Turki Kerahkan 28 Ribu Tentara ke Wilayah Gempa
Departemen Dalam Negeri Turki menyatakan, 18 ribu pasukan gendarmerie dan 10 ribu polisi dikerahkan ke wilayah gempa di selatan negara ini.
Gempa bumi berkekuatan 7,8 skala richter mengguncang selatan Turki dan utara Suriah pada hari Senin (6/2/2023), dan kemudian disusul gempa lain berkuatan 7,6 skala richter. Bencana ini menimbulkan korban jiwa dan kerugian materi yang besar di kedua negara ini.
Pemerintah, organisasi penyelamatan dan bangsa Iran menyatakan kesiapannya untuk memberi bantauan kepada korban gempa di Turki dan Suriah.
Sekaitan dengan ini, Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi hari Selasa dalam kontak telepon dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan seraya mengungkapkan simpati kepada pemerintah dan bangsa negara ini akibat bencana gempa bumi, juga menyatakan kesiapan Iran untuk memberi bantuan segera kebutuhan regu penyelamat Turki.
Sementara itu, Erodgan dalam kontak telepon ini seraya memuji dan berterima kasih atas niat baik serta ucapan simpati presiden Iran kepada pemerintah dan rakyat Turki mengatakan, ini merupakan gempa terbesar di Turki selama 50 tahun terakhir.
Menurut laporan Anadolu, Menteri Dalam Negeri Turki, Süleyman Soylu Selasa (7/2/2023) dalam sebuah konferensi pers seraya membenarkan bahwa negara ini menghadapi bencana terbesar dalam sejarah Turki, mengungkapkan, pemerintah memobilisasi seluruh kapasitas yang dimilikinya, dan memanfaatkannya untuk memberi pelayanan kepada korban gempa, selain itu, operasi pencarian korban yang masih tertimbun di reruntuhan bangunan terus berlanjut.
Sebelumnya, Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) menyatakan bahwa ratusan ribu korban gempa di negara ini ditempatkan di gedung olah raga, gedung pemerintah dan kemah-kemah.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Turki, Fahrettin Koca dalam sebuah konferensi pers menyebutkan jumlah terbaru korban meninggal akibat gempa bumi di negara ini mencapai 5.434 orang dan korban terluka mencapai lebih dari 20 ribu orang. (MF)