Yaman: Tujuan AS di Laut Merah untuk Tutupi Kegagalan Israel
Wakil Perdana Menteri Pemerintahan Penyelamatan Nasional Yaman menekankan bahwa Amerika Serikat berbohong tentang operasi tentaranya yang berupaya memperkuat kehadirannya di kawasan dengan memiliterisasi Laut Merah untuk menutupi kegagalan Israel di Jalur Gaza.
Jalal al-Rowaishan, Wakil Perdana Menteri Pemerintahan Penyelamatan Nasional Yaman Urusan Pertahanan dan Keamanan hari Selasa (9/1/2024) menanggapi pernyataan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tentang Laut Merah dan menilainya sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dunia dari kejahatan rezim Zionis di Jalur Gaza.
"AS sedang mencoba memulai perang di Laut Merah dengan tujuan memperkuat kehadiran militernya di wilayah tersebut dan menutupi kekalahan militer dan politik rezim Zionis," ujar Jalal al-Rowaishan.
Al-Rawaishan menekankan bahwa operasi tentara Yaman di Laut Merah hanya menargetkan kapal rezim Zionis dan kapal-kapal yang menuju Israel yang bertentangan dengan klaim AS dan kebohongannya.
"Dari Jepang hingga Panama, navigasi laut melalui Laut Merah aman untuk semua tujuan internasional, kecuali rezim Zionis," papar Wakil Perdana Menteri Wakil Perdana Menteri Pemerintahan Penyelamatan Nasional Yaman Urusan Pertahanan dan Keamanan.
Pernyataan tersebut dilontarkan setelah Antony Blinken baru-baru ini berupaya menipu opini publik di berbagai negara terkait operasi tentara Yaman melawan rezim Zionis di Laut Merah, dengan mengatakan bahwa serangan Yaman telah merugikan kepentingan puluhan negara di Laut Merah.
Amerika Serikat mengklaim bahwa mereka telah membentuk koalisi angkatan laut untuk melawan operasi tentara Yaman di Laut Merah. Tetapi Prancis, Spanyol dan Italia menolak untuk menyerahkan kapal perang mereka kepada komando Amerika Serikat dengan mengkonfirmasi penarikan mereka dari koalisi tersebut.
Di sisi lain, Organisasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) menulis di jejaring sosial X dengan mengungkapkan, "Kami telah menerima laporan tentang insiden sekitar 50 mil laut sebelah barat pelabuhan Hudaydah (Yaman),".
Organisasi ini menambahkan bahwa laporan tersebut menunjukkan aktivitas sistem udara tak berawak dan respons pasukan koalisi terhadapnya.
Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan korban luka atau kerusakan akibat insiden tersebut.(PH)