Tak Terima Dimata-matai, Prancis dan Jerman Minta AS Beri Penjelasan
Presiden Prancis dan Kanselir Jerman mengatakan bahwa mereka menunggu klarifikasi dari Amerika Serikat terkait laporan media, yang menyebut Washington memata-matai pejabat Eropa.
“Washington harus memberikan penjelasan atas laporan media bahwa negara itu memata-matai sekutunya di Eropa,” kata Presiden Prancis Emmanuel Macron seusai melakukan pertemuan virtual dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, Senin (31/5/2021).
“Menyadap percakapan sekutu tidak dapat diterima,” tegas Macron seperti dikutip oleh situs Klub Jurnalis Muda Iran (YJC).
Dia menambahkan, Prancis dan Jerman menginginkan klarifikasi lengkap dari Washington tentang apa yang terjadi.
Sementara itu, Kanselir Jerman menyerukan transparansi mengenai aksi spionase AS yang dilakukan dengan bantuan Denmark. Merkel mengatakan ia sedang menunggu penjelasan dari Washington.
Sebelumnya, Lembaga Penyiaran Publik Denmark, Danmarks Radio (DR) mengungkapkan bahwa Badan Keamanan Nasional AS (NSA) memata-matai Kanselir Jerman dan pejabat senior Eropa lainnya melalui kabel komunikasi Denmark.
Danmarks Radio menyatakan NSA memanfaatkan kerja sama pengawasan dengan Unit Intelijen Luar Negeri Denmark untuk menyadap percakapan para pejabat senior di negara tetangga, termasuk Kanselir Jerman.
Menurut investigasi yang mencakup tahun 2012 dan 2014, NSA Amerika memanfaatkan kerja sama intelijen dengan Denmark untuk memata-matai pejabat senior Swedia, Norwegia, Prancis, dan Jerman, termasuk mantan Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier serta mantan pemimpin oposisi Jerman, Peer Steinbruck.
Untuk pertama kalinya pada 2013, Edward Snowden, mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA), membongkar aksi spionase yang dijalankan oleh badan-badan intelijen AS terhadap rakyat Amerika, serta warga Eropa dan para pemimpin mereka. (RM)