Pars Today
Presiden Azerbaijan menyebut kinerja beberapa tahun mediator Minsk Group (OSCE) dalam menyelesaikan konflik Nagorno-Karabakh tidak efektif.
Upaya telah banyak dilakukan untuk mengakhiri perang antara Azerbaijan dan Armenia, namun perang yang disebabkan oleh masalah Nagorno-Karabakh ini berlanjut dan telah menimbulkan korban nyawa dan materi dari kedua belah pihak.
Ketua Komisi Intelijen, DPR Amerika Serikat, Jumat (23/10/2020) mendesak Gedung Putih untuk mengakui kemerdekaan wilayah yang diperebutkan Armenia dan Azerbaijan yaitu Nagorno-Karabakh.
Seorang juru bicara senior Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran, mengatakan Tehran tidak akan mentolerir setiap ancaman terhadap perbatasan bersama Iran dengan Armenia dan Azerbaijan.
Memasuki hari ke-24 pertempuran Armenia dan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh, kedua negara sampai saat ini sudah mengalami kerugian materi yang tidak sedikit terutama di angkatan udara.
Wakil Presiden Turki mengumumkan kesiapan negaranya untuk mengirim pasukan ke Republik Azerbaijan jika diminta oleh pemerintah Baku.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran terkait pertempuran pasukan Azerbaijan dan Armenia di Nagorno-Karabakh mengatakan, Republik Islam Iran tidak bisa menerima ada kepala yang terpenggal dengan cara-cara yang dilakukan Takfiri di perang ini.
Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani memperingatkan bahwa pertempuran dua negara tetangganya, Azerbaijan dan Armenia, bisa meningkat menjadi perang regional yang lebih luas.
Kementerian Pertahanan Turki menyatakan bahwa Ankara tidak akan tinggal diam dalam menghadapi serangan pasukan Armenia terhadap warga sipil di Azerbaijan.
Pemerintah Azerbaijan memprotes kunjungan seorang anggota Duma Rusia ke daerah konflik Karabakh.