Bundaran Naqsh-e Jahan, Aset Warisan Budaya Dunia
(last modified Thu, 11 Jun 2020 09:08:23 GMT )
Jun 11, 2020 16:08 Asia/Jakarta
  • alun alun Naqsh-e Jahan
    alun alun Naqsh-e Jahan

Alun-alun Imam yang dikenal dengan sebutan Naqsh-e Jahan di Isfahan masuk daftar aset warisan budaya dunia untuk menarik lebih banyak investasi dalam proyek Horizon 2020.

Baru-baru ini, sebuah proyek penelitian yang disebut "Rantai Penarik Investasi untuk Penggunaan Warisan Budaya Kota-Kota Penting Dunia" dilaksanakan sebagai bagian dari proyek "Horizon 2020" Uni Eropa. Alun-alun Imam  didaftarkan sebagai aset warisan budaya oleh Uni Eropa dalam proyek penelitian tersebut.

Bundaran penting dan indah ini dipertimbangkan karena fitur warisan, sejarah, ekonomi dan perkotaan yang unik. Naqsh-e Jahan ini dipilih sebagai aset warisan budaya oleh Uni Eropa dalam proyek penelitian untuk diperkenalkan ke organisasi internasional. Proyek penelitian Horizon 2020 adalah rencana induk yang diluncurkan oleh Uni Eropa pada 2016 di sejumlah bidang, termasuk pembangunan berkelanjutan, lingkungan, energi bersih, dan warisan budaya yang bekerja sama dengan berbagai lembaga dan universitas di seluruh dunia.

Tujuan akhir dari proyek ini untuk memperkenalkan kekayaan warisan budaya kepada dunia melalui konferensi dan pertemuan artistik, budaya dan ekonomi, dan dalam kerangka organisasi seperti Uni Eropa, PBB dan Bank Dunia demi menarik investasi dan mengoptimalkan penggunaan aset-aset budaya.

Proyek ini berupaya menarik perhatian berbagai negara, organisasi internasional, dan pengusaha terhadap pemanfaatan aset warisan budaya dunia dan merancang model-model baru yang disesuaikan dengan karakteristik budaya kota-kota tersebut. Dalam rencana ini, Isfahan diperkenalkan sebagai salah satu dari 6 kota dengan model internasional di bidang aset warisan budaya, bersama dengan kota-kota lain seperti Montreal di Kanada, Amman di Yordania, San Jose di Costa Rica dan Tirana di Albania.

 

 

Alun-alun Naqsh-e Jahan dengan fitur perkotaan yang komprehensif dipilih sebagai aset warisan budaya dalam proyek ini. Warisan budaya ini memiliki banyak fasilitas dan penggunaan seperti bisnis, agama, seni, budaya, kerajinan tangan dan olahraga, serta penggunaan baru yang dapat didefinisikan bersama dengan fasilitas ini dengan tujuan menarik lebih banyak investasi dan bisnis.

Kompleks Alun-Alun Isfahan menampung sekitar 9.000 jenis kegiatan seni, kerajinan tangan dan bisnis, dan ini bisa menjadi model untuk melestarikan warisan budaya sekaligus mendefinisikan ulang kegunaan baru untuk kota-kota penting dan bersejarah lainnya di dunia.

Alun-alun ini dibangun di era Safavi sekitar 400 tahun silam. Arsitektur dan struktur kompleks bersejarah yang memiliki mata rantai kebutuhan sosial, ekonomi dan budaya, termasuk pasar, masjid, sekolah, fasilitas rekreasi dan olahraga tetap lestari setelah empat abad hingga kini. Tempat tersebut tidak hanya masih mempertahankan aplikasi dan perannya, tetapi juga menjadi pusat untuk menarik wisatawan domestik dan asing.

Bundaran Naqsh-e Jahan terdaftar dalam warisan budaya nasional Iran pada Bahman 1331 (Februari 1935) dan pada Ordibehest 1358 (Mei 1979) menjadi salah satu  Situs Warisan Dunia UNESCO.

 

Alun-alun Naqsh-e Jahan

 

Kota Isfahan secara historis disebut Apadana, Asfahan, Asbahan, Esbahan dan lainnya yang menunjukkan posisinya sebagai kota penting Iran. Isfahan pernah terpilih sebagai ibu kota budaya negara-negara Muslim tahun 2005, yang menjadikannya lebih populer menjadi tujuan bagi banyak turis asing.

