Jelang Olimpiade Paris, Israel Bunuhi Atlet Palestina
(last modified Tue, 16 Jul 2024 10:10:28 GMT )
Jul 16, 2024 17:10 Asia/Jakarta
  • Jelang Olimpiade Paris, Israel Bunuhi Atlet Palestina

Otoritas olahraga Palestina melaporkan pembunuhan besar-besaran atlet Palestina oleh rezim Zionis.

Tehran, Parstoday-Ketika para atlet dan pecinta olahraga di seluruh dunia tidak sabar menunggu dimulainya Olimpiade Musim Panas di Paris pada tanggal 26 Juli, rezim Zionis membantai atlet-atlet Palestina di Gaza dalam gelombang kekejaman terbarunya.

Jabriel Al-Rajab, Ketua Komite Olimpiade Nasional Palestina mengumumkan bahwa 400 atlet, pelatih, dan pejabat olahraga Palestina gugur dan terluka sejak dimulainya perang Gaza pada Oktober 2023.

Majid Abu Merahil, seorang pelari maraton Palestina yang berkompetisi di Olimpiade Atlanta, meninggal pada bulan Juni. Ia menderita gagal ginjal hingga akhirnya meninggal akibat hancurnya rumah sakit di Gaza dan kurangnya pelayanan medis.

Federasi Sepak Bola Palestina juga mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa Ahmad Abul-Atta", seorang pesepakbola Palestina, dan keluarganya gugur dalam serangan udara Israel di rumah mereka pada bulan Juni. Dalam penyerangan ini, Abul-Atta yang bermain untuk tim Al-Ahli di Gaza bersama istrinya yang merupakan seorang dokter spesialis dan kedua anaknya gugur.

Selain itu, Hani Mesmeh, wasit internasional Palestina, meninggal pada bulan Juni, satu bulan setelah terluka parah akibat serangan udara Israel.

Kebrutalan Zionis terhadap komunitas olahraga Palestina terjadi ketika Komite Olimpiade Internasional dan federasi olahraga dunia belum mengambil tindakan apa pun untuk mendukung para atlet tersebut.

Sebelumnya, atlet Rusia dilarang mengikuti Olimpiade di bawah bendera Rusia karena perang di Ukraina dan harus mengikuti Olimpiade di bawah bendera Komite Olimpiade.

Sejak 7 Oktober 2023, dengan dukungan penuh negara-negara Barat, rezim Zionis melancarkan pembantaian besar-besaran baru di Jalur Gaza dan Tepi Barat terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya dan tertindas.

Di sisi lain, perlawanan Palestina di Gaza dan kelompok perlawanan lainnya di Lebanon, Irak, Yaman dan Suriah telah mengumumkan bahwa mereka akan membalas kejahatan rezim Zionis tersebut.

Menurut laporan terbaru, lebih dari 38 ribu warga Palestina gugur, dan lebih dari 88 ribu orang terluka sejak dimulainya babak baru serangan rezim Zionis di Gaza pada Oktober 2023.

Struktur rezim Israel didirikan pada tahun 1917 dengan rancangan kolonialisme Inggris dan melalui imigrasi orang-orang Yahudi dari berbagai negara ke tanah Palestina, dan keberadaannya diumumkan pada tahun 1948. Sejak itu, berbagai rencana pembunuhan massal dilakukan dengan tujuan genosida terhadap rakyat Palestina dan perampasan seluruh tanah mereka.

Sejumlah negara, dipimpin oleh Republik Islam Iran menjadi pendukung serius pembubaran rezim kolonial Israel dan kembalinya kaum Yahudi ke negara asalnya.(PH)