Inflasi di Turki Terus Meroket
Inflasi di Turki menembus nilai 85,51 persen dengan berlanjutnya penurunan suku bunga bank di negara ini.
Selama beberapa bulan terakhir, orang-orang Turki menghadapi krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menurut statistik terbaru di Turki, nilai lira terus mengalami tren penurunan.
Krisis ekonomi telah menyebar di Turki dan pemerintah negara ini harus merogoh puluhan miliar lira bunga tambahan untuk mengendalikan depresiasi nilai tukar lira terhadap dolar.
Bank Sentral Turki hari Kamis (3/11/2022) telah mengurangi bunga deposito dari 12 persen menjadi 10,5 persen untuk ketiga kalinya di bulan lalu.
Setelah itu, inflasi Turki pada September sebesar 83,45 persen, dan kini telah mencapai 85,51 persen, yang menunjukkan nilai inflasi tertinggi di Turki sejak 1997.
Sementara itu, beberapa pihak meragukan statistik resmi yang dikeluarkan pemerintah Turki. Lembaga penelitian di Turki, ENAG mengumumkan rata-rata inflasi tahunan barang-barang konsumen di negara ini pada bulan Oktober sebesar 185,34 persen.
Kenaikan harga setahun sebelum pemilihan presiden dan parlemen Turki dapat mencegah Recep Tayyip Erdogan kembali menjabat sebagai presiden Turki.
Pemilu presiden dan parlemen Turki akan diadakan pada Juni 2023, dan jajak pendapat menunjukkan bahwa dukungan terhadap Erdogan menurun.
Penurunan suku bunga yang tidak biasa yang dilakukan tahun lalu di bawah tekanannya menjadi faktor utama inflasi di Turki.(PH)