Taq Kasra Dulu Hingga Sekarang; Keajaiban Arsitektur Iran dalam Bahaya Kehancuran
-
Taq Kasra
Taq Kasra, Taq Khosrow atau Ivan Madaen adalah nama lain dari pusat pemerintahan dinasti Sasanian di kota kuno Tisfun. Warisan sejarah ini merupakan kubah tanah liat tertinggi yang pernah dibangun oleh manusia dan kubah tanah liat ini dibangun pada abad ketiga atau keenam Masehi. Karya arsitektur Iran ini telah menjadi tempat untuk pertemuan penting, waktu umum serta tempat untuk perayaan tradisional Iran seperti Nowruz.

Penggalian arkeologis menunjukkan bahwa sejarah arsitektur Iran berawal dari milenium ke-7 SM, dan sejak itu, seni ini telah berkembang dan berevolusi. Arsitektur Iran memiliki fitur-fitur yang bernilai khusus dibandingkan dengan arsitektur negara-negara lain di dunia. Fitur seperti desain yang tepat, perhitungan yang akurat, tata letak cover yang tepat, masalah teknis dan ilmiah di gedung, beranda tinggi, tiang-tiang tinggi dan berbagai dekorasi yang masing-masing sesederhana mewakili kemegahan arsitektur Iran.
Wilayah peradaban Iran sangat luas dan contoh-contoh berharga dari periode sejarah yang berbeda tetap ada di berbagai tempat, meskipun beberapa dari mereka secara geografis terletak di negara-negara lain hari ini, tetapi mewakili dan melambangkan seni seniman Iran di abad yang lalu.
Kubah tanah liat Taq Kasra atau Ivan Madaen (Beradan Madaen) merupakan peninggalan dinasti Sasanian paling terkemuka dan saat ini berada di kota kuno Tisfun di Irak. Istana ini pada masa raja-raja Sasanian disebut istana Baram atau Audience Palace, tempat untuk pertemuan penting serta tempat untuk perayaan tradisional di hadapan raja Sasanian. Keindahan dan keagungan istana ini dikagumi oleh para penyair, turis, dan sejarawan. Taq atau kubah adalah kata Persia yang juga disebut Ivan atau beranda, sementara Kasra adalah kata serapan bahasa Arab yang digunakan oleh orang-orang Arab untuk menyebut raja-raja dinasti Sasanian dan merupakan kata yang diubah dari aslinya, yaitu Khosrow..
Taq Kasra yang merupakan simbol dan warisan keagungan masa lalu Tisfun, berada di tengah-tengah reruntuhan Madaen. Banguna ini bukan untuk pameran teknik, tetapi untuk menunjukkan kebesaran bangunan yang pernah dibangun dan menjadi tanda kekuatan dan kekayaan. Evaluasi terhadap monumen ini, pada kondisi saat ini jelas tidak pantas. Ivan atau beranda yang kita lihat saat ini bukan hanya sebuah pecahan yang menakjubkan dan pada dasarnya untuk menutupi tirai berat yang disepuh emas, dimana sangat tinggi dengan beragam disain yang menunjukkan kekayaan luar biasa.
Beranda besar ini memiliki lebar 25 meter dan panjang 43 meter dan ketinggian kubah mencapai 30 meter, ini tentu sangat luar biasa. Ibnu khordadbeh, ahli geografi abad kesembilan belas Masehi menamakannya bangunan paling indah yang terbuat dari batu bata dan kapur.
Dari akhir beranda yang terbuka ke arah timur, ada jalan dari sebuah pintu menuju ke dalam serangkaian kamar kecil yang memiliki pintu koneksi satu sama lainnya dan dari sana menuju aula tertutup besar, seluas beranda. Di kedua sisi beranda ada sebuah kamar di poros utama, dipisahkan oleh koridor dari beranda dan kubah. Eksplorasi telah mengungkapkan bahwa bangunan utama memiliki bentuk persegi panjang dan terdiri dari dua ruangan berturut-turut pada poros tengah. Kamar-kamar tengah, karena memiliki panjang, lebar dan tinggi yang lebih, membuat seluruh ruangan dipenuh lukisan. Kemungkinan di ujung dua baris kamar yang lebih kecil, ada aula empat persegi panjang yang memiliki kubah.
