Amerika Tinjauan dari Dalam 20 November 2021
(last modified Sat, 20 Nov 2021 08:26:07 GMT )
Nov 20, 2021 15:26 Asia/Jakarta
  • Kongres AS
    Kongres AS

Dinamika Amerika Serikat selama beberapa hari terakhir diwarnai berbagai isu di antaranya tudingan Kongres AS mengenai Cina kesiapan Beijing melancarkan serangan militer ke Taiwan.

Selain itu, Pentagon mengklaim helikopter Iran mendekati kapal perang AS di Laut Oman, laporan QIRS mengenai perang Yaman tak mungkin tanpa dukungan AS, klaim Trump bahwa tiga tahun lagi warga AS tak akan punya negara, dan laporan NYT bahwa militer AS menutupi serangan udara 2019 di Suriah.

 

 

Kongres AS Tuding Cina Siap Lancarkan Serangan Militer ke Taiwan

Kongres Amerika Serikat dalam laporannya mengklaim bahwa Cina saat ini tengah meningkatkan kemampuan militernya untuk bersiap melancarkan serangan militer ke Taiwan.

The Washington Times, Kamis (18/11/2021) mengabarkan, laporan tahunan komisi khusus Cina di Kongres AS menyebutkan, seiring dengan meningkatnya kemampuan rudal, dan angkatan lautnya, ditambah kebuntuan perundingan Cina-Taiwan, militer Cina sekarang punya kemampuan melancarkan serangan total ke Taiwan.

Menurut komisi khusus Cina di Kongres AS, militer Cina sedang meningkatkan kemampuan tempurnya, dan sudah memiliki kemampuan menyerang Taiwan secara militer.

Komisi ini mengumumkan, "Amerika Serikat secara mandiri juga mampu untuk mencegah langkah militer Cina terhadap Taiwan."

Cina sejak beberapa tahun lalu sudah mulai meningkatkan jumlah rudal jarak menengahnya dari 30 hingga 300 unit, dan rudal-rudal ini diduga bisa menjangkau Taiwan.

 

John Kirby

 

Pentagon: Helikopter Iran Dekati Kapal Perang AS di Laut Oman

Juru bicara Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon mengatakan, helikopter Iran mendekat ke kapal perang AS, USS Essex hingga jarak sekitar 23 meter.

Dikutip Reuters, Selasa (16/11/2021), Pentagon mengumumkan, satu unit helikopter Angkatan Laut Iran mendekat ke sebuah kapal perang AL Amerika Serikat di Laut Oman, dan tiga kali mengitari kapal perang itu.

John Kirby, Jubir Pentagon tanpa menyinggung waktu atau tempat pasti kejadian menjelaskan, "Helikopter Iran mendekat ke kapal perang USS Essex hingga jarak sekitar 23 meter."

Ia menambahkan, "Ini merupakan aksi yang berbahaya, karena mungkin saja berujung dengan kesalahan kalkulasi."

Situs berita AS, Axios mengabarkan, helikopter Iran terbang ke dekat kapal perang USS Essex hingga 23 meter di Teluk Persia. John Kirby menyebut helikopter Iran itu terbang sampai ketinggian tiga meter di atas permukaan laut.

 

Pasukan Saudi di Yaman

 

QIRS: Perang Yaman Tak Mungkin Tanpa Dukungan AS

Sebuah lembaga think tank Amerika Serikat dalam laporannya mengulas peran aktif Washington dalam berlanjutnya perang dan blokade Yaman. Menurutnya, pemerintah Presiden Joe Biden tidak menepati janjinya untuk mengakhiri perang ini.

Quincy Responsible Statecraft, Senin (15/11/2021) dalam artikel yang ditulis Marcus Stanley mengatakan, peran AS dalam perang Yaman masih berlanjut meski telah berlalu tiga tahun sejak Kongres pada tahun 2019 mengeluarkan keputusan untuk mengakhiri perang tersebut.

