Idul Fitri, Hari Menuai Pahala Ilahi (1)
Seluruh umat muslim di dunia, dimanapun mereka berada, bergembira di Hari Raya Idul Fitri dan bibir mereka melantunkan pujian untuk menghormati pengabdian dan kerendahan hati di hadapan Tuhan.
Idul Fitri tiba setelah satu bulan penuh beribadah dan penghambaan, seperti matahari menyinari hati-hati mukmin. Mukmin yang berpuasa dan di bulan Ramadhan mereka menyalakan hati-hatinya dengan melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran serta di malam-malam Lailatul Qadar menemukan kesempatan untuk bertaubat dengan cucuran air mata dan munajatnya, kini mereka datang untuk menyongsong datangnya Hari Raya Idul Fitri.
Di hari bahagia ini, umat muslim membersihkan tubuh mereka dan mengenakan pakaian baru dan terbaik serta mamaikai minyak wangi menyambut hari raya. Mereka juga menghiasai jalan-jalan dan menata bunga untuk menyambut datangnya Idul Fitri. Seluruh umat muslim di dunia, di mana pun mereka berada, bergembira di Hari Raya Idul Fitri dan bibir mereka melantunkan pujian untuk menghormati pengabdian dan kerendahan hati di hadapan Tuhan.
Gema takbir Idul Fitri berkumandang di langit dan malaikat berbondong-bondong tutun ke bumi untuk memberi kabar gembira dan rahmat serta ampunan Tuhan kepada umat mukmin.
Rasulullah Saw bersabda, "Allah Swt di hari Idul Fitri kepada malaikat-Nya berkata, apa pahala bagi mereka yang menjalankan kewajibannya ? Malaikat berkata, Wahai Tuhanku, pahala mereka beradat di tangan-Mu, Allah berfirman, kalian menjadi saksi bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosa hamba-Ku."
Pagi Idul Fitri yang menyenangkan dimulai dengan shalat yang digelar secara agung. Muslim, yang telah menjadi tamu rahmat dan pengampunan Tuhan selama sebulan, berbondong-bondong menuju lokasi shalat Idul Fitri dengan pakaian putih dan bersih. Sambil berjala mereka melantunkan pujian kepada Tuhan dan mereka memiliki antusiasme yang tak terlukiskan di dalam hati mereka.
Muazin melantunkan takbir لبیک اللهم لبیک , sungguh indah persatuan yang muncul di hari Idul Fitri. Persatuan yang berporos pada Tuhan, sang pencipta alam semesta. Idul Fitri, hari kembali ke fitrah dan spiritual serta penyataan penghambaan dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Takbir dan pujian yang keluar dari bibir-bibir umat Muslim ، الله اکبر الله اکبر و لله الحمد ، الحمدلله علی ما هدانا menunjukkan terima kasih orang yang berpuasa di bulan Ramadhan karena mereka menjadi tamu Allah selama bulan suci ini serta mereka merasakan keagungan Tuhan di jiwa dan hati mereka.
Shalat Idul Fitri sebuah perkumpulan agung yang menjadi manifestasi iman dan spiritual muslim serta para pemuka agama sangat menekankan untuk menghadiri perkumpulan agung ini. Mengingat bahwa Islam adalah agama sosial, perilaku yang mengarah ke persatuan sangat ditekankan. Sejumlah amalan wajib seperti haji juga dilaksanakan secara berkelompok. Haji menunjukkan kehormatan dan kebesaran Islam serta peluang bagi muslim untuk mengenal sesamanya dan menyelesaikan isu-isu dunia Islam.
Shalat Idul Fitri dan Idul Adha juga merupakan perkumpulan penitng muslim di berbagai negara-negara Islam. Imam Ridha as bersabda, "Seperti penamaan Idul Fitri dijadikan sebagai hari raya supaya masyarakat di hari tersebut berkumpul dan keluar untuk Tuhan serta memuji-Nya karena nikmat-nikmat-Nya yang diberikan kepada mereka. Hari tersebut, adalah hari Ied dan hari bekumpul serta kembali ke fitrah dan hari zakat (zakat fitrah) serta hari keinginan dan permohonan."
Shalat Ied di setiap kota dan negara biasanya digelar di tempat-tempat suci dan masjid penting, serta terdiri dari dua rakaat dengan total 9 qunut. Salah satu shalat terindah Idul Fitri, shalat ied di Tehran yang diimami oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Ali Khamenei. Selain itu, di kota seperti Mashad dan Haram Imam Ridha as juga digelar shalat Ied dengan dihadiri ribuan jamaah sahalat.
