Apa Tujuan Langkah Baru Pemerintah AS Terhadap Maduro?
https://parstoday.ir/id/news/world-i175450
Pars Today – Washington mengumumkan akan memberi hadiah 50 juta dolar untuk informasi bagi penangkapan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.
(last modified 2025-08-09T11:09:41+00:00 )
Aug 09, 2025 18:05 Asia/Jakarta
  • Presiden Venezuela, Nicolas Maduro
    Presiden Venezuela, Nicolas Maduro

Pars Today – Washington mengumumkan akan memberi hadiah 50 juta dolar untuk informasi bagi penangkapan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.

Menurut laporan Pars Today, Jaksa Agung AS, Pam Bondi hari Kamis dalam pesannya di jejaring sosial menulis: Nicolas Maduro dinilai sebagai ancaman bagi keamanan nasional Amerika. AS telah menyita lebih dari 700 juta dolar aset yang terkait dengan Maduro, termasuk dua pesawat dan sembilan kendaraan. Dalam dakwaan terhadap presiden Venezuela, ia menuduh Maduro sebagai salah satu pengedar narkoba terbesar di dunia dan bahwa rezim terornya masih berlanjut, dengan terus berkolaborasi dengan kelompok-kelompok seperti Tren de Aragua dan Sinaloa Cartel. Bondi mengakhiri dakwaannya dengan mengancam bahwa Maduro akan diadili dan dimintai pertanggungjawaban serta dihukum atas kejahatan kejinya.

 

Departemen Luar Negeri Amerika sebelumnya menyatakan telah menentukan hadiah sebesar 25 juta dolar untuk setiap informasi yang berkaitan dengan Maduro.

 

Langkah terbaru Amerika terhadap Maduro menuai reaksi keras dari Venezuela dan petinggi negara ini seraya mengutuk hadiah 50 juta dolar untuk menangkap Maduro, menilainya sebagai propaganda politik dan pelanggaran kedaulatan negara Amerika Latin ini, dan menyebut langkah ini menggelikan, tidak tahu malu dan melanggar kedaulatan nasional negara ini.

 

Menteri Luar Negeri Venezuela Yvan Gil menulis dalam sebuah catatan di Telegram pada hari Jumat: "Hadiah picik untuk Jaksa Agung AS Pam Bondi adalah trik paling sia-sia yang menimbulkan kehebohan. Sementara Venezuela telah mengungkap rencana teroris AS, perempuan ini telah meluncurkan sirkus untuk melayani kaum pecundang sayap kanan di Venezuela." Menteri Luar Negeri Venezuela mengatakan bahwa tujuan dari acara ini adalah untuk mengalihkan perhatian dari masalah domestik Amerika. Seraya mengecam penghargaan tersebut, ia mengatakan bahwa tindakan ini adalah "propaganda politik yang terang-terangan" dan bahwa martabat Venezuela tidak untuk diperjualbelikan.

 

 

Di sisi lain, Jaksa Agung Venezuela Tarek William Saab juga mengecam hadiah AS yang "konyol dan tak tahu malu" untuk penangkapan Maduro, dengan menyatakan: "Tindakan tak tahu malu ini merupakan pelanggaran hukum internasional yang jelas, serangan terhadap kedaulatan kami, dan campur tangan yang jelas terhadap urusan dalam negeri negara berdaulat."

 

Pemerintahan Trump tampaknya mengejar berbagai tujuan, baik politik maupun keamanan, dengan menawarkan hadiah 50 juta dolar bagi siapa pun yang dapat memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Beberapa analis meyakini bahwa ini adalah sandiwara politik untuk mengalihkan perhatian dari masalah domestik Amerika dan meningkatkan citra Trump di kalangan pendukungnya. Dengan menawarkan hadiah tersebut, pemerintahan Trump berharap individu atau entitas yang memiliki informasi tentang Maduro akan mengajukan permohonan hadiah tersebut, dan dengan demikian, menurut klaim mereka, akan mengetahui komunikasi rahasia Maduro.

 

Langkah ini juga dipandang sejalan dengan kebijakan pemerintahan Trump sebelumnya yang mendukung lawan-lawan Maduro dan berupaya mengubah pemerintah di Venezuela. Tujuan lain pemerintahan Trump dalam hal ini adalah untuk meningkatkan tekanan politik terhadap Maduro. Jaksa Agung AS telah menggambarkan Maduro sebagai "penjahat" dan "pengedar narkoba," dan menganggap langkah ini sebagai bagian dari upaya untuk mendiskreditkan pemerintahannya di dunia internasional. Di saat yang sama, mengingat Venezuela adalah sekutu dekat Republik Islam Iran, tindakan ini dapat dianggap sebagai bagian dari strategi untuk menekan poros perlawanan dan sekutu regional Iran.