Naqsh-e Jahan Square adalah salah satu lapangan terbesar di dunia, yang berada di jantung kota Isfahan saat ini. Bundaran ini membawa pengunjung ke masa lalu yang jauh dan memungkinkan mereka untuk mengunjungi sejumlah monumen bersejarah di satu tempat.

Saat memasuki Kompleks Naqsh-e Jahan, suasana yang berbeda terlihat jelas. Di tengah alun-alun, ada kolam besar dengan air mancur yang menakjubkan. Banyak jalan dirancang terhubung dengan alun-alun. Di kedua sisi alun-alun terdapat bangunan keagamaan dan masjid, dan di sisi lain adalah istana yang spektakuler.

Salah satu bangunan paling spektakuler di kompleks Naqsh-e Jahan adalah Istana Qapu yang megah, terletak di sisi barat dan menarik pengunjung karena penampilannya yang menawan. Istana setinggi 48 meter ini memiliki enam lantai yang dihubungkan oleh tangga spiral.

Bagian paling menakjubkan dari istana adalah tempat di lantai terakhir, yang dikenal sebagai ruang musik atau ruang suara, dan peran berbagai instrumen dapat dilihat di dalamnya. Rahasia keindahan bangunan ini juga terletak pada muralnya yang merupakan karya seniman Safawi  terkenal, Reza Abbasi.

 

Istana Ali Qafu

Naqsh-e Jahan Square adalah lapangan kotak persegi panjang dengan panjang 560 meter dan lebar 160 meter, yang terletak di pusat kota Isfahan. Ada dua ratus kamar di dua lantai di sekitar alun-alun. Selain itu, empat bangunan bertingkat tinggi, Masjid Imam, Masjid Sheikh Lotfollah, dan Sardar Qaisaria yang dibangun di kompleks alun-alun indah ini.

Sebelum kota Isfahan dipilih sebagai ibu kota dinasti Safavi, ada taman besar di tempat ini yang disebut "Naqsh-e Jahan" yang berarti separuh dunia. Taman itu menampung gedung-gedung pemerintah dan istana para penguasa kota. Menurut dokumen sejarah, sejak awal pemerintahan Shah Abbas I, area alun-alun dan taman telah dikembangkan ke tingkat yang jauh lebih besar daripada taman sebelumnya, dan banyak upacara resmi dan perayaan seperti Nowruz telah diadakan di sana.

Berbagai sumber menyebutkan pembangunan alun-alun dengan bentuk saat ini dilakukan di era pemerintahan Shah Abbas I pada 1011 H (1603 M). Mohammad Reza dan Ali Akbar Isfahani adalah nama dua arsitek yang mempresentasikan desain alun-alun dan membangunnya dalam bentuk saat ini. Nama kedua arsitek dapat dilihat di pintu masuk bangunan di sekitar alun-alun.

Masjid Lotfollah

 

Di sudut alun-alun bersejarah Naqsh-e Jahan terdapat sebuah kubah  indah menarik perhatian para wisatawan, karena tidak ada menara yang biasa ada bersama kubah. Masjid Sheikh Lotfollah adalah salah satu masjid khusus di Iran yang dibangun di era dinasti Safavi dan saat ini menjadi primadona kompleks wisata Naqsh-e Jahan.

Masjid ini adalah mahakarya arsitektur  abad ke-11 H, dan konstruksinya memakan waktu sekitar 18 tahun. Setelah bertahun-tahun, masih merupakan mahakarya yang luar biasa dalam penggunaan warna dan cahaya dalam arsitektur. Salah satu keajaiban bangunan ini adalah burung merak yang dirancang di tengah bagian dalam kubahnya dan bulunya dilengkapi dengan cahaya yang masuk dari lengkungan di atas pintu masuk masjid.

 

 

Di sisi selatan alun-alun Naqsh-e Jahan, ada kubah dan menara Masjid Imam. Masjid yang juga dikenal sebagai Masjid Shah, Masjid Soltani dan Masjid Jame ini adalah salah satu masjid bersejarah terpenting di Isfahan dan salah satu bangunan terpenting arsitektur Islam di Iran. Bangunan ini adalah karya arsitektur dan konstruksi unik di abad ke-11H.

