Mengenang Wafatnya Sayidah Maksumah
Hari ini tanggal 10 Rabiul Thani adalah hari wafatnya Sayidah Maksumah as. Seorang perempuan mulia yang menyusul saudaranya di Marv atas dasar kecintaan pada Imam Zamannya. Akan tetapi dalam perjalanan tersebut terhadang berbagai peristiwa sehingga tak sampai tujuan, dan kota suci Qom akhirnya menjadi tempat peristirahatan abadinya.
Kebahagiaan dan kesempurnaan hakiki hanya bisa diperoleh dengan iman yang kokoh terhadap Allah Swt dan dengan kepatuhan menjalankan perintah-Nya secara ikhlas. Oleh karena itu, tidak ada bedanya antara perempuan atau laki-laki. Baik laki-laki maupun perempuan secara fisik dan psikis tidak berbeda, keduanya dapat dipastikan sama dari sisi perjalanan meraih kesempurnaan dan kebahagiaan Ilahi.
Artinya, perempuan bisa menjadi beriman dan mentaati perintah Tuhan dengan ikhlas serta mencapai derajat kedekatan dengan Tuhan, begitu juga bagi laki-laki jalan menuju kesempurnaan dan kebahagiaan hakiki terhampar luas.
Allah Swt dalam Surat An Nahl ayat 97 berfirman,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
Sepanjang sejarah, banyak perempuan dengan kerja keras dan perjuangannya berhasil meraih puncak ilmu pengetahuan, makrifat dan keimanan kepada Allah Swt. Beberapa contohnya dicatat dalam Al Quran sehingga bisa menjadi teladan bagi umat manusia setelahnya. Sayidah Maryam ibunda Nabi Isa as salah satu di antaranya.
Allah Swt di Surat Ali Imran ayat ke-42 bersaksi atas kesucian Sayidah Maryam,
وَإِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّـهَ اصْطَفَاكِ وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفَاكِ عَلَىٰ نِسَاءِ الْعَالَمِينَ
"Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)."
Contoh lain adalah Asiyah istri Firaun. Ketika perempuan mulia itu menyaksikan langsung mukjizat Nabi Musa as di hadapan para penyihir istana Firaun, di kedalaman lubuk hatinya muncul cahaya terang Ilahi dan ia meyakini kenabian Musa. Akan tetapi ia tidak menunjukkan keimanannya hingga pada akhirnya Firaun mengetahuinya sendiri.
Kemudian Firaun memerintahkan agar kaki dan tangan Asiyah dipaku, tubuhnya dibiarkan tergeletak di bawah panasnya sinar matahari yang membakar dan batu besar diletakkan di dadanya.
Perempuan pemberani itu di akhir ajalnya berdoa, Ya Tuhan, selamatkanlah aku dari tangan Firaun dan perbuatannya, dan berilah tempat bagiku di surga yang dekat dengan-Mu. Berdasarkan keterangan ayat di atas, Allah Swt mengabulkan permintaan Asiyah tersebut.
Salah satu perempuan terbaik yang sampai pada derajat kesempurnaan dan kedekatan pada Tuhan adalah Sayidah Fatimah Maksumah as. Beliau selain dibesarkan dalam lingkungan pendidikan dua Imam besar, yaitu ayahnya Imam Musa Al Kadzim as dan saudaranya, Imam Ridha as, juga berjuang meraih kesempurnaan dan kedekatan pada Tuhan.
Perjalanan spiritual beliau terungkap dalam cerita kehidupannya, suatu hari sejumlah pengikut Ahlul Bait as dari beberapa kota tiba di Madinah untuk menanyakan seputar urusan agama kepada Imam Kadzim as. Setelah masuk ke Madinah, mereka langsung menuju rumah beliau. Namun ketika sampai di depan pintu rumah Imam Kadzim, mereka baru mengetahui bahwa Imam sedang bepergian.
Kesedihan mendalam karena tidak bisa bertemu Imam Kadzim dan tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, telah menambah kelelahan akibat perjalanan jauh mereka. Kemudian mereka bermaksud kembali ke kotanya namun tiba-tiba Sayidah Maksumah yang saat itu masih kanak-kanak meminta mereka untuk menyampaikan pertanyaannya.
Lalu dengan hati-hati Sayidah Maksumah menuliskan jawaban satu persatu pertanyaan orang-orang itu dan memberikannya kepada mereka. Bagi para pengikut Ahlul Bait as tersebut, hal ini cukup mengejutkan, seorang anak perempuan yang masih belia mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan fikih semacam itu.
Rombongan pengikut Ahlul Bait as itu dalam perjalanan pulang bertemu dengan Imam Musa Kadzim as yang sedang kembali ke Madinah. Mereka begitu gembira bisa bertemu Imam Kadzim dan menceritakan kejadian yang baru mereka alami dan menunjukkan tulisan tangan Sayidah Maksumah kepada beliau.
