Mogherini dan Kebijakan Independen Uni Eropa
(last modified 2017-03-12T07:19:04+00:00 )
Mar 12, 2017 14:19 Asia/Jakarta
  • Federica Mogherini
    Federica Mogherini

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini mengkonfirmasikan independensi kebijakan organisasi ini dari Amerika Serikat. Mogherini Jumat (10/3) mengungkapkan bahwa telah tiba saatnya Eropa memulai proses fokus pada kebijakan khususnya.

Mogherini menjelaskan dilanjutkannya kerjasama AS dan Uni Eropa, namun ini mengeluh atas kebijakan Presiden AS, Donald Trump terkait hubungan perdagangan dengan Uni Eropa. Trump berulang kali menyatakan Eropa mengambil keuntungan lebih besar di hubungan perdagangan Samudera Atlantik dan ia menuntut peninjauan ulang dalam kasus ini.

 

Trump mengklaim bahwa kontrak perdagangan bebas dengan Uni Eropa tidak didasarkan pada keuntungan Amerika. Sementara itu, Mogherini seraya memberikan data memiliki pandangan yang berbeda dengan Trump bahwa Amerika mengambil keuntungan lebih besar dalam hubungan perdagangan dan ekonomi dengan Uni Eropa. Menurutnya, data statistik menunjukkan perusahaan Eropa mempekerjakan empat juta warga AS di dalam negeri Amerika dan lebih dari 2,5 juta lapangan pekerjaan tergantung pada ekspor AS ke Uni Eropa.

 

Jika jumlah ini kita gabungkan dengan anggota keluarga mereka maka sekitar 25 juta warga Amerika baik langsung atau tidak bergantung pada berlanjutnya hubungan dagang dan ekonomi dengan Uni Eropa. Sementara Trump seraya mengabaikan realita ini senantiasa berusaha mencitrakan bahwa negara-negara Eropa yang paling banyak diuntungkan dari hubungan perdagangan ini.

 

Isu lain yang ditekankan Mogherini adalah pendekatan sepihak Trump tanpa memperhatikan realita regional dan internasional dengan mengumumkan kebijakan sesuai seleranya sendiri di bidang sosial, ekonomi, perdagangan, militer dan keamanan. Menurutnya pendekatan ini akan mandul dan memakan biaya besar.

 

Mogherini menjelaskan bahwa kebijakan unilateralisme tidak akan berpengaruh dalam menyelesaikan beragam krisis dan Amerika di kasus ini tidak membutuhkan Eropa. Meski mantan presiden Barack Obama, mengingat hasil tragis kebijakan unilateralisme pendahulunya George W Bush, berusaha menerapkan kebijakan multilateralisme di krisis besar kawasan dan internasional untuk menurunkan anggaran materi serta korban kemanusiaan Amerika, namun kini Trump dengan transparan mulai berbicara mengenai prakarsa pribadinya sebagai teladan di krisis Suriah tanpa melibatkan sekutu Eropanya.

 

Wajar jika kasus ini dinilai para petinggi Eropa termasuk Mogherini sebagai bentuk ketidakpedulian Washington terhadap Brussels. Oleh karena itu, Mogherini menekankan pentingnya pengambilan kebijakan independen dari Amerika oleh negara-negara Uni Eropa. (MF)

 

 

Tags