Haaretz: Geng Jahat Netanyahu Picu Lebih Banyak Bencana bagi Israel
Sebuah media Ibrani memberitakan kondisi mental Zionis yang bermasalah di bawah bayang-bayang perang yang dilancarkan rezim Israel saat ini.
Tehran, Parstoday- Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh penulis Zionis terkenal Zvi Bariel, surat kabar Ibrani Ha'aretz menyelidiki kondisi psikologis Zionis yang mengerikan di bawah bayang-bayang ketegangan akibat tindakan para pemimpin fasis rezim pendudukan, yang telah membahayakan keberadaan negara tersebut.
Haaretz dalam artikel ini menyatakan bahwa seluruh warga Israel telah melalui lima tahap guncangan psikologis, dan geng jahat yang dipimpin oleh Netanyahu, yang bertanggung jawab atas tragedi 7 Oktober, membawa Israel menuju lebih banyak tragedi.
Dalam artikel ini, Zvi Bareil menyinggungteori psikiater Amerika-Swiss Elizabeth Kubler-Ross tentang lima tahap kerusakan psikologis.
"Ketika seseorang menghadapi musibah, ia melewati lima tahap guncangan psikologis, yaitu tahap penyangkalan, kemarahan, mencoba lari dari kenyataan, depresi dan kemudian menerima kenyataan," tulis Bareil.
Menurut laporan ini, selama setahun terakhir, masyarakat Israel yang berduka sedang mengalami tahap-tahap guncangan psikologis dan telah memasuki tahap menerima kenyataan, yang dianggap sebagai tahap paling berbahaya.
Tampaknya masyarakat Zionis harus terbiasa dengan kehidupan kacau yang mereka alami dan berhenti menunggu kembalinya para tahanan Israel dari Gaza.
"Masyarakat Israel saat ini berada di tengah bencana yang perlahan-lahan mulai terbiasa, rasa takut akan tulang yang terbakar menjalar ke tulang punggung orang Israel dan mengancam mereka akan mati lemas," papar Bareil.
Menurut Zvi Bareil, ketakutan ini bukan disebabkan oleh perang besar di masa depan, melainkan karena Israel masih diperintah oleh geng jahat dan bodoh yang terdiri dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan para menteri kabinetnya, termasuk Itamar Ben Gvir dan Bezalel Smotrich, yang telah berhasil menciptakan bencana sejarah terburuk bagi Israel
Di akhir artikel ini disebutkan bahwa kejahatan para penguasa Israel yang berujung pada bencana Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, inilah yang memungkinkan mereka menciptakan lebih banyak bencana bagi Israel.(PH)