Dari Tiga Perlima Umat Manusia Menjadi Nol: Pengulangan Perbudakan di AS
-
Imigran di AS
Pars Today - Seorang analis Amerika memperingatkan tentang konsekuensi pengecualian imigran ilegal dari statistik AS.
Donald Trump, Presiden AS yang kontroversial, kali ini mendatangi para imigran gelap di negara ini untuk mengecualikan mereka dari sensus baru. Sebuah isu yang diprotes dan dikritik keras oleh para ahli politik dan hukum.
Menurut laporan Pars Today, Christopher Rhodes, profesor ilmu politik di Universitas Harvard menerbitkan sebuah artikel di situs Al Jazeera yang memperingatkan bahwa mengecualikan imigran gelap dari sensus akan menyebabkan peningkatan ketimpangan dalam masyarakat Amerika.
Dalam artikel analitis yang berjudul "Apakah Imigran Gelap Dihitung sebagai Manusia?", disebutkan, Sekitar 11 juta imigran gelap di Amerika Serikat mungkin akan segera menghilang dari statistik.
Menurut Rhodes, Keputusan ini, jika diterapkan, dapat mengurangi jumlah kursi kongres dan suara elektoral di negara bagian seperti California, Texas, dan Florida. Perkiraan menunjukkan bahwa masing-masing negara bagian ini dapat kehilangan satu kursi, sementara negara bagian seperti Alabama dan Ohio dapat memperoleh lebih banyak.
Ia menulis bahwa kebijakan tersebut akan membuat imigran lebih rentan dan mengabaikan keberadaan mereka, seraya menambahkan, Dari perspektif hukum, langkah ini menghadapi tantangan serius. Konstitusi AS secara eksplisit menyatakan bahwa sensus harus mencakup “semua penduduk” negara, tanpa mengacu pada status imigrasi.
Pakar politik ini memperingatkan bahwa perubahan tersebut juga dapat berdampak ekonomi bagi AS, karena imigran tanpa dokumen membayar pajak sekitar $100 miliar setiap tahunnya, dan pengecualian mereka dari sensus dapat memengaruhi pendanaan layanan publik di wilayah-wilayah dengan populasi imigran yang besar.
Ia mencatat bahwa agenda anti-imigran Trump secara sosial mengingatkan pada praktik-praktik sebelumnya yang terkadang memalukan di Amerika Serikat. Sebelumnya dalam sejarah Amerika, kita telah melihat kelompok-kelompok penting yang tinggal di negara ini tetapi ditolak pengakuan politik penuhnya. Di masa lalu, AS telah sepakat bahwa setiap budak akan dihitung sebagai “tiga perlima dari orang bebas” dalam penghitungan populasi suatu negara bagian.
Analisis itu memperingatkan bahwa dimulainya pengecualian sensus AS terhadap imigran tanpa dokumen dapat menjadi proses bertahap yang pada akhirnya akan melucuti bahkan warga negara yang sah. (mereka yang dinaturalisasi atau lahir di AS) atas hak-hak mereka.
Sementara itu, kelompok-kelompok hak imigran telah berjanji untuk melawan rencana tersebut dengan segala cara yang sah, dan beberapa negara bagian yang dikuasai Partai Demokrat sedang mempertimbangkan tindakan pembalasan.(sl)