Imam Kadzim ketika membuka surat tersebut menunjukkan raut muka gembira melihat tulisan tangan dan jawaban putrinya dan berkata, Fidaha Abuha, Ayahnya menjadi tebusan putri ini.
Karena ibadah dan penghambaan, manusia bisa mencapai derajat tertentu yang bisa menjadi perantara baginya untuk memperoleh rahmat Ilahi dan manifestasi kehendak Ilahi. Imam Shadiq as terkait hal ini berkata, penghambaan kepada Allah Swt adalah perhiasan berharga yang akibat dan batinnya adalah penguasaan atas makhluk-makhluk yang lain.
Sayidah Maksumah, di bawah naungan kedudukan tinggi spiritual dan derajat yang dicapai berkat penghambaan dan ketaatan pada Allah Swt, baik dalam kehidupan mulianya maupun setelahnya, menjadi sumber kemuliaan.
Akan tetapi kemuliaan ini tidak terbatas pada dimensi materi dan lahiriah dari kehidupan saja, tapi ia juga meliputi seluruh manusia yang meniti jalan kesempurnaan dan derajat maknawiah.
Sebagai contoh, Mulla Sadra, seorang filsuf Muslim terbesar. Ia mengatakan, setiap kali aku menemui jalan buntu dalam menyelesaikan persoalan filsafat, aku pasti berziarah ke Makam Sayidah Maksumah di Qom dan meminta bantuan beliau. Dengan begitu masalah dan persoalanku terselesaikan dengan mudah, lalu aku kembali ke desa Kahak. Kemuliaan semacam ini menunjukkan keagungan jiwa Sayidah Maksumah dan tersambungnya beliau dengan rahmat dan mata air kemuliaan Ilahi.
Bukti lain keagungan jiwa dan derajat luhur maknawiah Sayidah Maksumah adalah akhlak mulia dan sifat terpujinya seperti kesabaran, ketabahan dan perjuangannya di jalan Tuhan, dan keridhaan serta ketundukan pada ketentuan Ilahi yang selalu menghiasai seluruh perjalanan hidupnya.
Sayidah Maksumah bersama keluarga beliau sering menjadi objek penindasan oleh Dinasti Bani Abbasiah dan yang terbesar adalah penahanan Imam Kadzim as dan kesyahidan beliau di dalam penjara di kota Baghdad oleh Khalifah Harun Rasyid. Setelah itu hijrahnya Imam Ridha as dari Madinah ke Marv (timur laut Iran).
Setiap peristiwa itu memberi tekanan besar pada Sayidah Maksumah, namun beliau selain tetap tabah menghadapi tekanan Bani Abbasiah, juga terus melanjutkan aktivitas keilmuan dan sosial-politik bersama saudaranya sebagai perjuangan, dan hijrah adalah salah satu bentuk protesnya atas kondisi tidak adil yang berlaku.
Sayidah Maksumah di tahun 201 Hijriah berangkat ke Iran bersama sejumlah keluarganya. Perempuan mulia ini selalu menyampaikan berita ketertindasan saudaranya dan penentangan Ahlul Bait as terhadap pemerintahan Bani Abbas kepada Muslimin, di setiap kota dan desa yang disinggahinya.
Masalah ini membangkitkan kemarahan penguasa saat itu, dan ketika rombongan Sayidah Maksumah tiba di kota Saveh, sejumlah penentang Ahlul Bait didukung petugas pemerintah Abbasiah menyerang rombongan Sayidah Maksumah. Dalam pertempuran tak seimbang itu seluruh laki-laki dalam rombongan gugur. Peristiwa menyedihkan tersebut membuat Sayidah Maksumah jatuh sakit.
Beliau berkata, bawalah aku ke kota Qom, karena aku pernah mendengar ayahku berkata, kota Qom adalah pusat konsentrasi Syiah kami. Para pembesar kota ketika mendengar berita itu bergegas menyambut beliau. Sayidah Maksumah tiba di Qom, pada 23 Rabiul Awal 201 Hijriah dan setelah 16 hari tinggal di kota itu, akibat parahnya sakit, akhirnya meninggal dunia.
Tubuh Sayidah Fatimah Maksumah dikebumikan di kota Qom sehingga kota ini menjadi pusat konsentrasi para pecinta Ahlul Bait as. Salah satu berkah kehadiran Sayidah Maksumah, sekarang kota Qom menjadi salah satu pusat ilmu Ahlul Bait terbesar. Banyak pelajar agama yang datang dari seluruh penjuru dunia, menuntut ilmu di Hauzah Ilmiah Qom. Kota ini juga menghasilkan banyak ulama besar Islam.