KTT Jeddah; Kehadiran Suriah dan Urgensi Solusi Internal Negara Arab
(last modified Sun, 21 May 2023 03:53:02 GMT )
May 21, 2023 10:53 Asia/Jakarta

KTT Liga Arab ke-32 digelar di Jeddah, Arab Saudi Jumat (19/5/2023) dan dalam statemen akhir pertemuan ini, kembalinya Suriah disambut para anggota.

Selain itu, para peserta juga menekankan pengokohan kerja sama kolektif antara negara-negara Arab serta urgensi solusi internal negara-negara ini, tapi dalam pertemuan ini tidak ada solusi praktis yang diajukan untuk menyelesaikan krisis Yaman, Lebanon, Sudan dan Libya.

KTT ke-32 Liga Arab kali ini dipengaruhi kehadiran Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Setelah 12, tahun, Bashar al-Assad akhirnya menghadiri pertemuan ini dan menggelar sejumlah pertemuan diplomatik. Dalam statemen akhir pertemuan ini, isu Suriah juga menjadi agenda utama. Statemen akhir pertemuan ini, selain sambutan atas kembalinya Suriah, dan dimulai partisipasi delegasi pemerintah Damaskus di berbagai pertemuan Liga Arab serta lembaga di bawahnya, juga ditekankan urgensi penambahan bantuan kepada Suriah supaya negara ini dapat melewati krisis yang ada.

Bashar Assad dan MBS

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Faisal bin Farhan di akhir pertemuan ini mengatakan, "Dalam perspektif Arab Saudi, kondisi yang ada di Suriah tidak boleh berlanjut. Menemukan solusi sejati bagi krisis Suriah hanya mungkin dilakukan melalui kerja sama dengan pemerintah Damaskus."

Isu lain adalah, kehadiran Bashar al-Assad di pertemuan ini menjadi sorotan berbagai media negara dunia. Media-media rezim Zionis Israel dalam laporannya seraya menyinggung kehadiran Assad di KTT Jeddah menekankan bahwa akan lebih akurat untuk mengatakan bahwa Liga Arab telah kembali ke Suriah, bukan sebaliknya.

Selain isu Suriah, isu lain terkait dunia Arab juga dibahas dalam pertemuan Jeddah tersebut. Namun, hasil dari pembicaraan ini lebih dari bagaimana menyelesaikan krisis saat ini di dunia Arab, itu hanya merujuk pada krisis ini dan mengulangi posisi masa lalu. Masalah Palestina dibahas dalam pertemuan ini sementara negara-negara Arab belum mengambil tindakan apapun untuk mendukung Palestina atau mengecam aksi Tel Aviv, setidaknya satu bulan sejak rezim Zionis melancarkan perang terhadap Palestina, menyerang Masjid Al-Aqsa dan meningkatkan kekerasan terhadap warga Palestina.

Terkait krisis Yaman, dalam pertemuan Jeddah, Dewan Kepresidenan Yaman (yang berafiliasi dengan Koalisi Saudi) mendapat dukungan untuk menerapkan keamanan dan stabilitas. Selain itu, juga ditekankan dukungan atas upaya PBB dan negara-negara kawasan untuk menemukan solusi politik komprehensif bagi krisis Yaman. Hal ini mendapat kritikan dari anggota Dewan Tinggi Politik Yaman.

Mohammad Ali al-Houthi dalam tweetnya menyebut isu yang diangkat dalam pernyataan para pemimpin Liga Arab tentang Yaman klise dan ketinggalan zaman. Ia mengatakan, "Ini menunjukkan negara-negara agresor tidak berminat menyelesaikan krisis, dan mereka tidak menginginkan perdamaian."

Sementara terkait krisis Lebanon, sekedar ditekankan pentingnya pemilihan segera presiden dan pembentukan kabinet. Adapun mengenai Libya, ditekankan integrasi angkatan bersenjata Libya dan stabilisasi gencatan senjata di negara ini, dan mengenai Sudan, perlu ditekankan perlunya dialog antara kelompok-kelompok yang berkonflik. Namun demikian, tidak ada solusi praktis yang disajikan untuk masing-masing dari ketiga masalah ini, yang dianggap sebagai salah satu tantangan paling penting di dunia Arab, dan pertemuan Jeddah belum membuahkan hasil apa pun dalam hal ini.

Poin penting dan berbeda dalam pertemuan Jeddah dibandingkan dengan pertemuan tahun-tahun sebelumnya adalah, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, ketika para pemimpin Arab selalu mengambil sikap menentang Iran, dalam pertemuan Jeddah, sambil menghindari pendekatan ini, kesepakatan yang dicapai antara Arab Saudi dan Iran untuk pengaktifan perjanjian kerja sama keamanan dan ekonomi antara kedua pihak disambut dengan baik.

Poin terakhir, pertemuan Jeddah menunjukkan bahwa negara-negara penting Arab berusaha bergerak ke arah stabilitas, ketenangan dan keamanan, serta menghindari segala bentuk ketegangan dan konflik di lingkungan luar mereka. (MF)