Pembangunan Masjid Imam dimulai pada tahun 1020 H (1611 M) atas perintah Shah Abbas pada tahun ke dua puluh empat masa pemerintahannya, dan dekorasi serta penambahannya berlangsung hingga masa penggantinya. Warna dan ukuran pintu masuk dan kubah masjid ini sangat mempesona. Pengulangan elemen bangunan, lengkungan simetris, keindahan kolam wudhu besar, ubin dan karya-karya lain juga menakjubkan.

 

 

Gerbang Qaysariyrah adalah nama struktur lain dari bangunan di kompleks Naqsh-Jahan sebagai pintu masuk utama Bazaar Isfahan yang telah berdiri selama berabad-abad. Di masa lalu, bangunan ini terdiri dari tiga lantai, tetapi hari ini hanya dua lantai yang tersisa. Lantai yang rusak didedikasikan untuk ruang membunyikan peralatan musik tertentu seperti terompet. Lantai kedua untuk keperluan kantor dan bisnis, dan di bagian bawah adalah ruang untuk jual beli.

Pintu masuk Qaysariyyah terdiri dari empat pintu samping, sebuah gerbang utama dan sebuah kolam, dan di atasnya terdapat lukisan karya Reza Abbasi, menara lonceng Deir Hormoz, dan jam kastil Portugis. Gerbang ini membawa orang ke koridor Grand Bazaar Isfahan yang merupakan jantung dari perekonomian Naqsh-e Jahan.

 

Gerbang Qaysariyyah

 

Bazaar Isfahan adalah salah satu pasar terbesar dan terindah di Iran yang menambah keunikan Naqsh-e Jahan sebagai daya tarik pariwisata trekemuka. Pembangunan gedung utama pasar ini dan bagian-bagiannya yang berbeda berlangsung dari abad kesepuluh hingga abad ketiga belas HIjriah dan selesai di era Safavi dan Qajar.

Di sisi selatan dan utara Naqsh-e Jahan terdapat pilar pendek dan batu yang benar-benar membentuk gerbang polo dan mengingatkan pada olahraga polo di masa lalu, dan pada kenyataannya menjadi gerbang polo tertua di dunia. Lapangan polo Naqsh-e Jahan telah menjadi salah satu tempat bermain polo.

Selama beberapa tahun, permainan polo secara simbolis diadakan di alun-alun ini untuk menampilkan khazanah budaya bersejarah dan membuat orang lebih menyadarinya. Desain bidang ini telah memengaruhi cara polo dimainkan sedemikian rupa sehingga bidang olahraga di Hurlingham kurang lebih mengambil inspirasi dari sini.

 

Pertandingan Chogan di bundaran Imam

Selain bangunan yang ada, ada monumen lain di Naghsh-e Jahan Square yang secara bertahap  sudah kehilangan fungsinya. Kepala kolom marmer yang mungkin dibawa ke Isfahan dari Persepolis dan kini salah satunya telah dipindahkan ke Museum Chehel Sotoon dan yang lainnya ke Museum Iran Kuno di Tehran, 110 meriam Spanyol  setinggi 40 meter di tengah alun-alun, serta bangunan tempat jam Eropa dipasang. Selain itu, di dekat Masjid Sheikh Lotfollah ada sebuah sekolah bernama Sekolah Khajeh-e-Molk (atau Sekolah Sheikh Lotfollah) yang telah dihancurkan di era Qajar.

Alun-alun yang termasuk salah satu bundaran terbesar di dunia  abad ke-11 H (abad ke-17 M) ini sebagai sebagai alun-alun terindah di dunia oleh turis Prancis, Jean Chardin. Selama masa pemerintahan Shah Abbas Safavi dan penggantinya, alun-alun ini menjadi taman bermain untuk polo, parade tentara, dan berbagai pertunjukan selama hari-hari perayaan kerajaan, sekaligus merupakan tempat bagi orang untuk berjalan dan berbelanja pada hari-hari lainnya. Alun-alun itu juga merupakan lokasi pasar Jumat besar.

Salah satu upacara resmi pertama yang diadakan di alun-alun ini adalah kemenangan kembalinya Imam Qoli Khan dari penaklukan Pulau Hormoz ke ibu kota Isfahan. Chardin mengatakan hingga 50.000 lampu menyala di alun-alun selama perayaan.(PH)