Para arsitek dari Taq Kasra telah membuat fondasi begitu luas sehingga mampu menahan tekanan seperti itu. Karena lebar fondasi yang berada di bawah empat kubah dan di bawahnya mencapai tujuh meter. Ketebalan kubah, bahkan di puncak tertingginya mencapai satu meter. Namun, peta bangunan itu sekalipun tidak biasa, tetapi pada dasarnya sederhana dan pengaruhnya sebagian besar disebabkan oleh keagungan bangunan.
Di setiap sisi lengkungan beranda, dinding bata besar itu dibagi menjadi enam lantai dan di dalam cangkang kubah, pipa tanah liat disusun dengan batas teratur. Tetapi karena beranda ini terbuka, pipa-pipa tidak dapat memiliki koneksi dengan cahaya atau ventilasi. Selain itu, pipa serupa di bagian bawah kubah, yang berdiameter beberapa meter, ditemukan bahwa ujung luar pipa tersumbat oleh plester atau adukan semen. Dengan demikian, ada teori yang menyebutkan mungkin itu digunakan untuk menggantung lampu.
Dinding-dinding di dalam bangunan Ivan Kasra telah didekorasi dengan mosaik marmer dan kaca yang menunjukkan adegan pertempuran seperti adegan Khosrow di atas kuda kuning di kota Antioch.
Lantai-lantai ditutupi dengan pelat marmer tebal, yang telah dihiasi dengan karpet sutra dengan gambar taman dan pepohonan dan aliran air. Tempat tidur ditempatkan di ujung beranda besar dan di belakang tirai, yang akan dibuka hanya ketika Shah siap menerima para tamu.
Ivan Madaen atau Taq Kasra adalah sumber dari banyak puisi dalam sastra Persia, yang sebagian besar memiliki kandungan mengambil pelajaran dari zaman. Yang paling terkenal dari puisi-puisi ini adalah puisi yang ditulis oleh khaqani Shirvani, penyair besar Iran pada abad keenam HQ (abad ke-12 M) yang memiliki reputasi luar biasa. Kasidahnya dimulai dengan bait-bait ini:
Itulah wahai hati! Ambil pelajaran, lihatlah pemandangan
Ketahuilah! Ivan Madaen adalah cermin pelajaran
Dari rumah jalan ke mulut sungai Tigris, engkau akan sampai ke Madaen
Dan jalanlah dari pandangan kedua sungai Tigris ke tanah Madaen
Tampaknya Khaghani, dengan mengamati sisa-sisa Ivan Madaen, menulis puisi ini dengan menyalahkan sifat dunia dan ketidakpeduliannya pada penampilan cantiknya.
Hakim Abolqasem Ferdowsi, penyair epik besar Iran pada abad ke-4 dan ke-5 HQ (10-11 M) tentang bangunan Taq Kasra di bab Anushirvan, dimana Anoushirvan mengirim utusan ke seluruh penjuru dunia untuk mengundang arsitek terbaik demi membangun istana besar di Tisfun. Sejumlah besar arsitek datang dari istana raja di mana-mana, dan setelah seleksi yang tepat, tiga ratus orang dipilih, dan kemudian tiga dari mereka lebih terampil. Maka pembangunan halaman dan dinding kubahi atau beranda besar ini dimulai.
Ferdowsi mengatakan bahwa mereka telah menggantung tirai besar di hadapan kubah, yang menunjukkan perhiasan. Pada hari Baram atau perjamuan, raja duduk di tempat duduk emasnya dan karena mahkota yang harus dia pakai sangat berat, mahkota itu digantung dengan rantai dari emas dari atas kubah sehingga menggantung dan berada tepat di kepalanya.