Menurut lembaga think tank AS ini, agresi militer pemerintah Arab Saudi ke Yaman tidak akan bisa berlanjut secara aktif tanpa dukungan AS, terutama bahwa Washington sejak awal perang sudah memainkan peran sentral.

Di sisi lain, imbuhnya, pemboman dan blokade Yaman serta pelarangan masuk bahan bakar ke negara ini, tidak mungkin dilakukan tanpa bantuan logistik AS terhadap Angkatan Udara Arab Saudi.

"Kongres AS beberapa kali mengakui keterlibatan negara ini dalam perang Yaman, dan korban jiwa yang begitu besar, lalu berusaha membatasi atau menghentikan keterlibatan ini," pungkasnya.

 

Donald Trump

 

Trump: Tiga Tahun Lagi Kita Tak akan Punya Negara

Mantan Presiden Amerika Serikat mengatakan negaranya menjadi bahan olok-olok dunia, dan saat ini ia tidak berpikir untuk menang dalam pemilu presiden tahun 2024, karena dalam tiga tahun ke depan AS akan hilang.

Donald Trump dalam wawancara dengan Newsweek, Rabu (17/11/2021) menuturkan, "Saat ini saya tidak memikirkan kemenangan dalam pilpres 2024, karena kita tidak akan punya negara lagi dalam tiga tahun ke depan."

Ia menambahkan, "Banyak orang baik berkata kepada saya, lupakan pilpres 2020. Anda akan menang, dalam jajak pendapat Anda unggul, Anda akan menang, saya katakan kita tidak akan punya negara lagi tiga tahun ke depan."

Trump menjelaskan, "Orang ini (Joe Biden) melakukannya dalam sembilan bulan, ia menghancurkan negara kita. Saya katakan, pertahankan AS supaya tetap hebat, tapi AS tidak hebat. AS bahkan jadi bahan tertawaan di seluruh dunia."

 

 

NYT: Militer AS Menutupi Serangan Udara 2019 di Suriah

Militer Amerika Serikat menutupi serangan udara 2019 di Suriah yang menewaskan sedikitnya 64 wanita dan anak-anak, yang kemungkinan adalah kejahatan perang, dalam dua serangan udara berturut-turut terhadap target Daesh, menurut sebuah laporan baru yang dirilis oleh New York Times.

Tanpa peringatan, sebuah jet serang F-15E Amerika melesat dengan bidang penglihatan definisi tinggi drone, menjatuhkan bom seberat 500 pon ke kerumunan, dan menelan merekaa dalam ledakan yang menggetarkan. Saat asap menghilang, beberapa orang terhuyung-huyung mencari perlindungan. Kemudian sebuah jet yang melacak mereka menjatuhkan satu bom seberat 2.000 pon, lalu bom yang lain, sehingga menewaskan sebagian besar dari yang selamat.

Pemboman itu terjadi di dekat kota Baghouz di provinsi timur Suriah, Deir az-Zour pada 18 Maret tahun itu.

"Siapa yang menjatuhkan itu?" Dua orang yang mengecek pembicaran mengingatkan bahwa seorang analis yang bingung mengetik pada sistem obrolan aman yang digunakan oleh mereka yang memantau drone. Yang lain menjawab, “Sejauh ini kami telah membunuh 50 wanita dan anak-anak.”

Komando Pusat AS baru-baru ini mencoba untuk membenarkan genangan darah itu dengan menyebutnya "pertahanan diri yang sah".

Militer AS membuat langkah-langkah yang menyembunyikan serangan mematikan dengan jumlah korban tewas yang diremehkan, laporan ditunda, dibersihkan, dan dirahasiakan.

Pasukan AS bahkan sampai menghancurkan lokasi serangan dengan bulldozer. Serangan Baghuz tidak pernah diakui secara publik oleh AS, meskipun fakta bahwa penyelidikan menunjukkan bahwa pejabat militer Amerika segera mengetahui jumlah korban tewas.(PH)

   

     

 

 

Tags