Alasan AS Menolak Tinggalkan Irak
(last modified Mon, 05 Dec 2016 08:46:28 GMT )
Des 05, 2016 15:46 Asia/Jakarta
  • Alasan AS Menolak Tinggalkan Irak

Menteri Pertahanan AS Ashton Carter mengatakan, militer Amerika bersama dengan sekutu koalisinya, perlu mempertahankan kehadiran di Irak setelah Daesh dikalahkan.

Dia bersikeras bahwa AS dan koalisi tidak harus menghentikan kampanye militer meskipun Irak berhasil merebut kembali Mosul dari teroris Daesh. Carter menekankan perlunya melanjutkan kehadiran koalisi setelah tujuan itu selesai.

AS telah mempersiapkan rencana licik untuk kehadiran jangka panjang di Irak dengan alasan memerangi terorisme. Hal ini membuktikan bahwa Baghdad masih tetap menghadapi manuver dan konspirasi yang disusun oleh Washington.

Dalam beberapa bulan terakhir, ada banyak perbincangan tentang jumlah sebenarnya tentara Amerika yang ditempatkan di Irak. Namun baru-baru ini, juru bicara koalisi anti-Daesh pimpinan Amerika, Christopher Garver mengatakan kekuatan AS di Irak mencapai tujuh ribu personel.

AS membentuk koalisi anti-Daesh pada Oktober 2014 dan setelah itu kembali meningkatkan kehadiran militernya di Irak. Namun, mereka jarang sekali mengambil tindakan serius memerangi terorisme, karena kehancuran Daesh tidak sejalan dengan kepentingan Washington.

Meskipun faktanya seperti itu, tapi para pejabat Washington tetap menekankan partisipasi pasukan AS dalam perang kontra-teroris untuk merebut kembali daerah-daerah yang dikontrol Daesh.

Dengan melihat keberhasilan penting militer dan pasukan rakyat Irak dalam menumpas teroris selama beberapa bulan terakhir, maka AS sepertinya ingin menegaskan bahwa mereka juga punya andil dalam kemenangan itu. Dengan cara ini, AS bisa mempersiapkan kehadiran jangka panjangnya di Irak pasca kekalahan Daesh.

Langkah ini memperlihatkan bahwa AS masih tetap mengejar proyek hegemoninya di Timur Tengah dan menghidupkan proyek yang disebut Timur Tengah Raya atau Timur Tengah Baru. Salah satu komponen utama proyek tersebut adalah menancapkan hegemoni dan dominasi penuh Paman Sam di kawasan dan melindungi rezim Zionis Israel.

Irak termasuk salah satu negara yang masuk dalam peta proyek Timur Tengah Raya. Untuk mencapai tujuan itu, para pejabat AS akan mempertahankan intervensi mereka di Irak dalam setiap kesempatan. Misi ini sekarang sedang dikejar lewat aksi-aksi sepihak yang dilakukan oleh koalisi internasional anti-Daesh pimpinan Amerika.

Tindakan Amerika di Irak dilakukan tanpa koordinasi dengan pemerintah Baghdad dan militer negara itu. Jelas bahwa manuver mereka akan menghalangi operasi militer Irak untuk menumpas habis teroris. Tindakan sepihak AS tidak akan mengakhiri keberadaan teroris di Irak.

Banyak kelompok dan tokoh-tokoh Irak percaya bahwa manuver AS bertujuan untuk memperkuat kehadiran militernya di Irak.

Perkembangan regional menunjukkan bahwa pertumbuhan dan penyebaran terorisme di Irak merupakan hasil dari kebijakan intervensif Amerika di negara tersebut. Ada banyak bukti seputar dukungan Washington kepada teroris dengan tujuan memperlemah poros perlawanan di wilayah Asia Barat dan menerapkan tekanan kepada pemerintah Baghdad. (RM)

Tags