Kemudian para tokoh dan berbagai kelas masyarakat berdiri di luar tirai, dan pada upacara itu mereka membuka tirai dan syah hadir di ruang perjamuan.
Dalam buku "Khashaish al-Kubra" oleh Jalal al-Din Siyuti, bangunan ini retak bersamaan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Karya kuno ini dibangun 37 kilometer selatan kota Baghdad dekat Sungai Tigris. Taq Kasra terletak di sebelah kota Salman Pak dan dekat Makam Salman Farsi yang merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad Saw.

Selama berabad-abad, bangunan Taq Kasra mengalami kerusakan besar dan beberapa kali juga telah mengalami perbaikan, sehingga pada 1888 M sepertiga bangunan hancur akibat banjir. Ketika Saddam Hussein berkuasa di Irak, bukan saja tidak mengizinkan inspeksi kepada para ahli UNESCO, tetapi juga memberikan syarat agar bangunan warisan sejarah dari Daftar Warisan Dunia. Karena bangunan ini berada di Tisfun, dan itu menunjukkan basis dan status orang Persia pada periode Sasanian.
Setelah invasi Amerika Serikat ke Irak pada tahun 2003, selain kehancuran yang luas, bagian dari bangunan ini juga rusak. Pada tahun 2005, ketua dewan Organisasi Warisan Budaya Irak, menyinggung bahwa Taq Kasra dan bangunan di sekitarnya berada di ambang kehancuran, meminta bantuan dari Iran dan negara-negara lain untuk membantu membangun kembali dan memeliharanya. Beberapa tahun kemudian, dengan upaya tanpa henti dan keprihatinan yang diungkapkan oleh para pekerja budaya dan media tentang runtuhnya bangunan, pemerintah Irak mengundang perusahaan di Republik Ceko untuk memperbaiki Taq Kasra, yang dipertanyakan terkait keberhasilan perbaikan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Tak lama setelah rekonstruksi, lapisan pelindung yang dipakai di Taq Kasra sudah aus dan beberapa celah muncul lagi. Juga, pada saat restorasi, alat yang digunakan justru merusak artefak kuno.
Setahun yang lalu, Iran dalam rancangan perjanjian di bidang warisan budaya dan warisan sejarah memberikan ususan untuk melindungi warisan sejarah ini kepada pemerintah Irak, yang disambut baik. Memorandum tersebut menekankan bahwa Republik Islam Iran dapat membantu pemulihan monumen bersejarah di Irak.
Namun meskipun ada perbaikan, Taq Kasra tetap masih belum berada dalam kondisi yang ideal dan baru-baru ini dirilis sebuah video tentang penghancuran bagian-bagian dari monumen bersejarah ini mengungkapkan kondisinya yang buruk. Media-mesia mengutip dari Kazhim al-Shammairi, wakil parlemen Irak, "Warisan sejarah yang luar biasa ini telah mengalami kehancuran total karena kelalaian dan kurangnya perawatan."
Perwakilan parlemen Irak ini meminta presiden, perdana menteri dan menteri kebudayaan Irak serta UNESCO untuk segera mengambil tindakan demi menyelamatkan monumen bersejarah ini. Al-Shammari menekankan dalam sebuah pernyataan bahwa, setelah jatuhnya sebagian kecil dari Taq Kasra, bagian-bagian lain darinya juga akan jatuh dan dapat hancur kapan saja.
Sekarang, dalam keadaan seperti itu, tampaknya tindakan paling penting di bidang ini adalah pengajuan kasus global dan rencana perlindungan baru. Meskipun pemerintah Irak memiliki banyak masalah ekonomi dan sosial setelah perang, perlindungan terhadap monumen ini dan kebutuhan untuk pengawasan para arkeolog dan pemulihan warisan arsitektur peradaban Iran yang berharga ini harus menjadi prioritas dari area warisan budaya.