Upaya AS untuk Menjustifikasi Kejahatan Israel dan Terus Mengirimkan Senjata
Vedant Patel, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS mengatakan dalam sebuah pernyataan menyebut AS tidak bersedia meminta pertanggungjawaban sekutu kriminalnya dan hanya mengklaim mendukung hak asasi manusia.
Menurutnya, Israel tidak melanggar hukum kami mengenai bantuan kemanusiaan ke Gaza. Meskipun Amerika telah memberikan waktu satu bulan kepada rezim Zionis untuk memperbaiki situasi kemanusiaan dan mengirim bantuan ke Gaza,
Patel mengklaim, Penilaian kami tidak menunjukkan tanda-tanda pelanggaran hukum Amerika oleh Israel.
Hal ini terlepas dari kenyataan bahwa setelah surat sebulan yang lalu, Antony Blinken, Menteri Luar Negeri dan Lloyd Austin, Menteri Pertahanan Amerika Serikat kepada rekan-rekan Zionis mereka di media, yang isinya secara eksplisit memberi waktu kepada Tel Aviv selama sebulan untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan di Gaza dengan memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan, tapi dengan tidak terealisasinya masalah ini, AS ternyata menolak mengambil keputusan terhadap Tel Aviv.
Dalam surat formalitas Blinken kepada Israel sebulan lalu, ia secara eksplisit meminta kedatangan 350 truk setiap hari yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Sementara menurut UNRWA, pada sebagian hari jumlah bantuan kemanusiaan ke Gaza bahkan kurang dari 10 truk.
Terkait hal ini, situs berita Axios menulis, Washington tidak berniat menghukum rezim Zionis karena kondisi kemanusiaan di Gaza.
Dua sumber informasi yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan kepada Axios, Blinken pada akhirnya menolak penghentian pengiriman senjata ke Israel karena kurangnya perbaikan dalam kondisi kemanusiaan di Gaza.
Keputusan pemerintah AS, sebagai sekutu utama Israel dan penyedia senjata terbesar serta bantuan militer lainnya, meskipun organisasi kemanusiaan internasional menyatakan bahwa Israel belum memenuhi tuntutan Washington untuk menyetujui pengiriman lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Menurut para ahli, surat Blinken sebulan lalu ditujukan untuk mempengaruhi pemilih Amerika.
Pada akhirnya, Kamala Harris, Wakil Presiden Biden dan kandidat dari Partai Demokrat, kalah dari Trump di 7 negara bagian utama. Kurangnya dukungan Muslim di negara bagian Michigan menjadi salah satu alasan kekalahan Harris di negara bagian tersebut.
Meskipun Amerika Serikat memberikan dukungan politik dan militer yang luas kepada rezim Zionis dan penolakan rezim ini untuk menerima tuntutan masyarakat internasional, termasuk permintaan Amerika Serikat untuk melakukan gencatan senjata dalam perang Gaza atau setidaknya menyediakan bantuan kepada masyarakat Gaza, terutama di Gaza utara, tapi pemerintahan Biden dan para pejabat senior Amerika hanya mengeluarkan peringatan yang tidak efektif kepada Tel Aviv dan tidak menggunakan tekanan politik dan keuangan untuk memaksa Israel menghentikan perang di Gaza atau memaksanya memberikan bantuan bagi masyarakat Gaza utara, yang telah dikepung tentara Israel selama beberapa bulan.
Tindakan maksimal Washington dalam hal ini hanya memberi peringatan yang disampaikan menteri Muar Legeri dan Pertahanan AS kepada rekan-rekan Israel mereka dan mengancam untuk berhenti mengirimkan senjata, yang merupakan ancaman kosong dan tidak dilaksanakan.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengumumkan bahwa bantuan belum tiba di Gaza selama lebih dari dua minggu.
Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan pada hari Senin (11/11) bahwa serangan udara 10 hari oleh rezim Zionis di Gaza utara, yang menyebabkan puluhan ribu warga sipil terperangkap dalam ketakutan tanpa makanan dan air.
Kantor PBB mengatakan, Mengingat meningkatnya kekerasan di Timur Tengah, tampaknya militer Israel berusaha untuk sepenuhnya memblokir Gaza utara dari wilayah lainnya, dan melancarkan permusuhan dengan mengabaikan nyawa dan keselamatan warga sipil Palestina.
Kelanjutan dukungan militer dan senjata AS kepada rezim Zionis dan klaim tidak adanya pelanggaran hukum AS di bidang bantuan kemanusiaan oleh rezim ini terjadi ketika di dalam AS terjadi protes yang meluas dari masyarakat, terutama pelajar dan bahkan anggota dan pegawai lembaga federal seperti Kementerian Luar Negeri dan Keamanan Dalam Negeri, serta para elit dan pemikir terkait dukungan pemerintahan Biden terhadap Israel, tapi Gedung Putih masih tetap melanjutkan kebijakan mempersenjatai rezim Zionis.(sl)