Perang Gaza dan Eskalasi Tantangan Internal Israel
(last modified Sat, 20 Jan 2024 04:27:27 GMT )
Jan 20, 2024 11:27 Asia/Jakarta

Berlanjutnya perang rezim Zionis Israel terhadap Jalur Gaza telah meningkatkan tantangan internal rezim ilegal ini.

Perang Gaza telah melewati hari ke-105. Perang tersebut sampai saat ini telah menimbulkan banyak dampak bagi rakyat Palestina, tapi rezim Zionis juga mengalami banyak kerugian. Kerugian tersebut mulai dari ekonomi, sosial, dan politik.

Dari sisi ekonomi, 105 hari perang bagi Israel memiliki biaya yang besar. Dalam laporan terbaru Koran The Economist terkait konsekuensi perang Gaza bagi perekonomian Israel disebutkan, "Perang ini akan memiliki dampak buruk dan merusak hingga bertahun-tahun bagi kondisi pertahanan dan perekonomian rezim Zionis."

The Economist melanjutkan laporannya: “Besarnya kerugian ekonomi akibat perang di Gaza tidak hanya mencapai 4,5 miliar dolar (setara dengan satu persen PDB) pada bulan Desember, tetapi juga penurunan pendapatan pajak sebesar 8 persen pada tahun 2023. "

Tentara Israel

Hal penting lainnya dari sudut pandang ekonomi adalah bahwa dampak perang tidak hanya terkait dengan masa perang saja, tetapi juga pada tahun 2024 dan tahun-tahun berikutnya akan banyak berdampak pada perekonomian rezim ini.

The Economist menulis, "Perekonomian rezim Israel terpaksa menanggung akibatnya bahkan bertahun-tahun setelah perang ini berakhir."

Bank "JP Morgan Chase" baru-baru ini menulis dalam sebuah laporan: "Ukuran perekonomian Israel akan menyusut sebesar 11 persen pada kuartal terakhir tahun ini (2024) karena perang Gaza."

Terakhir kali ukuran perekonomian Israel menyusut adalah pada tahun 2020 dan setelah pandemi Corona.

Beberapa analisis menunjukkan bahwa dampak perang Gaza terhadap perekonomian rezim Israel akan lebih besar dibandingkan dampak negatif virus corona yang mematikan terhadap perekonomian rezim ini.

Sementara itu, dari sisi sosial, bumi Palestina pendudukan menyaksikan aksi demonstrasi keluarga tawanan Zionis menentang kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Keluarga tawanan Zionis hari Rabu (18/1/2024) memblokir jalan utama Ayalon di Tel Aviv sebagai bentuk protes terhadap kurangnya pertimbangan terhadap situasi para tahanan mereka.

Kabinet Netanyahu telah mengambil satu cara untuk membebaskan para tawanan Zionis, dan itu adalah melanjutkan perang melawan Gaza.

Padahal dalam 105 hari terakhir, hanya 70 tahanan Zionis yang dibebaskan, bukan melalui perang.

Faktanya, rezim Zionis tidak berhasil mendapatkan tawanannya melalui perang dan harus menyetujui gencatan senjata sementara selama 7 hari, dan 70 tawanan dibebaskan selama 7 hari tersebut. Saat ini, ketika kabinet perang Israel sedang berusaha mewujudkan kebebasan para tawanan melalui perang, kabinet tersebut bahkan belum mendekati tempat di mana para tawanan ditahan.

Oleh karena itu, dengan menggelar demonstrasi, keluarga para tawanan mengungkapkan keprihatinannya terhadap kesehatan para tawanan dan ketidakpuasan mereka terhadap kinerja kabinet Netanyahu.

Adapun dari sisi politik, selain keretakan antara rakyat dan kabinet Netanyahu semakin besar, permintaan dan tekanan rakyat serta kritikus untuk penggulingan perdana menteri juga kian santer.

Hasil dari perang Gaza adalah kabinet Netanyahu berada dalam posisi paling rentan selama satu tahun lalu. (MF)