AS Tanggapi Kemarahan Prancis soal Kontrak Kapal Selam
(last modified Fri, 17 Sep 2021 03:28:40 GMT )
Sep 17, 2021 10:28 Asia/Jakarta
  • Presiden Joe Biden dalam pertemuan virtual dengan PM Australia Scott Morrison dan PM Inggris Boris Johnson, Rabu lalu.
    Presiden Joe Biden dalam pertemuan virtual dengan PM Australia Scott Morrison dan PM Inggris Boris Johnson, Rabu lalu.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan sebelum pengumuman perjanjian baru dengan Australia, para pejabat tinggi AS telah membahas masalah ini dengan mitranya dari Prancis.

“Perjanjian kerja sama di bidang teknologi kapal selam nuklir dengan Australia sudah disampaikan sebelumnya ke Prancis,” kata pejabat tersebut pada Kamis (16/9/2021) seperti dikutip situs Farsnews.

Menurutnya, para pejabat tinggi pemerintah AS melakukan kontak dengan rekan-rekannya di Prancis untuk membahas pakta pertahanan baru sebelum diumumkan.

Namun, juru bicara kedutaan Prancis di Washington mengatakan tidak ada konsultasi mengenai perjanjian tersebut.

Rabu lalu, para pemimpin AS, Inggris, dan Australia mengumumkan sebuah pakta pertahanan baru yang akan membuat Canberra mendapatkan armada kapal selam nuklir, hak istimewa yang diberikan kepada beberapa sekutu Washington.

Setelah bergabung dengan pakta baru ini, Australia memutuskan pembatalan kontrak pembelian kapal selam dari Prancis. Keputusan sepihak ini dikecam oleh Paris.

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian mengatakan kami merasa dikhianati, kecewa, marah atas keputusan Canberra yang membatalkan pembelian kapal selam nuklir.

"Ini adalah tikaman dari belakang. Kami telah menjalin hubungan saling percaya dengan Australia, dan kepercayaan ini dikhianati," tegas Le Drian.

Dia juga mengatakan perilaku pemerintahan Joe Biden telah mengingatkannya pada Trump, yang membuat Eropa jengkel dengan pengambilan keputusan yang tidak terduga. (RM)