonstran anti-kudeta Myanmar kembali turun ke jalan pada Senin (22/3), sehari setelah setidaknya sembilan pedemo tewas dalam unjuk rasa akhir pekan.

AFP melaporkan bahwa sejumlah demonstran sudah terlihat di beberapa bagian wilayah Yangon sejak Senin pagi.

Menjelang siang, demonstran juga mulai terlihat turun ke ruas-ruas jalan di Mandalay. Beberapa di antara mereka membawa plakat berisi seruan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa mengintervensi krisis di Myanmar.

Komisi Tinggi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan jumlah korban unjuk rasa menentang kudeta militer di Myanmar mencapai lebih dari 200 orang tewas.

Komisaris Tinggi HAM PBB, Michelle Bachelet,mengatakan situasi di Myanmar semakin mengkhawatirkan, terutama setelah darurat militer diberlakukan dan pemutusan layanan internet terjadi di beberapa kota pusat konsentrasi massa.

Lembaga pemantau hak asasi manusia, Assistance Association for Political Prisoners (AAPP) mengungkapkan bahwa pasukan keamanan Myanmar semakin brutal menindak demonstran menyusul aksi massa anti-kudeta yang terus meluas di seluruh penjuru negeri Myanmar.(PH)

 

Tags