Jepang Siap Dukung Dekarbonisasi ASEAN
Jepang menjanjikan dukungan keuangan dan teknologi untuk membantu Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mempercepat upaya dekarbonisasi ekonomi dan memerangi perubahan iklim.
Jepang berharap menjadi ekonomi hidrogen terdepan di dunia untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil tradisional yang mencemari lingkungan, seperti batu bara dan minyak.
Sebagai ketua G7 tahun ini, Jepang akan mengadakan pertemuan tingkat menteri tentang iklim, energi, dan lingkungan di Sapporo pada 15-16 April 2023, untuk mendorong gerakan yang disebut sebagai transisi energi realistis.
Pertemuan tingkat menteri itu akan dilangsungkan menjelang KTT G7 di Hiroshima pada 19-21 Mei 2023.
"Jepang akan memimpin dalam memberikan dukungan di bidang keuangan, teknologi, dan sumber daya pribadi untuk membantu dekarbonisasi Asia," kata Menteri Perindustrian Yasutoshi Nishimura dalam pertemuan pertama tingkat menteri Asia Zero Emission Community (AZEC), Sabtu.
AZEC diusulkan oleh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida tahun lalu dengan tujuan untuk berbagi filosofi soal mendorong dekarbonisasi di negara-negara Asia dan bekerja sama untuk memajukan transisi energi.
Pada pertemuan yang dihadiri oleh beberapa anggota ASEAN dan Australia, Nishimura mengatakan dorongan untuk kerja sama akan mencakup antara lain bidang energi terbarukan, gas alam, hidrogen, dan amonia.
AZEC, dalam pernyataan bersama, menyerukan kelompok tersebut untuk mendukung investasi secara finansial dalam infrastruktur dekarbonisasi dan penciptaan rantai pasokan energi bersih.
"Karena banyak negara telah menyatakan keinginan untuk mendapat dukungan dari Jepang, kami ingin mengambil kepemimpinan kuat dalam mendukung mereka di bidang teknologi, keuangan, termasuk investasi dari sektor swasta, dan pengembangan sumber daya manusia," kata Nishimura.
Para anggota AZEC, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, dapat mempertimbangkan untuk membuat rencana induk hidrogen dan amonia di Asia sebagai langkah berikutnya.
Sebagai langkah nyata pertama di bawah AZEC, perusahaan Jepang, termasuk Iwatani Corp dan Electric Power Development, telah sepakat untuk bersama-sama menciptakan rantai pasokan hidrogen pertama Jepang.
Rantai pasokan itu dijalin antara Negara Bagian Victoria, Australia, dan Kawasaki, sebuah kota industri dekat Tokyo, untuk memajukan transisi energi ke masyarakat yang lebih bersih.
Jepang akan menekankan pentingnya investasi dalam gas, gas alam cair, serta hidrogen dan amonia selama kepresidenannya di G7 tahun ini, serta tetap menjaga pemanfaatan energi bersih untuk memenuhi target netral karbon 2050.(PH)