Teriakan Mampus Israel Warnai Peringatan Asyura di Bahrain
Rakyat Bahrain dengan menerikkan slogan "mampus Israel" dan "Kami tidak akan menyerah pada kehinaan" di acara duka Imam Husein as, menyuarakan kebenciannya terhadap normalisasi hubungan negaranya dengan rezim Zionis Israel.
Meski pemerintah Al Khalifa selama beberapa tahun lalu menerapkan pembatasan ketat bagi penyelenggaraan acara duka Imam Husein as bulan Muharram di Bahrain, tapi umat Syiah di negara ini dengan bersikeras menyelenggarakan acara ini, memperingati kebangkitan Asyura Huseini. Sisi politik acara duka Imam Husein Syiah Bahrain tahun ini adalah penentangan mereka terhadap normaliasi hubungan dengan rezim penjajah al-Quds. Pemerintah Bahrain pada September 2022 bersama Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani kesepakatan normalisasi hubungan dengan Rezim Zionis Israel di Amerika Serikat.
Rakyat Bahrain menganggap normalisasi hubungan dengan rezim Zionis sebagai penerimaan penghinaan oleh Al-Khalifa. Oleh karena itu, mereka meneriakkan slogan Haihat mi al-dhillah (Kami tidak akan menyerah pada kehinaan) dalam Asyura Hosseini tahun ini. Selain itu, rakyat Bahrain yang selama ini selalu mendukung rakyat Palestina menyatakan dukungannya kepada Palestina dengan menggemakan slogan Mampus Israel, sekaligus mengecam kejahatan rezim ini.
Rakyat Bahrain telah berulang kali menyatakan penentangan dan kemuakan mereka terhadap normalisasi hubungan dengan rezim Zionis dalam tiga tahun terakhir. Meskipun pemerintah Bahrain telah memajukan proses normalisasi hubungan terlepas dari oposisi internal, tampaknya normalisasi hubungan antara rezim Zionis dan Bahrain tidak berjalan seperti yang diharapkan oleh berbagai pihak. Situasi internal yang rapuh di wilayah pendudukan, yang bahkan telah menimbulkan peringatan serius tentang risiko perang saudara, serta berlanjutnya kejahatan rezim terhadap Palestina, adalah dua faktor penting yang mengganggu bahkan merusak proses normalisasi hubungan.
Sekaitan dengan ini, menurut laporan berbagai media Zionis, perjalanan Eli Cohen, Menteri Luar Negeri rezim Zionis ke Manama, yang seharusnya dilakukan minggu depan, telah ditunda. Bahrain menyatakan ketidakhadiran raja di Manama sebagai alasan untuk ini, yang bahkan media Zionis menganggapnya hanya sebagai alasan. Media Zionis, seperti Koran Yediot Aharonot menulis, Bahrain mengumumkan penundaan perjalanan Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen, yang seharusnya memasuki negara itu minggu depan.
Secara resmi, Bahrain membenarkan penundaan tersebut dengan mengatakan bahwa raja tidak akan berada di negara itu minggu depan dan tidak akan dapat bertemu dengan menteri Israel. Surat kabar Zionis ini terus menulis, meskipun demikian, alasan sebenarnya penundaan perjalanan Ben Gvir ke Manama adalah masuknya Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir ke kuil dan halaman Masjid Al-Aqsa, yang dikutuk keras oleh dunia Arab.
Itamar Ben Gvir, menteri keamanan internal Israel pekan lalu bersama ratusan pemukum Zionis menyerbu Masjid al-Aqsa. Berbagai negara Arab termasuk Bahrain memprotes aksi menteri Zionis ini dan mengecamnya.
Jika penundaan kunjungan menteri luar negeri Israel ke Bahrain dikarenakan kecaman atas ulah Ben Gvir ke Masjid al-Aqsa, maka hal itu termasuk jawaban tegas negara-negara Arab dalam mengutuk kejahatan Zionis yang dibarengi dengan slogan Mampus Israel warga Bahraian dalam acara duka Imam Husein. (MF)