Mengapa Aktivitas Perusahaan AS di Berbagai Belahan Dunia Menciptakan Krisis?
-
Black Water
Pars Today - Perusahaan-perusahaan Amerika, terutama di bidang energi, teknologi, dan industri militer, telah memainkan peran penting dalam pembentukan dan peningkatan ketegangan global, sebuah tren yang juga memiliki konsekuensi yang menghancurkan di Asia Barat.
Perusahaan-perusahaan Amerika yang beroperasi sebagai entitas swasta di berbagai belahan dunia telah memainkan peran efektif dalam memajukan kebijakan Gedung Putih dalam beberapa tahun terakhir. Dengan modal finansial yang besar dan menggunakan perlindungan keamanan serta teknologi, mereka telah memasuki berbagai negara, termasuk kawasan Asia Barat, dan kehadiran mereka telah menimbulkan dampak negatif yang luas terhadap kehidupan masyarakat di kawasan itu.
Kehadiran perusahaan keamanan Amerika di Irak dan Afghanistan, terutama setelah serangan 11 September, menimbulkan dampak yang luas dalam dimensi politik, keamanan, sosial, dan regional. Perusahaan-perusahaan ini, yang mendapat dukungan terbuka dan langsung dari pemerintah AS, memainkan peran destruktif yang signifikan setelah masuknya militer AS ke Afghanistan dan Irak.
Selain memperburuk krisis, memicu perang saudara, dan membuka jalan bagi aktivitas kelompok teroris seperti Al-Qaeda dan ISIS, mereka juga berperan dalam pembunuhan langsung terhadap warga biasa dan tak berdosa.
Kehadiran perusahaan keamanan swasta seperti Blackwater di Irak menyebabkan bencana kemanusiaan yang meluas dan pasukan perusahaan-perusahaan ini telah banyak membunuh warga sipil. Di Afghanistan, korupsi yang meluas dalam proyek-proyek yang sebagian besar dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Amerika menyebabkan ketidakpercayaan di antara rakyat. Konsekuensi dari tindakan tidak manusiawi perusahaan-perusahaan ini di Irak, Afghanistan, dan Pakistan adalah ribuan kematian dan cedera warga sipil, kerusakan infrastruktur, migrasi yang meluas, dan krisis kemanusiaan di negara-negara tersebut.
Kehadiran perusahaan keamanan Amerika di Irak dan Afghanistan, alih-alih menciptakan stabilitas, justru memperburuk krisis keamanan, politik, dan sosial. Pengalaman ini menunjukkan bahwa intervensi asing, tanpa pemahaman yang mendalam tentang konteks budaya dan sosial negara target, tidak hanya gagal tetapi juga memiliki konsekuensi jangka panjang dan berbahaya.
Bersamaan dengan perusahaan keamanan, aspek lain dari aktivitas perusahaan Amerika telah muncul dalam bentuk perusahaan teknologi. Saat ini, perusahaan teknologi Amerika telah menggantikan perusahaan keamanan di kawasan dan mengejar tujuan Gedung Putih dengan dalih transfer teknologi.
Perusahaan seperti Google, Microsoft, Amazon, dan SpaceX memainkan peran yang semakin besar dalam perkembangan politik dan keamanan global, terutama di Asia Barat. Peran ini melampaui kegiatan ekonomi dan meluas ke bidang diplomasi, keamanan siber, dan bahkan pengelolaan opini publik.
Dengan infrastruktur digital, data besar, dan kecerdasan buatan mereka, perusahaan teknologi telah menjadi alat lunak bagi pemerintah AS. Perusahaan-perusahaan ini mengarahkan perkembangan teknologi di negara lain dan memengaruhi opini publik melalui jejaring sosial dan internet satelit (seperti Starlink).
AS memperluas kerja sama kecerdasan buatan dengan negara-negara Teluk Persia. Kerja sama ini merupakan bagian dari persaingan dengan Cina dan upaya untuk mempertahankan pengaruh teknologi Amerika di kawasan tersebut. Kontrak-kontrak ini dapat meningkatkan ketergantungan teknologi negara-negara di kawasan terhadap Amerika Serikat dan menjadi alat tekanan jika terjadi perselisihan politik.
Perusahaan teknologi Amerika bukan lagi sekadar aktor ekonomi. Mereka telah menjadi alat strategis dalam kebijakan luar negeri Amerika. Di Asia Barat, perusahaan-perusahaan ini dapat menjadi alat tekanan dan kontrol. Kehadiran perusahaan-perusahaan Amerika di kawasan Kaukasus, terutama dalam kerangka perjanjian terbaru antara Republik Azerbaijan dan Armenia dengan dukungan Washington, juga dapat menciptakan krisis geopolitik dan keamanan baru.
Mengingat sejarah konflik etnis di Karabakh, intervensi asing apa pun dapat memperburuk perselisihan. Perusahaan-perusahaan Amerika juga dapat berpartisipasi dalam proyek-proyek yang mengabaikan sensitivitas etnis dan sejarah. Kehadiran mereka di Kaukasus, jika dilakukan tanpa mempertimbangkan sensitivitas regional, dapat menciptakan krisis baru, alih-alih perdamaian dan pembangunan.
Mengingat catatan sejarah dan konsekuensi negatif dari kehadiran orang asing di kawasan, aktivitas perusahaan keamanan Amerika dan Barat akan menyebabkan peningkatan ketidakstabilan, ketidakamanan, dan hilangnya peluang ekonomi dan investasi.(sl)