Mengapa Intimidasi Trump Justru Memperkuat Perlawanan Global terhadap Imperialisme?
(last modified Wed, 12 Mar 2025 05:07:47 GMT )
Mar 12, 2025 12:07 Asia/Jakarta
  • Mengapa Intimidasi Trump Justru Memperkuat Perlawanan Global terhadap Imperialisme?

Seorang pakar politik Amerika mengakui bahwa ancaman presiden AS akan mengarah pada menguatnya perlawanan global terhadap Amerika Serikat.

Pakar politik Stephen Walt dalam sebuah analisis membahas masalah diplomasi Amerika di bawah bayang-bayang intimidasi, dan berkata, "Trump mungkin memperoleh beberapa poin dalam jangka pendek, tetapi hasil jangka panjangnya akan berupa perlawanan global yang lebih besar dan peluang baru bagi para pesaing Amerika".

Pars Today melaporkan, Stephen Walt, profesor hubungan internasional Universitas Harvard menunjukkan fakta bahwa investasi Amerika, baik di bidang ekonomi, diplomatik, maupun militer, besar, tetapi terbatas.

Mengacu pada ancaman Trump untuk mendapatkan kembali kendali atas Terusan Panama dan klaimnya tentang pengaruh Cina atas terusan tersebut, pakar politik tersebut, mengatakan,"Sejarah politik global menunjukkan bahwa negara-negara lemah yang terancam oleh Amerika Serikat (meskipun ancaman tersebut tidak nyata) pada akhirnya akan meminta bantuan Cina".

Persatuan Muslim melawan ancaman Trump

Trump juga membuat kesalahan dengan mengancam akan mengusir penduduk Gaza dari tanah mereka. Suatu kesalahan yang telah mengakibatkan persatuan negara-negara Muslim.

Menurut pakar hubungan internasional Ashkan Mombini, dukungan Amerika terhadap genosida di Gaza dan upaya mengubah geografi manusia di wilayah tersebut telah menyebabkan negara-negara Arab dan Islam berpihak pada perlawanan Palestina lebih dari sebelumnya, dan kebijakan Amerika telah memperkuat persatuan ini daripada melemahkannya.

Iran jadi arena lain untuk menguji kesalahan Trump

Mengenai Iran, kebijakan Trump dan presiden AS sebelumnya menjadi bumerang. Najah Mohammad Ali, seorang pakar isu Asia Barat, menggambarkan kebijakan tekanan maksimum terhadap Republik Islam Iran sebagai kegagalan dalam sebuah artikel di surat kabar trans-regional Rai Al-Youm.

Najah Mohammad Ali menulis, "Bertentangan dengan penilaian Washington, Iran mengadopsi kebijakan "perlawanan aktif" dan memperluas program nuklirnya, menjalankannya dalam kerangka damai dan sesuai dengan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Menurutnya, alih-alih mengisolasi Iran, tindakan AS tersebut justru memperdalam jurang antara Washington dan sekutu-sekutunya di Eropa, yang menolak menerima penarikan Trump dari kesepakatan nuklir dan tidak mematuhi tekanan Trump".

Tatanan Dunia Baru Melawan Amerika

Fareed Zakaria, seorang presenter dan ahli teori Amerika yang terkenal, juga mengkritik tajam kebijakan luar negeri Amerika dan mengumumkan pembentukan tatanan dunia baru dan munculnya dunia pasca-Amerika.

"Setiap negara akan berpikir tentang cara mengurangi ketergantungannya pada Amerika Serikat," ungkap Zakaria

Ia memperingatkan,"Ketika negara-negara berjuang untuk independensinya dari Amerika Serikat, mereka mungkin juga mencari alternatif untuk melawan dominasi dolar."(PH)