Ledakan di Selatan Thailand
Pejabat Thailand mengumumkan terjadi ledakan bom hari Rabu (17/8/2022) di negara ini yang sedikitnya menciderai tujuh orang.
Serangan hari ini terjadi setelah awal tahun ini pemerintah Thailand memulai kembali perundingan dengan kelompok separatis Barisan Revolusi Nasional (BRN) setelah dua tahun terhenti akibat pandemi Corona.
Organisasi Pembebasan Pattani yang di akhir perundingan terpinggirkan, di bulan Ramadan mengaku bertanggung jawab atas insiden ledakan bom di Thailand. Meski demikian pemerintah Thailand mengaku siap untuk berunding dengan seluruh kelompok. Pemimpin kelompok ini saat diwawancarai wartawan Reuters mengatakan, ledakan bom hari ini tidak ada kaitannya dengan kelompoknya.
Menurut laporan IRNA, polisi dan militer Thailand di statemennya menyatakan, ledakan dan serangan bom terjadi tengah malam di toko dan bom bensin di tiga provinsi negara ini.
Sampai saat ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Provinsi-provinsi selatan Thailand telah mengalami pemberontakan selama beberapa dekade, dan pemerintah Thailand selalu berusaha untuk berurusan dengan kelompok-kelompok bayangan yang mencari kemerdekaan dari Thailand di provinsi Pattani, Yala, Narathiwat, dan sebagian Songkhla.
Kekerasan dan bentrokan di Selatan sejak tahun 2004 telah menewaskan lebih dari 7.300 orang.
Meski ada perundingan damai yang dimulai sejak tahun 2013 sampai kini tapi, berulang kali mengalami gangguan. (MF)