Rusia Tingkatkan Perdagangan Luar Negeri Rusia dengan Mata Uang Nasional
Bank Sentral Rusia mengumumkan bahwa transaksi perdagangan internasional negara itu sebagian besar dilakukan dalam mata uang nasional, termasuk rubel.
Di tengah sanksi Barat yang ekstensif terhadap Rusia dengan dalih perang di Ukraina, Moskow mengurangi hubungan komersial dan budaya dengan Barat, dan menjalin hubungan dekat dengan Cina, India, dan negara-negara sahabat.
Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin sebelumnya mengatakan bahwa hampir tiga perempat transaksi antara Moskow dan Beijing saat ini dilakukan dalam mata uang rubel atau yuan.
Elvira Nabiulina, Direktur Bank Sentral Rusia hari Jumat (9/6/2023) mengatakan, "Sejak bulan lalu, 41% ekspor Rusia dibayar dalam rubel,"
"Eksportir di Rusia mampu menjual 78% dari pendapatan devisa mereka pada Januari hingga April," ujarnya
Moskow telah berulang kali menyatakan bahwa mereka menganggap dolar dan euro tidak dapat dipercaya karena dianggap tidak aman untuk digunakan dalam transaksi lintas batas disebabkan sanksi Barat atas konflik di Ukraina.(PH)