PLO: Negosiasi dengan AS Tidak Mungkin Dilakukan Sekarang
Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Saeb Erekat mengatakan, segala bentuk perundingan dengan Amerika Serikat tidak mungkin dilakukan sebelum dicabutnya keputusan Presiden Donald Trump terkait dengan al-Quds (Jerusalem).
"Untuk mencegah pelanggaran terhadap kepentingan-kepentingan rakyat Palestina, kami tidak akan berunding dengan AS yang telah mengumumkan Baitul Maqdis sebagai ibu kota Israel," kata Erekat dalam wawancara dengan al-Mayadeen, Senin (23/4/2018) sore.
Para pejabat Palestina menyebut rezim Zionis Israel dan presiden AS sebagai pihak-pihak yang menentang ide pembentukan Negara Independen Palestina.
"Semua pemerintah AS mendukung langkah-langkah jahat dan kebijakan ekspansionis Israel. Oleh karena itu, perundingan dengan Washington dengan tujuan mewujudkan cita-cita bangsa Palestina tidak bermakna," imbuhnya.
Sekjen Komite Eksekutif PLO menegaskan, orang yang berhak menentukan nasib al-Quds adalah ratusan ribu penduduk Arab dan Palestina yang tinggal di kota ini.
Erekat lebih lanjut menyinggung penentangan Palestina terhadap mediator AS dalam proses perdamaaian dengan rezim Zionis.
Dia meminta Eropa dan negara-negara anggota BRICS (Rusia, Brasil, India, Cina dan Afrika Selatan) untuk berpartisipasi dalam proses tersebut.
Presiden AS pada tanggal 6 Desember 2017 mengumumkan al-Quds sebagai ibu kota Israel dan memerintahkan pemindahan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke kota tersebut. Keputusan Trump ini telah menuai protes luas dari rakyat Palestina dan berbagai negara dunia. (RA)