Syahid Soleimani Menurut Ayatullah Khamenei
(last modified Mon, 27 Dec 2021 11:20:22 GMT )
Des 27, 2021 18:20 Asia/Jakarta
  • Syahid Soleimani bersama Rahbar, Ayatullah Khamenei
    Syahid Soleimani bersama Rahbar, Ayatullah Khamenei

Saya memiliki pertanyaan kepada kalian, pertanyaan ini akan aku tanyakan kepada kalian semua, pertanyaan yang aku tanyakan di samping jenazah temanku yang syahid, aku bertanya kepada orang-orang sekitarnya bagaimana kepribadian si fulan ? Mereka menjawab, ia orang baik.

...Kini kesaksian yang ingin aku ambil dari kalian, atas dasar kehormatan yang dimiliki seorang mukmin di hadapan Tuhan, dan di antara kalian banyak orang mukhlis (ikhlas). Apa yang penting bagiku adalah kesaksian dan pengakuan kalian, bahwa apakah aku dimata kalian adalah orang yang baik ? Aku ingin jawabannya. Aku memohon Allah Swt seperti yang disebutkan dalam ayat أَلَمْ یَعْلَمْ بِأَنَّ الَّهَ یَرَى (Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?) saat Ia melihat dan mencatat dan di hari ketika یَوْمَئِذٍ یَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِیُرَوْا أَعْمَالَهُم (Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,) Ia mengungkapkan, dan menerima kesaksian kalian. Aku berharap suatu hari di samping jenazahku, kalian bersama yang lain juga memberi kesaksian ini.

Ini adalah penggalan dari salah satu pidato Syahid Qasem Soleimani. Tak lama kemudian, jutaan orang bersama pemimpin mereka berpartisipasi di acara tasyi' jenazah tokoh besar ini dan mereka berkata, اللّٰهُمَّ إِنَّا لَانَعْلَمُ مِنْهم إِلّا خَیْراً (Ya Allah ! Aku tidak melihatnya kecuali kebaikan)

Di sejarah berbagai bangsa banyak ancaman tidak dapat dihapus tanpa pengorbanan dan tujuan besar serta suci tidak dapat dijaga. Di kondisi seperti ini, sekelompok orang mukmin tampil dan melalui pengorbanan dan aliran darahnya, mereka menjaga agama. Menurut literatur Islam, orang seperti ini disebut syahid. Banyak orang menyamakan syahid dengan lilin yang menyala yang menerangi suasana gelap dan suram di sekelilingnya. Layanan seorang martir adalah jenis yang dibakar dan binasa dan memancar. Sehingga orang lain dapat duduk dan menemukan kenyamanan dalam terang yang telah datang dengan mengorbankan ketiadaannya.

Tetapi kesyahidan Qassem Soleimani, dan pencerahannya seperti cahaya matahari saat fajar, yang menyinari seluruh bumi. Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei saat menyebut kesyahidan Letjen Qasem Soleimani menjelaskan, "Kita memiliki banyak syahid-syuhada dari petinggi militer dan juga syuhada dari warga biasa- Tapi syahid di tangan manusia paling keji, yakni AS dan mereka merasa bangga mampu mengugurkan tokoh ini, syahid seperti ini saya tidak mengetahuinya kecuali Qasem Soleimani. Jihadnya adalah jihad akbar, kesyahidannya juga disebut Tuhan sebagia kesyahidan yang besar. Semoga Allah Swt meninggikan derajatnya. Semoga ia mendapatkan nikmat besar yang merupakan haknya tersebut."

Letjen Soleimani merupakan komandan pertama pasca Revolusi Islam yang mendapat lencana Zulfiqar dari Rahbar, Ayatullah Khamenei. Lencana Zulfiqar yang merupakan lencana tertinggi militer dan disematkan oleh panglima tertinggi angkatan bersenjata Iran atau Rahbar ketika seorang prajurit memiliki prestasi besar keberanian dan kesuksesan sebagai komandan.

Ayatullah Khamenei ketika menganugerahkan lencana Zulfiqar kepada Soleimani dan di depan mereka yang hadir di acara ini mengatakan, "Perjuangan di jalan Tuhan tidak dapat disamakan dengan hal-hal ini. Allah Swt berfirman: إِنَّ اللهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِینَ أَنفُسَهُمْ وَ أَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ یُقَاتِلُونَ فِی سَبِیلِ اللهِ فَیَقْتُلُونَ وَ یُقْتَلُونَ Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh (QS: Taubah 111). Apa yang akan diterima oleh pejuang di jalan Tuhan dan apa yang akan diberikan Tuhan dari pengorbanan harta dan nyawa adalah surga dan keridhaan-Nya."

