Tujuan Serangan Netanyahu ke Wilayah Suriah
(last modified Sun, 02 Jun 2019 11:01:01 GMT )
Jun 02, 2019 18:01 Asia/Jakarta
  • Sistem pertahanan udara Suriah mencegat rudal-rudal musuh di atas wilayah Damaskus.
    Sistem pertahanan udara Suriah mencegat rudal-rudal musuh di atas wilayah Damaskus.

Rezim Zionis Israel pada Ahad (2/6/2019) pagi menembakkan beberapa rudal ke pinggiran Damaskus dan pedesaan timur Provinsi Quneitra, Suriah.

Rudal-rudal itu ditembakkan dari arah Golan pendudukan ke pinggiran Damaskus dan berhasil ditangkis oleh sistem pertahanan udara militer Suriah. Jet-jet tempur rezim Zionis kemudian menembakkan beberapa rudal ke timur Quneitra, yang menewaskan tiga tentara Suriah dan melukai tujuh lainnya.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengklaim serangan itu sebagai balasan atas penembakan roket dari Suriah ke Golan. Namun, tidak diragukan lagi bahwa itu hanya sebuah klaim karena sistem pertahanan udara Suriah hanya mencegat rudal yang ditembakkan dari arah Golan pendudukan dan tidak pernah memulai serangan.

Dapat dikatakan bahwa faktor utama agresi terbaru rezim Zionis ke Suriah berhubungan dengan situasi politik yang dihadapi Netanyahu di wilayah pendudukan.

Dia gagal membentuk kabinet setelah batas waktu 42 hari berakhir dan presiden Israel dapat menunjuk orang lain untuk membentuk kabinet. Namun, parlemen Israel (Knesset) memutuskan untuk membubarkan diri dan Netanyahu dapat mempertahankan kekuasaan sampai menunggu hasil baru pemilu dini, yang akan digelar pada September mendatang.

Netanyahu gagal mencapai kesepakatan dengan Avigdor Lieberman dalam membentuk kabinet. 

Setelah Netanyahu gagal membentuk kabinet, surat kabar Haaretz dalam sebuah laporan menulis, "Era Netanyahu telah berakhir dan bahkan dia sendiri mengetahuinya, di mana hitungan mundur sudah dimulai."

Kegagalan membentuk kabinet bukan satu-satunya tantangan yang dihadapi Netanyahu di wilayah pendudukan. Dia juga menghadapi empat dakwaan korupsi dan telah melakukan banyak upaya agar putusan terkait kasus tersebut dikeluarkan setelah kabinet baru terbentuk.

Karena kabinet belum terbentuk, jaksa agung yang mendakwa Netanyahu atas tuduhan korupsi akan mengeluarkan putusan pada Oktober 2019. Sekarang para rivalnya di kancah politik kembali mengangkat kasus korupsi itu.

Koran Haaretz menulis, "Sekutu-sekutu Netanyahu sedang mengupayakan impunitas hukum baginya dan rencananya sebuah RUU impunitas akan diajukan ke parlemen setelah kabinet terbentuk."

Selain itu, arus warga Zionis yang meninggalkan tanah pendudukan meningkat tajam setelah Netanyahu gagal memenuhi janji-janjinya. Di satu sisi, warga Zionis menggelar protes dalam beberapa pekan terakhir atas tingginya inflasi dan harga barang dan di sisi lain, kebijakan kabinet rezim Zionis mendorong kalangan terpelajar meninggalkan tanah pendudukan.

Sekarang tiga hari setelah parlemen bubar, Netanyahu menggelar serangan ke Suriah sebagai upaya untuk mengalihkan parhatian publik dari tantangan di wilayah pendudukan. (RM)

Tags