KTT Liga Arab di Tunisia dan Persoalan yang Dihadapi
-
Liga Arab.
Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab digelar hari ini, Minggu, 31 Maret 2019 di Tunisia. Dalam KTT ke-30 ini dibahas mengenai beragam masalah penting terutama isu-isu di Timur Tengah.
Persoalan Timur Tengah menjadi isu utama yang mempengaruhi KTT Liga Arab ketimbang isu-isu lainnya. Secara umum, ada tiga tantangan penting yang dihadapi oleh para pemimpin Liga Arab mengenai persoalan di kawasan.
Pemulihan keanggotaan Suriah di Liga Arab menjadi tantangan pertama yang dihadapi organisasi ini sejak beberapa bulan lalu. Keanggotan Suriah di Liga Arab ditangguhkan pada November 2011 atas usulan Qatar, namun pasca delapan tahun krisis Suriah dan kembalinya stabilitas negara ini, mulai dibahas mengenai pemulihan keanggotaan negara Arab itu di Liga Arab.
Upaya telah dilakukan untuk pemulihan keanggotan Suriah di Liga Arab, namun karena syarat-syarat yang diajukan merupakan bentuk campur tangan terhadap urusan dalam negeri Suriah, maka pemerintah Damasukus belum menyetujuinya. Akhirnya, KTT Liga Arab di Tunisia berlangsung tanpa kehadiran perwakilan Suriah.
Surat kabar Qatar, al-Araby al-Jadeed pada Januari 2019 menulis, Arab Saudi mengajukan syarat mengenai pemulihan keanggotaan Suriah di Liga Arab, yaitu Damaskus harus memberikan jaminan atas diakhirinya "pengaruh Iran" di Suriah.
Pemerintah Damaskus menilai syarat yang diajukan Arab Saudi itu sebagai intervensi dalam urusan dalam negeri Suriah, sehingga syarat tersebut harus ditolak. Jelas bahwa para pemimpin Liga Arab masih terpengaruh oleh kebjikan Arab Saudi dan mereka tidak mampu untuk mengambil kebijakan independen terkait dengan dunia Arab. Dominasi Arab Saudi di Liga Arab sangat tampak jelas.
Tantangan kedua yang dihadapi oleh Liga Arab adalah pendekatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri rezim Zionis Israel Benjamin Netanyahu terhadap dunia Arab. Trump dan Netanyahu mengincar tanah-tanah Arab. Tahun lalu, Trump menyerahkan al-Quds kepada Israel, dan bulan ini, Maret 2019, AS juga mengakui kedaulatan rezim Zionis atas Dataran Tinggi Golan Suriah yang didudukinya sejak tahun 1967.
Meski perkembangan tersebut merugikan dunia Arab, namun Liga Arab bahkan tidak menggelar satu sidang darurat apapun untuk mengevaluasi keputusan-keputusan ilegal dan berbahaya Trump. Dalam KTT di Tunisia, Liga Arab diharapkan akan mengeluarkan keputusan tegas dan serius guna menekan rezim Zionis, namun sayangnya tidak demikian. Sikap pasif dan bahkan dukungan implisit dari beberapa anggota Liga Arab kepada keputusan Trump telah membuat falsafah dan kinerja organisasi ini menjadi dipertanyakan.
Tantangan ketiga Liga Arab mengenai isu di Timur Tengah adalah konflik dan ketegangan di antara anggota organisasi ini, terutama antara Qatar dan empat negara anggota Liga Arab: Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir. Konflik ini terjadi sejak 5 Juni 2017.
Pada tanggal tersebut, Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir mengumumkan blokade yang tidak akan dicabut hingga Qatar memenuhi 13 tuntutan, termasuk menutup situs berita al-Jazeera yang berbasis di Doha. Tuntutan lainnya adalah memutus hubungan dengan Iran, menutup pangkalan militer Turki yang dibangun di Qatar dan memutuskan hubungan dengan Ikhwanul Muslimin. Arab Saudi juga menutup perbatasan daratnya dengan Qatar, sementara tiga negara lainnya memberlakukan embargo darat, laut, dan udara.
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud hadir dalam KTT Liga Arab di Tunisia. Ini adalah pertama kalinya selama dua tahun terakhir muncul peluang bagi pemimpin kedua negara untuk duduk bersama dan membicarakan konflik yang masih berlangsung.
Jika ada mediasi, dan Emir Qatar dan Raja Arab Saudi bisa bertemu dan bahkan mencapai kesepakatan untuk mengakhiri konflik, maka ini adalah prestasi penting bagi KTT Liga Arab di Tunisia. Namun sepertinya hal itu sulit terjadi, dan jika benar-benar tidak ada pertemuan antarkeduanya, maka hal ini akan melengkapi rangkaian inefisiensi Liga Arab dan kegagalan KTT organisasi ini di Tunis. (RA)