 

Langkah pemerintahan Trump untuk menetapkan hadiah 50 juta dolar bagi penangkapan Nicolas Maduro telah berdampak positif pada posisinya di Venezuela. Bertentangan dengan ekspektasi AS, langkah ini telah membuat lembaga-lembaga kuat di sekitar Maduro, termasuk militer dan badan-badan keamanan, lebih loyal kepadanya. Terutama karena ancaman eksternal biasanya menghasilkan solidaritas internal. Pemerintah Maduro juga telah menggunakan langkah ini untuk memperkuat wacana "perlawanan terhadap imperialisme" dan telah menyajikannya sebagai bukti "campur tangan AS yang terang-terangan dalam urusan internal Venezuela."

 

Di sisi lain, dalam situasi di mana rakyat Venezuela menghadapi masalah ekonomi dan sanksi, rakyat Venezuela menganggap langkah AS ini sebagai semacam "penghinaan nasional" dan semakin mendukung Maduro. Selain itu, dengan menjadikan Maduro sebagai sosok yang dicari di AS, gerakan-gerakan yang berpihak pada Washington di Venezuela kemungkinan akan menghadapi pembatasan yang lebih ketat terhadap aktivitas politik mereka. Secara keseluruhan, langkah ini tidak hanya tidak akan langsung melemahkan posisi Maduro, tetapi juga akan memperkuat posisinya di dalam negeri.

 

Langkah pemerintahan Trump terhadap Nicolas Maduro, dengan menawarkan hadiah 50 juta dolar, dapat menimbulkan implikasi keamanan yang signifikan bagi negara-negara tetangga Venezuela. Langkah ini dapat memperburuk krisis internal di Venezuela. Jika pemerintahan Maduro runtuh atau melemah, negara-negara tetangga seperti Kolombia, Brasil, dan Ekuador akan menghadapi gelombang pengungsi dan migran baru yang dapat membebani keamanan dan infrastruktur sosial mereka. Dalam lingkungan yang bergejolak, kelompok bersenjata dan pengedar narkoba dapat memanfaatkan kekosongan kekuasaan di Venezuela dan memperluas aktivitas mereka ke negara-negara tetangga, sehingga menimbulkan ancaman langsung terhadap keamanan nasional mereka. Beberapa negara tetangga yang memiliki hubungan dekat dengan Amerika Serikat mungkin mendukung langkah ini, sementara yang lain, terutama yang memiliki hubungan dekat dengan Maduro, akan menentangnya. Perbedaan-perbedaan ini dapat menciptakan keretakan dalam kerja sama regional. Tindakan sepihak AS dapat merusak kepercayaan terhadap lembaga-lembaga regional seperti UNASUR dan CELAC, yang dirancang untuk menyelesaikan krisis politik dan keamanan. Pelemahan ini dapat mencegah negara-negara di kawasan tersebut berkoordinasi secara efektif melawan ancaman bersama. Selain itu, di masa krisis, negara-negara seperti Rusia dan Cina dapat turun tangan untuk mendukung Maduro, sementara AS dan sekutunya mendukung pihak oposisi. Persaingan geopolitik ini dapat berdampak serius pada keamanan regional.

 

Pada saat yang sama, tindakan baru pemerintahan Trump terhadap Nicolas Maduro, dengan menetapkan hadiah 50 juta dolar, memiliki dampak signifikan di kancah internasional. Salah satu konsekuensi dari tindakan ini adalah meningkatnya ketegangan dengan negara-negara yang menentang kebijakan AS. Negara-negara seperti Rusia, Cina, Iran, dan Kuba, yang mendukung Maduro, memandang tindakan ini sebagai ancaman terhadap kedaulatan nasional Venezuela dan kemungkinan akan bereaksi dengan cara yang berbeda. Dampak lainnya adalah melemahnya lembaga-lembaga internasional multilateral. Dengan tindakan sepihak tersebut, Trump telah mengabaikan lembaga-lembaga seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lembaga hukum internasional, serta lebih mengandalkan tekanan langsung. Pendekatan ini mengurangi kepercayaan global terhadap peran AS dalam menjaga ketertiban internasional.

 

Isu lain dalam konteks ini adalah menguatnya pendekatan nasionalis dalam kebijakan luar negeri AS. Tindakan terhadap Maduro berada dalam kerangka kebijakan "America First", yang mengutamakan kepentingan nasional di atas interaksi multilateral. Pendekatan ini telah membuat sekutu tradisional AS semakin skeptis terhadap komitmen Washington. Konsekuensi penting lainnya dari tindakan ini adalah meningkatnya ketidakstabilan di Amerika Latin. Hadiah sebesar 50 juta dolar untuk Maduro berfungsi sebagai pesan yang jelas kepada para pemimpin oposisi AS lainnya bahwa mereka mungkin menghadapi tindakan serupa jika mereka menentang kebijakan Washington. (MF)