Ayatullah Khamenei mengatakan, "Muslim, keluar dari bulan Ramadhan dengan penuh cahaya. Bulan Ramadhan dengan puasanya, zikir, doa dan pujian terhadap Tuhan, bacaan al-Quran, amalan baik di dalamnya yang diamalkan oleh orang mukmin telah membuat hati-hati bersinar, dan karat-karat di hati serta jiwa manusia luntur. Sejatinya sejak malam lailatul qadar, manusia mukmin yang berpuasa memulai tahun barunya. Di malam lailatul qadar, takdir manusia ditulis oleh para pencatat Ilahi. Manusia memasuki tahun baru, tahapan baru dan sejatinya sebuah kehidupan dan kelahiran baru. Mereka meniti jalan ini dengan berbekal cadangan takwa....Shalat Idul Fitri, sebuah ucapan syukur atas nikmat Ilahi di bulan Ramadhan dan atas kelahiran baru ini."
Di qunut shalat Idul Fitri kita membaca doa sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ (أَنْتَ) أَهْلَ الْکِبْرِیَاءِ وَ الْعَظَمَةِ وَ أَهْلَ الْجُوْدِ وَ الْجَبَرُوْتِ وَ أَهْلَ الْعَفْوِ وَ الرَّحْمَةِ وَ أَهْلَ التَّقْوَى وَ الْمَغْفِرَةِ، أَسْأَلُکَ بِحَقِّ هَذَا الْیَوْمِ الَّذِیْ جَعَلْتَهُ لِلْمُسْلِمِیْنَ عِیْدًا وَ لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهِ عَلَیْهِ وَ آلِهِ ذُخْرًا وَ (شَرَفًا) وَ مَزِیْدًا أَنْ تُصَلِّیَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تُدْخِلَنِیْ فِیْ کُلِّ خَیْرٍ أَدْخَلْتَ فِیْهِ مُحَمَّدًا وَ آلَ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تُخْرِجَنِیْ مِنْ کُلِّ سُوْءٍ أَخْرَجْتَ مِنْهُ مُحَمَّدًا وَ آلَ مُحَمَّدٍ صَلَوَاتُکَ عَلَیْهِ وَ عَلَیْهِمْ (أَجْمَعِیْنَ)، اَللَّهُمَّ إِنِّیْ أَسْأَلُکَ خَیْرَ مَا سَأَلَکَ مِنْهُ عِبَادُکَ الصَّالِحُوْنَ وَ أَعُوْذُ بِکَ (فِیْهِ) مِمَّا اسْتَعَاذَ مِنْهُ عِبَادُکَ الصَّالِحُوْنَ (الْمُخْلِصُوْنَ)
Ya Allah, wahai Pemilik kebesaran dan keagungan, wahai Pemilik kedermawanan dan keagungan, wahai Pemilik maaf dan rahmat, wahai Pemilik takwa dan ampunan, aku memohon kepada-Mu demi hak hari ini yang telah Kau jadikan bagi Muslimin sebagai hari raya dan bagi Muhammad saw sebagai simpanan, (kemuliaan), dan tambahan (kedudukan) agar Kau curahkan shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, memasukkanku dalam setiap kebaikan yang telah Kau masukkan di dalamnya Muhammad dan keluarga Muhammad, dan mengeluarkanku dari setiap keburukan yang darinya telah Kau keluarkan Muhammad dan keluarga Muhammad—shalawat-Mu atasnya dan atas mereka semua. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikan apa yang telah diminta oleh hamba-hamba-Mu yang salih kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari apa yang hamba-hamba-Mu yang salih berlindung kepada-Mu darinya.
Di akhir doa qunut ini kita memohon kepada Tuhan untuk dimasukkan ke surga yang menjadi pembersih iman, akhlak dan amal saleh yang juga dimasuki oleh Nabi Muhammad Saw beserta keluarganya. Kita juga memohon kepada Allah untuk dijaga dari perbuatan buruk.
Imam Sajjad as di bulan Ramadhan menghindari untuk mencela dan memarahi pembantunya, sebaliknya beliau menulis seluruh kesalahan mereka dan kemudian mengumpulkan mereka di malam Idul Fitri dan emngingatkan keselahan mereka beserta waktu kesalahan tersebut. Kemudian beliau berkata, wahai fulan, apakah kamu ingat di hari ini (yang beliau sebutkan tanggalnya) kamu melakukan kesalahan kepada saudaramu dan saya tidak menghukummu? Mereka menjawab, benar wahai putra Rasul ! Seperti kamu mengabaikan kesalahan kami dan memaafkan kami, maka Tuhan pun akan mengabaikan kesalahanmu dan memaafkan kamu. Saat itu, Imam Sajjad as memandang para pembantunya dan berkata, Saya memaafkan kalian. Jika Saya memperlakukan kalian dengan buruk, maka maafkanlah aku.
Imam Sajjad as di hari Idul Fitri memberi hadiah kepada para pembantunya dan membebaskan budaknya. Imam berkata, "Allah Swt di setiap malam bulan Ramadhan dan ketika waktu berbuka puasa membebaskan 70 ribu orang dari api neraka. Di akhir bulan Ramadhan (malam Idul Fitri), total dari seluruh bulan Ramadhan dan kini aku ingin Tuhan menyaksikan bahwa aku membebaskan kalian dengan harapan Allah akan membebaskanku dari api neraka.