Mencermati Pelarangan Atlet Israel Memasuki Indonesia
https://parstoday.ir/id/news/world-i178974-mencermati_pelarangan_atlet_israel_memasuki_indonesia
Pars Today - Indonesia menganggap larangan masuk atlet Israel sebagai hak yang sah.
(last modified 2025-10-26T04:12:40+00:00 )
Okt 26, 2025 11:11 Asia/Jakarta
  • Erik Tohir, Menteri Olahraga dan Pemuda Indonesia
    Erik Tohir, Menteri Olahraga dan Pemuda Indonesia

Pars Today - Indonesia menganggap larangan masuk atlet Israel sebagai hak yang sah.

Indonesia melarang masuknya atlet Israel karena dukungannya terhadap Palestina dan melindungi kepentingan publik. Keputusan ini telah memicu reaksi internasional, tetapi pemerintah Jakarta tetap teguh pada pendiriannya.

Indonesia menghadapi ancaman dari Komite Olimpiade Internasional setelah membatalkan visa anggota tim Israel untuk berpartisipasi dalam Kejuaraan Dunia Senam Jakarta, tetapi pejabat Jakarta menekankan bahwa mereka membuat keputusan ini untuk melindungi "keamanan dan kepentingan publik".

Erik Tohir, Menteri Olahraga dan Pemuda Indonesia mengatakan terkait hal ini, Keputusan Indonesia sesuai dengan hukum yang berlaku dan Undang-Undang Dasar 1945, yang menugaskan pemerintah untuk membantu "menjaga ketertiban umum".

Erik Tohir menambahkan bahwa Indonesia menganut "prinsip menjaga keamanan, ketertiban umum, dan kepentingan publik dalam setiap ajang internasional" dan oleh karena itu telah mencegah delegasi Israel untuk berpartisipasi dalam kompetisi tersebut.

Dalam sebuah unggahan di laman media sosial X miliknya, Tohir menulis bahwa Jakarta memahami konsekuensi dari penghapusan visa itu, tetapi menekankan bahwa Indonesia akan terus berperan aktif dalam ajang olahraga regional, Asia, dan global, menampilkan olahraga Indonesia sebagai representasi kekuatan dan prestise nasional.

Pemerintah Indonesia menyatakan tetap pada keputusannya untuk menolak pemberian visa bagi atlet Israel untuk kejuaraan dunia senam, yang dijadwalkan berlangsung dari 19 hingga 25 November, meskipun Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah memperingatkan bahwa mereka akan membatalkan sementara ajang internasional di Indonesia jika tren ini berlanjut.

Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan menyarankan federasi internasional untuk tidak menyelenggarakan ajang atau pertemuan internasional di Indonesia hingga Indonesia menjamin akses bagi semua peserta, tanpa memandang kewarganegaraan.

Sebaliknya, Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) menolak permintaan Israel untuk berpartisipasi dalam Olimpiade dan menguatkan keputusan Indonesia.

Keputusan tersebut dibuat sebagai tanggapan atas tindakan militer Israel di Gaza, yang disebut Indonesia sebagai "genosida," dan sebagai bagian dari kebijakan berprinsipnya untuk mendukung rakyat Palestina.

Langkah Indonesia ini muncul di saat beberapa analis menuduh IOC menerapkan "standar ganda". Misalnya, setelah perang Rusia melawan Ukraina dimulai pada Februari 2022, IOC melarang Rusia berpartisipasi dalam Olimpiade Paris 2024, tetapi mengizinkan beberapa atlet Rusia untuk berkompetisi sebagai atlet netral.

Meskipun atlet Israel hadir di Olimpiade Paris 2024 di bawah bendera rezim Zionis berbagai wilayah di Jalur Gaza dibombardir hebat oleh tentara Israel. Para pejabat Palestina mengatakan bahwa lebih dari 800 atlet telah gugur di Gaza sejak dimulainya serangan Israel pada 7 Oktober 2023, dan infrastruktur olahraga, serta pasokan makanan dan fasilitas medis, telah hancur di beberapa wilayah di wilayah tersebut.

Langkah Indonesia ini, meskipun sejalan dengan kebijakan luar negeri negara yang mengutuk rezim Zionis dan dukungan publik yang luas terhadap perjuangan Palestina, merupakan cerminan dari gerakan global yang mendukung Palestina dan semakin terisolasinya rezim Zionis di kancah global, termasuk di bidang olahraga.

Isolasi Israel terhadap olahraga semakin intensif seiring perkembangan politik dan reaksi berbagai negara terhadap tindakan rezim tersebut, terutama terhadap Palestina, dan merupakan cerminan isolasi politiknya di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah serangan militer Israel di Gaza, beberapa negara, termasuk Indonesia dan Malaysia, telah mengambil langkah untuk melarang atlet Israel memasuki wilayah mereka.

Banyak negara, terutama di dunia Muslim, menentang tindakan rezim Zionis dan menggunakan jalur diplomatik dan olahraga untuk menyampaikan protes mereka. Tren ini menunjukkan bahwa olahraga semakin menjadi arena politik.(sl)