"...Apa yang ada di tangan dan pundak kita, baik ucapan syukur dengan mulut atau dengan amal perbuatan, baik itu lencana atau pangkat yang kita berikan, adalah hal-hal yang berdasarkan prediksi duniawi. Namun ini tidak dapat disebutkan berdasarkan perhitungan maknawi dan Ilahi. Alhamdulillah, kalian telah berjuang dan berusaha. Alhamdulillah Allah Swt juga memberi taufik kepada saudara terkasih kita -Qasem Soleimani-. Saudara kita ini berulang kali menempatkan nyawanya di serangan musuh serta berjuang di jalan Tuhan, demi Tuhan dan ikhlas untuk Allah. Insyaallah, Tuhan akan memberi pahala kepadanya dan kehidupannya penuh kebahagiaan dan diberi kehormatan syahadah,,yang pasti bukan sekarang. Selama bertahun-tahun, Republik Islam bekerja sama dengannya. Pada akhirnya insyaallah, Soleimani akan diberi derajat kesyahidan . insyaallah,,,selamat kepada Anda."

Letjen. Qasem Soleimani bersama Abu Mahdi al-Muhandis dan delapan rekan sepejuangan lainnya diteror militer Amerika pada 3 Januari 2020 dini hari di dekat Bandara Udara Baghdad dan gugur syahid. Aksi teror ini atas instruksi langsung Presiden AS saat itu, Donald Trump. Dengan kesyahidan ini, Letjen Qasem Soleimani menjadi legenda kekal. Kesyahidan Soleimani juga disertai dengan kehancuran Daesh (ISIS) dan kesyahidannya juga menjadi nokta hitam abadi bagi pemerintah arogan Amerika beserta sekutunya.

Kesyahidan Letjen Soleimani membangkitkan gelombang kebencian kepada Amerika di Iran. Acara tasyi jenazah Letjen Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis beserta rekan seperjuangannya di Irak dan Iran digelar secara besar-besaran. Jutaan warga Irak dan Iran serta di warga di berbagai penjuru dunia berduka atas kehilangan pejuang besar ini, dan mereka berjanji untuk meneruskan jalan pejuang ini.

Ayatullah Khamenei di pidatonya saat memperingati kesyahidan Soleimani menyatakan, "Syahid Soleimani, baik semasa hidup atau setelah gugur syahid berhasil mengalahkan kubu arogan...Kesyahidannya juga merupakan kekalahan kubu arogan. Prosesi tasyi ini di Iran sebuah acara yang menakjubkan dan tidak dapat dilupakan; Begitu juga tasyi di Irak oleh jutaan warga, di Najaf dan Baghdad juga digelar acara serupa, tasyi oleh jutaan warga yang mencengangkan; Ia dan Abu Mahdi al-Muhandis ditasyi secara bersama-sama. Sejatinya tasyi ini dan kemudian acara peringatannya, membuat jenderal perang lunak kubu arogan terkejut. Mereka yang menonjol dalam perang lunak arogansi, dan sebenarnya mereka adalah orang-orang yang aktif, dan para jenderal perang lunak Amerika dan arogansi, sama sekali tercengang dengan situasi ini; Apa itu, apa itu; "Sungguh langkah besar yang mengalahkan mereka."

Letjen Qasem Soleimani gugur syahid dalam kondisi tidak banyak anggota tubuhnya yang tersisa. Ia tidak berkepala, hanya sebagian dari bahunya yang tersisa, sebagian dari pergelangan kaki ke bawah dan tangan serta bagiannya hancur. Salah satu komandan komite pencari orang hilang, Bagherzadeh saat menyebutkan kondisi jenazah Syahid Soleimani kepada Rahbar mengatakan, "Kami telah mengambil langkah untuk mempersiapkan jenazah suci para syuhada, kami tidak dapat memandikan mereka, kami hanya mentayamumkan mereka dan mengkafaninya. Para pemuda hadir di mi'raj syuhada. Kafan, kapas, kain dan alat-alat lainnya tersedia, tapi kami kesulitan mengurusi jenazah ini. Artinya kami sangat kesulitan mengumpulkan serpihan anggota badan jenazah ini. Daging yang tersebar kami kumpulkan sehingga dapat dibentuk sebuah tubuh dan diletakkan di peti jenazah."

Lebih lanjut Bagherzadeh mengisyaratkan peristiwa Karbala dan mengatakan, "Kita yang dengan sulit mengumpulkan para syuhada ini, kami tidak tahu bagaimana Imam Ali Zainal Abidin as mengebumikan jenazah ayahnya, Abu Abdillah Husein di Karbala."

Saat itu, Ayatullah Khamenei berkata kepada mereka, "Kalian telah kesulitan, mereka adalah syuhada perang." Dalam istilah fikih, syahid perang adalah mereka yang gugur di medan pertempuran dan saat berperang. Dan menurut padangan Ayatullah Khamenei, Bandara Udara Baghdad dengan kehadiran komandan tinggi pasukan Islam ini dan kemudian disusul dengan serangan pengecut musuh terhadap komandan ini beserta rekan seperjuangannya, telah berubah menjadi medan tempur. Ini menunjukkan bobot dan posisi Syahid Soleimani dan kesyahidannya juga kesyahidan di medan tempur.

Tasyi jenazah Syahid Soleimani

Di sinilah kita teringat dengan sabda Rasulullah Saw, "Syuhada tertinggi adalah mereka yang gugur di garis depan (medan perang), dan selama mereka tidak berpaling (melarikan diri) dari perang, mereka akan beristirahat di pavilium tinggi surga, sementara Tuhan ridha terhadap mereka dan selama Tuhan ridha kepada hamba-Nya, maka hamba tersebut tidak akan dihisab."