Berita Dunia: Iran Kini Mampu Produksi Jet Pribadi; Media AS Diberangus
May 13, 2025 21:29 Asia/Jakarta
Pars Today – Bersamaan dengan kemajuan proyek pembuatan jet pribadi pertama yang sepenuhnya produksi dalam negeri, kini Iran, akan memasuki segelintir negara produsen jet pribadi dunia.
Hossein Shokri, Kepala Pusat Pengembangan Ekonomi Berbasis Sains Dirgantara Iran, mengabarkan kemajuan 60 persen proyek pembuatan pesawat pribadi pertama Iran.
Ia menuturkan, “Sampel-sampel pertama dari berbagai bagian pesawat pribadi ini, termasuk badan pesawat, struktur sayap, dan sistem avionik canggih, sudah dipamerkan.”
Berikut ini sejumlah berita dari Iran, dan beberapa negara dunia lain yang dihimpun oleh Pars Today, dalam seminggu terakhir.
Kelaparan di Gaza: Blokade Ancam Jutaan Nyawa Manusia
Agen Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA, kembali memperingatkan bahaya, dan menuntut pencabutan segera blokade Jalur Gaza.
Setelah 19 bulan perang, pengusiran dan pembatasan ketat terhadap bantuan kemanusiaan, telah menghadapkan penduduk Gaza dengan bahaya serius.
UNRWA melaporkan, banyak keluarga mengalami beberapa kali pengusiran, dan tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan pokok mereka. Anak-anak mengalami gizi buruk akut, beberapa dari mereka bahkan tidak mampu menangis lagi, kondisi yang disebut OXFAM sebagai “bencana kemanusiaan luar biasa”.
Ukraina dan Permainan Rudal Taurus; Jerman di Bawah Tekanan Rusia
Di Eropa, ketegangan terkait perang Ukraina meningkat tajam. Menteri Luar Negeri Jerman, Johann Wadephul, menolak memberikan jawaban tegas soal kemungkinan pengiriman rudal jarak jauh Taurus, ke Ukraina, jika Rusia tak menerima gencatan senjata 30 hari.
Presiden Rusia Vladimir Putin, telah menolak tawaran gencatan senjata, dan mengusulkan perundingan langsung dengan Kiev. Pemerintah baru konservatif Jerman, di bawah Kanselir Friedrich Merz, menggunakan pendekatan berbeda dari pendahulunya Olaf Scholz. Ia mengabarkan kesiapan mengirim rudal dengan koordinasi sekutu-sekutunya.
Kanselir Jerman yang baru memperingatkan jika Presiden Rusia, tidak menerima gencatan senjata, maka Barat, siap untuk menerapkan tekanan lebih besar termasuk menjatuhkan sanksi-sanksi baru. Ia bahkan menyinggung kemungkinan dukungan AS, sejalan dengan maksud Senat untuk meningkatkan tekanan politik.
Perkembangan ini terjadi di saat Ukraina, sudah sekian lama meminta rudal-rudal Taurus untuk memperkuat garis pertahanan mereka. Akan tetapi kekhawatiran masuknya Jerman, ke dalam perang tetap menjadi hambatan besar.
Media-Media AS Diberangus: Gedung Putih Lawan Kebebasan Media
Asosiasi Jurnalis Amerika, mengecam keputusan Presiden Donald Trump, untuk melarang kehadiran media-media besar bereputasi seperti Reuters, Bloomberg, dan Associated Press, di pesawat kepresidenan AS.
Keputusan ini diambil dalam lawatan terbaru Trump ke Asia Barat, dan menurut keterangan Asosiasi Jurnalis Amerika, akses jutaan orang ke berita cepat dan transparan, dibatasi. Langkah ini diambil setelah Gedung Putih kalah dalam kasus hukum melawan Associated Press.
Dalam kasus tersebut, kantor berita Associated Press, menolak untuk mengganti nama Teluk Meksiko, menjadi Teluk Amerika, dan mendapatkan protes keras dari pemerintah Washington.
Gedung Putih, dengan mengubah kebijakan medianya telah mengklasifikasikan wartawan-wartawan kantor berita setara media cetak, dan kehadiran mereka dibatasi. Keputusan ini telah memunculkan kekhawatiran terkait pelanggaran kebebasan media, dan transparansi di pemerintahan baru AS.
Ketegangan India & Pakistan; Bayangan Ancaman Nuklir di Kashmir
Ketegangan India dan Pakistan, kembali meningkat. Perdana Menteri India Narendra Modi, memperingatkan Pakistan, jika serangan terulang, maka New Delhi akan menyerang pangkalan-pangkalan teroris, dan tidak takut dengan ancaman nuklir Islamabad.
Statemen ini keluar setelah pertempuran terbaru di Kashmir, setelah India, mengklaim menyerang fasilitas teroris di wilayah Pakistan, sementara Islamabad membantah klaim New Delhi tersebut.
Setelah empat hari terlibat kontak senjata berat yang menewaskan puluhan warga sipil, kedua negara sepakat gencatan senjata. Dialog militer India dan Pakistan, sudah dimulai untuk menurunkan ketegangan, tapi PM India menekankan perundingan dan teror tidak bisa dilakukan bersamaan.
Peran mediasi AS dan statemen-statemen Cina, untuk menjaga perdamaian di kawasan juga menunjukkan sensitivitas global dari krisis India dan Pakistan ini.
Libya di Tengah Api Perang Saudara; Tripoli Terancam Kacau
Terbunuhnya Abdel Ghani al-Kikli, Komandan Pasukan Pendukung Aparatus, SSA, dalam pertempuran bersenjata, telah menyeret ibu kota negara itu ke dalam kerusuhan.
Pertempuran yang dimaksud terjadi di selatan Tripoli, dan menyebabkan pengosongan bandara internasional Mitiga, dan penangguhan seluruh penerbangan.
Kementerian Dalam Negeri Libya, menghimbau warga negara itu untuk tetap berada di dalam rumah, sementara PBB memperingatkan terus memburuknya situasi di Libya.
Libya, sejak tahun 2011 dilanda instabilitas, dan persaingan di antara kelompok bersenjata untuk merebut kontrol Tripoli, sehingga mengubah kota itu menjadi medan tempur.
Pertempuran terbaru telah meningkatkan kekhawatiran terkait perusakan infrastruktur-infrastruktur vital seperti bandara. Masyarakat internasional mendesak penghentian pertempuran, dan perlindungan keselamatan warga sipil, tapi visi perdamaian di Libya masih tetap suram. (HS)
Tags