Ayatullah Dastghaib, Figur Ulama Arif dan Pejuang Bijak
Salah satu ulama pejuang di Iran adalah Ayatullah Abdul Hossein Dastgheib, yang gugur di tangan kelompok teroris MKO pada 11 Desember 1981.
"Figur mulia dan saleh [Ayatullah Haji Sayyid Abdul Hussein Dastgheib] menggunakan terbaik dalam hidupnya yang diberkahi dengan melepaskan kemewahan duniawi dan menghabiskan tenaga dan energinya demi menegakkan aturan Allah swt dan senantiasa berzikir kepada-Nya. Tokoh religius ini paling dicintai masyarakat Fars dan sangat dihormati di seluruh Iran," kata Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei menjelaskan sosok saleh Ayatullah Abdul Hussein Dastgheib yang syahid pada 11 Desember 1981 oleh kelompok teroris MKO.
Ulama terkemuka dan revolusioner ini memiliki pengaruh besar di Irak dan berperan penting dalam pada pendidikan moral dan agama serta memperkuat semangat revolusioner rakyat Shiraz dalam mendukung Imam Khomeini dan Revolusi Islam.
Abdul Hussein Dastghib lahir di di Shiraz pada Muharram 1292 H. Sang ayah merupakan salah satu ulama besar kota penting Iran ini. Kecerdasan dan kemuliaan akhlaknya sejak kecil menunjukkan bahwa ia memiliki masa depan yang cerah . Dia belajar sastra dasar, Alquran, dan pengatahuan dasar dari ayahnya, tetapi di usia dua belas tahun kehilangan ayahnya.
Kemudian, Abdul Hussein muda melanjutkan studinya di hauzah Shiraz untuk melanjutkan jalur ayahnya. Pada saat yang sama beliau aktif membimbing orang-orang di salah satu masjid di Shiraz. Abdul Hussein juga menyadari kondisi politik ketika itu, dan tetap melanjutkan pendidikannya di samping memantau perilaku dan keputusan Shah.
Pada usia 22 tahun, ketika Reza Khan Shah mengeluarkan undang-undang yang melarang jilbab, dan mulai menghina wanita yang mengenakan jilbab, para ulama bangkit melawannya.Abdul Hussein termasuk salah seorang pemuda yang secara terbuka menentang dan mengkritik Shah dalam berbagai pidatonya.
Dia ditangkap oleh rezim Shah, tapi tidak lama kemudian dibebaskan. Kemudian, Abdul Hussein Dastghib berangkat ke kota Najaf di Irak untuk belajar kepada para guru besar Hauzah Najaf.
Abdul Hussein belajar agama kepada para guru besar hingga berhasil meraih derajat mujtahid di usia 24 tahun. Kemudian beliau kembali ke Shiraz setelah mendapat wejangan dari gurunya. Suatu hari, Shekh Mohammad Kazem Shirazi.
Ayatullah Dastgheib pertama kali menjadi Imam Masjid Talibiun dan kemudian memimpin Masjid Agung Atiq. Berkat prestasi ilmiah dan spiritualnya, banyak orang yang berkumpul belajar kepadanya.
Beliau melanjutkan tradisi para ulama untuk mengabdi kepada masyarakat dan hidup sederhana dengan meninggalkan kemegahan dan kemewahan dunia. Ayatullah Dastgheib juga termasuk ahli ibadah yang selalau bangun di malam hari untuk beribadah dan senantiasa menjaga wudhunya. Dia banyak berpuasa dan sholat tepat waktu. Kehidupan Syahid Dastgheib dihabiskan untuk beribadah dan membaca al-Quran maupun dzikir, atau menulis buku maupun memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat.
Kehidupan keluarga Ayatullah Dastgheib menjadi teladan. Istrinya menuturkan, "Saya diberi otoritas penuh dalam mengatur masalah rumah. Apapun yang saya lakukan, beliau tidak keberatan karena tahu bahwa jalan kami memiliki tujuan yang sama. Beliau sangat baik kepada anak-anak. Di waktu senggang berjalan-jalan di halaman bersama anak-anak dan terkadang bermain-main dengan anak dan cucunya. Selain mengerjakan pekerjaan pribadinya, dia juga membantu kami meringankan pekerjaan rumah tangga. Beliau sedikit makan, menjaga wudhu, dan rajin tahajud, dzikir, dan sholat."
Putra Syahid Dastgheib juga mengomentari peran berharga ayahnya di rumah, "Selama ibu sakit, ayah saya merawat anak-anaknya. Saya tidak lupa bagaimana beliau tidak segan-segan menyapu sendiri halaman rumahnya.,".
Akhlak Ayatullah Dastgheib menekankan pelayanan dan pengorbanan untuk masyarakat. Beliau membantu dan melayani orang-orang dengan niat murni karena Allah swt.
Ayatullah Dastgheib juga mengamati situasi politik dan sosial negara, dan menentang penindasan dan korupsi yang dilakukan pemerintah dan terus melakukan pembelaan terhadap agama. oleh karena itu, dia dipenjara dan diganggu berkali-kali oleh aparat keamanan.
Ayatullah Dastgheib sangat mencintai Imam Khomeini dan menganggap gerakannya sebagai kelanjutan dari gerakan para Imam dan orang-orang shalih. Beliau adalah seorang mujtahid arif, seorang ulama yang saleh dan berbudi luhur yang aktif membina masyarakat sepanjang hidupnya.
Setelah kemenangan Revolusi Islam Iran, Saytullah Abdul Hossein Dastgheib menjadi Imam shalat Jumat Shiraz dan wakil Imam Khomeini di provinsi Fars. Beliau gugur diteror kelompok teroris MKO untuk menghancurkan pendukung sejati Revolusi Islam.
Imam Khomeini menyampaikan pernyataan ketika ASyatullah Dastgheib syahid, Hojjatul Islam wal Muslimin Syahid Haji Sayyid Abdul Hussein Dastgheib adalah seorang guru akhlak dan adib yang berkomitmen tinggi terhadap Islam dan Republik Islam, gugur syahid bersama dengan sejumlah sahabatnya di tangan antek-antek negara adidaya demi merugikan bangsa pejuang Iran dan melemahkan perjuangan di jalan ini. Tidakkah orang-orang tahu bahwa dalam setiap kesyahidan dan kejahatan mereka terhadap bangsa yang berkomitmen pada Islam akan menyebabkan bangsa ini semakin kuat? Semoga Allah memberkati para mujahidin besar ini, yang kesyahidannya menjamin kemenangan Islam, dan kehinaan bagi pada kriminal Amerika dan boneka serta pendukungnya."(PH)