Mengapa Putin Kembali Memperingatkan NATO ?
(last modified Mon, 17 Jan 2022 01:49:56 GMT )
Jan 17, 2022 08:49 Asia/Jakarta

"Tidak ada ruang bagi Moskow untuk mundur dalam hal ini," ungkap Presiden Rusia Vladimir Putin kepada televisi Russia 1 pada hari Sabtu (16/01/2022) tentang ekspansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke Timur dan pembicaraan Rusia dengan NATO dan Amerika Serikat. Dia juga memperingatkan bahwa jam khusus Kremlin akan menghitung tanggal penawaran Rusia.

Pada 17 Desember 2021, Rusia mengirim surat ke Amerika Serikat dan NATO yang mengandung usulan negara ini bagi pemberian jaminan hukum-keamanan terkait langkah-langkah NATO dan permintaan agar mencegah perluasan pakta pertahanan ini serta tidak menempatkan fasilitas dan persenjataan mereka berdekatan dengan perbatasan Rusia.

NATO dan Rusia

Hal ini telah dibahas pada Dialog Keamanan Strategis Rusia-AS pada 10 Januari 2022, pertemuan Dewan NATO-Rusia pada 12 Januari dan pertemuan Dewan Tetap Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama 13 Januari. Namun, hasil semua pembicaraan ini negatif, dan perselisihan dan ketegangan kedua pihak belum terselesaikan.

Perselisihan utama Rusia dengan NATO dan Amerika Serikat terletak pada dua masalah utama. Upaya NATO untuk memperluas keanggotaannya ke Timur dan penekanannya pada penempatan militer di dekat perbatasan barat Rusia.

Baca juga: UE Kembali Mengancam Rusia dengan Lebih Banyak Sanksi

Meskipun pembicaraan baru-baru ini di Dewan Rusia-NATO, pejabat senior organisasi militer Barat ini terus menekankan perlunya Ukraina dan Georgia untuk bergabung dengan NATO, yang dalam pandangan Moskow, merupakan ancaman langsung bagi keamanan nasional Rusia.

Dalam pernyataan terakhirnya, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada hari Sabtu (16/01) bahwa aliansi militer ini telah memutuskan pada tahun 2008 bahwa Ukraina dan Georgia harus bergabung dengan NATO, tetapi tidak menentukan kapan.

"Kami sedang mengevaluasi tindakan Barat dan Rusia siap untuk setiap perubahan yang mungkin timbul dari bergabungnya Ukraina dengan NATO," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

Pada saat yang sama, NATO menginginkan dua negara Eropa utara, Finlandia dan Swedia, untuk bergabung dengan organisasi militer ini sesegera mungkin untuk memblokade Rusia di Eropa.

"Tidak ada ruang bagi Moskow untuk mundur dalam hal ini," Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada televisi Russia 1 pada hari Sabtu (16/01/2022) tentang ekspansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke Timur dan pembicaraan Rusia dengan NATO dan Amerika Serikat. Dia juga memperingatkan bahwa jam khusus Kremlin akan menghitung tanggal penawaran Rusia.

"Pintu selalu terbuka bagi Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO, dan dalam waktu dekat kedua negara dapat bergabung dengan NATO," kata Anders Fogh Rasmussen, mantan Sekretaris Jenderal NATO.

Hal ini memicu reaksi negatif dari Moskow. Kementerian Luar Negeri Rusia baru-baru ini memperingatkan bahwa kemungkinan Swedia dan Finlandia bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan memiliki konsekuensi politik dan militer yang serius dan tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa jawaban oleh Moskow.

Di sisi lain, dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan militer antara Rusia di satu sisi dan Amerika Serikat dan NATO di sisi lain di Eropa Timur, terutama di Ukraina, telah memuncak, dan organisasi militer Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat ini dengan dalih Rusia berniat untuk menyerang Ukraina, terus-menerus mengancam Moskow.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan pada hari Sabtu (16/01) bahwa setiap agresi Rusia lebih lanjut terhadap Ukraina akan memiliki konsekuensi yang cepat, parah dan terkoordinasi.

Baca juga: AS Siapkan 18 Skenario untuk Tanggapi Rusia

Amerika Serikat, bersama dengan Uni Eropa, telah menyatakan bahwa jika Rusia menginvasi Ukraina, Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa akan memberi balasan, termasuk sanksi ekonomi dan keuangan dalam skala yang jauh lebih besar daripada tahun 2014 ketika Krimea bergabung dengan Rusia.

Para pejabat AS telah memperingatkan bahwa ruang lingkup sanksi tergantung pada substansi dan bentuk invasi Rusia.

Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland

"Komitmen kami, bersama dengan sekutu kami adalah jika Rusia melakukan ini dengan cara apa pun, kami akan mengambil tindakan tegas terhadapnya," kata Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland.

Bagaimanapun, sikap tidak konstruktif dan agresif NATO dan Amerika Serikat terhadap Moskow serta tuntutan keamanannya telah meningkatkan kemungkinan konfrontasi militer Rusia dengan NATO di Eropa, yang akan membahayakan keamanan Eropa dan dunia.