Saat AS Kembali Tekankan Dukung Kerusuhan di Iran
(last modified Tue, 08 Nov 2022 12:13:36 GMT )
Nov 08, 2022 19:13 Asia/Jakarta
  • Jubir Kemlu AS, Ned Price
    Jubir Kemlu AS, Ned Price

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price kembali menekankan dukungan terhadap kerusuhan di Iran dan menolak peran Washington di kerusuhan ini.

Price terkait klaim Presiden AS, Joe Biden dan intervensi nyatanya di urusan internal Iran yang mendorong Gedung Putih mundur, mengkalim bahwa Biden di statemennya mengacu pada perasaan yang kami miliki sejak awal protes ini di Iran, yaitu, mengekspresikan solidaritas dengan para pengunjuk rasa.

Pejabat Amerika ini seraya mengakui bahwa "Kami sejak hari pertama telah menyuarakan dukungan kami", menolak peran Amerika selama kerusuhan di Iran. Price mengingkari intervensi Amerika dan peran anasir asing di kerusuhan ini dan mengklaim peran Amerika hanya memaksa penindas dan mereka yang memperlakukan orang dengan kekerasan serta memutus internet untuk bertanggung jawab. Padahal peran langsung Washington dalam mendukung perusuh tidak dapat dipungkiri. Mantan penasihat keamanan nasional Amerika di masa pemerintahan Donald Trump dan sosok yang memiliki pendekatan permusuhan dan haus perang terkait Iran, seraya mengaku optimis perubahan sistem di Iran mengatakan bahwa oposisi Iran mulai mempersenjatai diri.

Presiden AS Joe Biden

Penekankan kembali Amerika dalam mendukung kerusuhan di Iran sebagai bentuk kebijakan intervensif Washington yang menjadi salah satu indikasi utama kebijakan luar negeri Amerika. Melatusnya kerusuhan terbaru di Iran dengan dalih kematian Mahsa Amini kembali mendorong Washington memanfaatkannya sebagai peluang untuk mengintervensi urusan internal Iran dan juga memprovokasi lebih besar kerusuhan.

Amerika Serikat dengan mengiming-imingi janji seperti pencabutan sanki dunia maya dan internet, serta sikap intervensifnya, beranggapan mampu mengobarkan lebih besar kerusuhan ini. Joe Biden sejak berkuasa tetap melanjutkan kampanye tekanan maksimum, meski hal ini tidak selaras dengan slogan-slogannya, serta terkadang menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran dengan berbagai alasan. Amerika kini dengan dalih kerusuhan di Iran, secara resmi meninggalkan perundingan Wina dan menekankan dukungan kepada para perusuh.

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian di akun Twitternya menjawab statemen terbaru Biden terkait Iran dan menulis, "Tuan Biden, hentikan perilaku munafik dan dukungan terhadap Daesh (ISIS)." Gedung Putih yang selama kerusuhan terbaru di Iran menebar kerusuhan dan teror, juga berusaha untuk menghentikan kesepakatan nuklir. Joe Biden dalam intervensi nyata di urusan internal Iran, selama kampanye pemilu sela Kongres negara ini dan ketika media-media Amerika meragukan kesehatan mentalnya, dengan janji membebaskan Iran mengklaim bahwa kaum oposisi akan segera berhasil  membebaskan diri.

Washington sejak meletusnya kerusuhan terbaru di Iran, bukan saja berulang kali menunjukkan sikap interensifnya terhadap Iran, bahkan menjatuhkan sanksi terhadap pejabat dan lembaga Iran. Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi seraya menggulirkan pertanyaan kepada pejabat Amerika yang beberapa kali ingin menguji Iran dan rakyat Iran, mengapa mereka tidak mengambil pelajaran dari pengalaman gagal mereka, mengatakan, Amerika berpikir bahwa versi seperti yang mereka terapkan di negara-negara seperti Suriah, Libya dan beberapa negara dan wilayah lain juga dapat diterapkan di Iran; Ini adalah ilusi.

Amerika sebagai pemimpin blok Barat bukan saja mengejar pendekatan pemiskinan dan kerusuhan, yakni mengobarkan instabilitas sosial melalui tekanan ekonomi kepada Iran dalam bentuk kampanye maksimum sejak pemerintahan Trump, bahkan ketika menemukan alasan untuk mengintervensi urusan internal di Iran seperti kerusuhan Oktober 2019 dengan alasan kenaikan bensin atau kerusuhan tahun 2009 dengan alasan protes hasil pemilu presiden, negara ini mengerahkan segenap upayanya untuk memprovokasi dan mendukung para perusuh atau mereka yang mengobarkan kekerasan atau merusak properti publik.

Poin yang luar biasa adalah Amerika Serikat yang lebih dari 40 tahun menjatuhkan sanksi kepada Iran dan melalui kampanye takanan maksimum menjatuhkan sanksi paling zalim kepada rakyat Iran, kini mengklaim bersimpati kepada rakyat Iran. (MF)

 

Tags