Tahukah Anda tentang Sekolah Kematian dan Proyek Sterilisasi AS?
(last modified Sun, 23 Jun 2024 13:29:13 GMT )
Jun 23, 2024 20:29 Asia/Jakarta
  • Tahukah Anda tentang Sekolah Kematian dan Proyek Sterilisasi AS?

Image tentang Amerika Serikat yang beredar di opini publik dunia sangat kontras dengan fakta negara terbesar pengklaim pembela HAM. Amerika Serikat dibentuk di atas darah jutaan pribumi dan budak dari Afrika yang dibawa ke negara ini.

Studi menunjukkan bahwa lebih dari 100 tahun anak-anak pribumi di Amerika Serikat setelah dibawa paksa ke sekolah berasrama, disiksa dan mendapat pelecehan seksual oleh staf sekolah. Menurut laporan majalah Pars Today mengutip Daily Mail, pemerintah federal Amerika Serikat dalam upaya sistematis untuk memusnahkan warga pribumi negara ini, antara tahun 1819 hingga 1969 mendirikan lebih dari 500 sekolah berasrama khusus anak-anak pribumi untuk memisahkan mereka dari keluarganya. Investigasi Washington Post menunjukkan bagaimana sekolah-sekolah ini membuka jalan bagi kejahatan pasien seks.

 

Faktanya, dua kejahatan besar telah terjadi di sekolah-sekolah tersebut. Salah satunya adalah bahwa para imigran kulit putih Eropa mengumpulkan ribuan anak-anak kaum pribumi di sekolah-sekolah dengan tujuan melakukan genosida terhadap penduduk asli dan transformasi serta deidentifikasi mereka, yang bertujuan untuk menghancurkan komunitas Indian Amerika. Kejahatan yang lebih besar terhadap anak-anak dilakukan oleh Gereja Vatikan sampai-sampai Paus Fransiskus meminta maaf atas peran Gereja Katolik dalam menganiaya masyarakat adat Kanada setelah ratusan kuburan tak bertanda ditemukan di halaman bekas sekolah berasrama.

 

Penyiksaan dan pelecehan seksual terjadi di sekolah berasrama untuk anak-anak pribumi di Amerika dan Kanada pada tahun-tahun terakhir kehidupan sekolah tersebut pada tahun 1950an dan 1960an. Artinya, semakin beradab pemerintah Amerika dan Kanada dan semakin mereka mengaku pembela HAM, maka semangat rasisme dan supremasi mereka semakin meningkat. Seorang mantan pastor Katolik mengakui bahwa ketika ia dihadapkan dengan tuduhan pelecehan seksual, ia menyadari bahwa sekolah-sekolah tersebut adalah negeri ajaib bagi para penjahat.

 

 

 

Proyek Sterilisasi dan Perbudakan

 

Pada tahun 1930-an, Biro Urusan Pribumi dan India Amerika mulai mensterilkan perempuan penduduk asli Amerika melalui Program Layanan Kesehatan Pribumi. Sterilisasi ini dilakukan atas nama kesehatan perempuan India dan dalam beberapa kasus bahkan tanpa sepengetahuan perempuan tersebut. Statistik menunjukkan bahwa pada awal tahun 1970an, lebih dari 42 persen perempuan usia produktif di India disterilkan.

 

Populasi 13 koloni Amerika bertambah dari 2.000 menjadi 2.400.000 antara tahun 1625 dan 1775, sementara penduduk asli di timur laut Amerika menjadi pengungsi dan tunawisma. Setelah kemerdekaan dari Inggris dan resmi terbentuknya Amerika Serikat pada tahun 1776 M, banjir migrasi masuk ke Amerika. Pemukim Eropa bentrok dengan suku asli seperti Apache, Cherokee, Cheyenne, Chinook, Navajo dan Sioux dan memusnahkan keturunan mereka.

 

David E. Stannard dalam bukunya American Holocaust: The Conquest of the New World percaya bahwa sekitar 100 juta penduduk asli di belahan Barat dibunuh oleh orang Eropa dan keturunan mereka selama lima abad. Meskipun ada hak-hak tertentu seperti hak untuk hidup, kebebasan dan kebahagiaan dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika, hak-hak ini tidak berlaku untuk semua penduduk Amerika. Faktanya, kemerdekaan Amerika terbentuk atas dasar diskriminasi dan superioritas rasial. Imigran kulit putih Eropa memiliki sistem perbudakan yang mereka bawa ke Amerika. Diperkirakan 35 juta pria, wanita dan anak-anak dibawa dari Afrika ke Dunia Baru antara abad ke-16 dan ke-19.

 

Menurut Database Perdagangan Budak Trans-Atlantik, sekitar 12,5 juta dari mereka yang dibawa ke Amerika Utara bekerja sebagai pekerja bebas di perkebunan dalam kondisi yang sangat melelahkan.

 

Orang kulit hitam harus berjuang demi orang kulit putih di tentara Amerika satu abad sebelum mereka mendapatkan hak-hak sipil dan kebebasan. Dalam perang yang dimulai pada tahun 1861 dan berlangsung hingga tahun 1865, 750 ribu tentara dan warga sipil yang tidak diketahui jumlahnya tewas. Undang-undang diskriminasi rasial di Amerika berlanjut hingga tahun 1960-an hingga terbentuknya gerakan hak-hak sipil Amerika dan diakhiri dengan pembunuhan Martin Luther King dan undang-undang diskriminasi rasial dihapuskan.

 

Meski undang-undang diskriminasi rasial dihapus, namun kaum pribumi dan kulit hitam Amerika masih tetap menghadapi diskriminasi dan ketidakadilan. Salah satu tantangan besar Amerika adalah kesenjangan dan ketimpangan di masyarakat. Kesenjangan dan ketimpangan ini telah menimbulkan dua kutub di masyarakat Amerika. Tapi demikian, Amerika Serikat di luar negeri pun memiliki catatan hitam genosida dan kejahatan di Amerika Selatan hingga Timur dan Asia Barat. (MF)