Aug 13, 2023 11:07 Asia/Jakarta

Mesir telah menolak permintaan Washington untuk mengirim senjata ke Ukraina karena berusaha untuk tetap netral dalam Perang Ukraina.

Menurut laporan Wall Street Journal, para pejabat Mesir telah mengabaikan permintaan berulang kali dari Amerika Serikat dalam beberapa bulan terakhir untuk memproduksi peluru artileri dan senjata lain yang diperlukan untuk serangan balasan Kiev terhadap pasukan Rusia di wilayah Donbas.

Washington telah meminta Mesir untuk menyediakan artileri, rudal anti-tank, sistem pertahanan udara, dan senjata ringan ke Ukraina.

Artileri 155 mm

Permintaan ini diajukan dalam beberapa kasus, termasuk pertemuan antara Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Presiden Mesir Abdul Fattah as-Sisi di Kairo pada bulan Maret.

Meskipun pihak Mesir belum secara pasti menolak permintaan ini dalam pembicaraan dengan pejabat Amerika, tetapi para pejabat Mesir mengatakan di kalangan internal bahwa Kairo tidak memiliki rencana untuk mengirim senjata ke Ukraina.

Washington rupanya masih belum menerima pesan tersebut.

Jared Malsin, seorang pakar dan jurnalis Amerika, mengatakan, Kegagalan Washington untuk mengajak Mesir berpartisipasi telah terjadi pada "momen kritis" dalam konflik Ukraina.

Pada saat yang sama, seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS menyatakan optimisme akan dukungan Mesir untuk Ukraina dan mengatakan, Penjajakan kami dengan mitra Mesir kami mengenai kepentingan bersama kami dalam mengakhiri perang Rusia produktif dan berkelanjutan.

Patut dicatat bahwa, mengingat hubungan yang lama dan luas antara Mesir dan Rusia, Kairo menolak permintaan Washington untuk mengurangi tingkat hubungan dan tidak membantu Rusia.

Termasuk pada Mei 2023, Mesir mengabaikan permintaan Amerika Serikat untuk menutup wilayah udaranya bagi pesawat militer Rusia.

Meskipun Mesir adalah salah satu sekutu lama Amerika, ia menerima lebih dari satu miliar dolar bantuan militer dari Washington setiap tahun.

Sekalipun demikian, Mesir di bawah pemerintahan Abdul Fattah as-Sisi jelas memperluas dan memperdalam hubungan dengan Rusia dalam beberapa tahun terakhir.

Mesir telah menolak permintaan Washington untuk mengirim senjata ke Ukraina karena berusaha untuk tetap netral dalam perang Ukraina.

Tampaknya permintaan AS yang tidak terjawab dari Kairo tentang penerbangan pesawat Rusia dan sekarang tanggapan negatif atau setidaknya ambigu mengenai pengiriman senjata ke Ukraina oleh Washington adalah tanda lain dari penurunan pengaruh Amerika Serikat di antara sekutunya di Asia Barat dan Afrika Utara.

Poin penting adalah bahwa tindakan Mesir memberikan izin bagi pesawat Rusia untuk melewati udara negara ini demi mencapai Suriah bukanlah satu-satunya tindakan Kairo di bidang kerja sama dengan Moskow.

Sebelumnya, menurut salah satu dokumen rahasia Pentagon yang terungkap baru-baru ini, Presiden Mesir, Abdul Fattah as-Sisi, berencana memberikan puluhan ribu roket ke Rusia di tengah perang di Ukraina.

Menurut dokumen ini, as-Sisi memerintahkan pejabatnya untuk merahasiakan pengiriman dan produksi massal roket untuk menghindari masalah dengan Barat.

Tentu saja, Kairo membatalkan rencananya untuk menjual roket ini ke Rusia di bawah tekanan Amerika.

Mempertimbangkan kelanjutan perang di Ukraina, Abdul Fattah as-Sisi telah mencoba untuk memiliki hubungan yang baik dan seimbang dengan Washington dan Moskow, dan karena alasan ini, dia menolak untuk bergabung dengan kampanye yang dipimpin AS untuk mempersenjatai Ukraina dan memberikan sanksi kepada Rusia.

Pengabaian Mesir terhadap tuntutan anti-Rusia dari Amerika adalah salah satu simbol menurunnya pengaruh Washington di negara-negara Arab.

Pendekatan Kairo ini telah memicu permintaan di Kongres AS untuk menghukum Mesir.

Dalam hal ini, beberapa anggota Kongres telah meminta pemerintahan Biden untuk menghentikan $320 juta dari total $1,3 miliar bantuan militer tahunan AS ke Mesir, mengutip catatan hak asasi manusia negara tersebut.

Bantuan AS ke Mesir

Negara-negara Arab yang mejadi sekutu Amerika Serikat, termasuk Mesir, dalam beberapa tahun terakhir, karena berbagai alasan, antara lain ketidakpercayaan terhadap Amerika Serikat dalam memenuhi kewajiban keamanannya, serta meningkatnya hubungan dengan kekuatan-kekuatan yang menentang dominasi Amerika Serikat, khususnya Rusia dan Cina, membuat mereka memilih pemisahan serta pengambilan sikap dan tindakan bertentangan dengan keinginan dan tujuan Washington.

Negara-negara ini, termasuk Mesir, tidak mau mengurangi hubungan luas mereka dengan Rusia atau bergabung dengan kubu anti-Rusia di Barat demi menjaga kepentingan mereka dan sejalan dengan realisasi tujuan Amerika.(sl)

Tags