Lintasan Sejarah 5 Juli 2021
Hari ini Senin, 5 Juli 2021 bertepatan dengan 24 Zulkaidah 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 14 Tir 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Penandatanganan Perjanjian Hudaibiyah
1436 tahun yang lalu, tanggal 24 Dzulqadah 6 HQ, dilakukan penandatanganan perjanjian Hudaibiyah.
Pada waktu itu, Rasulullah beserta sekitar 1400 kaum Muslimin, dengan tanpa membawa perlengkapan perang, berangkat dari madinah ke mekah dengan niat untuk menunaikan ibadah umrah. Namun di tengah perjalanan, di sebuah kawasan bernama Hudaibiyah, rombongan Rasulullah dicegat kaum Musyrikin.
Setelah melalui perundingan panjang antara kedua pihak, akhirnya disepakati untuk ditandatangani perjanjian Hudaibiyah, yang di antaranya berisi ketetapan bahwa tahun itu, kaum Muslimin tidak boleh memasuki Mekah untuk menunaikan ibadah haji, namun tahun depan larangan tersebut akan dicabut.
Perjanjian Hudaibiyah merupakan keberhasilan diplomatis besar yang dicapai kaum Muslimin. Dua tahun kemudian, yaitu tahun delapan hijriah, kaum Muslimin bahkan berhasil menguasai kota Mekah tanpa terjadi pertumpahan darah.
Ayatullah Mohammad Taqi Najafi Isfahani Wafat
107 tahun yang lalu, tanggal 14 Tir 1293 HS, Ayatullah Mohammad Taqi Najafi Isfahani meninggal dunia di Isfahan dan dikebumikan di komplek Imam Zadeh Ahmad bin Ali bin Imam Muhammad Baqir as.
Sheikh Mohammad Taqi bin Sheikh Mohammad Tehrani Razi yang lebih dikenal dengan panggilan Agha Najafi lahir di kota Isfahan sekitar tahun 1225 HS. Beliau mempelajari ilmu-ilmu agama di kota kelahirannya dan setelah itu mengikuti kuliah guru-guru besar di sana hingga mencapai gelar mujtahid.
Sheikh Mohammad Taqi Razi termasuk ulama besar Syiah di awal-awal abad ke-14 Hq. Beliau menguasai ilmu-ilmu aqli dan naqli ditambah kekuatan hapalannya yang luar biasa.
Dalam peristiwa pengharaman tembakau, beliau termasuk pelopor perjuangan dan memiliki pengaruh spritual yang luar biasa di kawasan. Sementara di masa marjaiyatnya, beliau begitu serius membantu masyarakat dan melawan kezaliman yang dilakukan terhadap mereka.
Agha Najafi meninggalkan lebih dari 100 karya tulis seperti Adab al-shalah, Adab al-Arifin, al-Ijtihad wa al-Taqlid, Asrar al-Ayat, Asrar al-Ahkam, Asrar al-Ziarat, Asrar al-Syariah, Ushul ad-din dan lain-lain.
Zia-ul-Haq Meraih Kekuasaan
44 tahun yang lalu, tanggal 5 Juli 1977, Jenderal Muhammad Zia-ul-Haq, dengan memanfaatkan kondisi Pakistan yang saat itu sedang krisis, melancarkan kudeta berdarah terhadap Zulfikar Ali Bhutto, Presiden Pakistan saat itu.
Selain mengangkat diri sebagai Presiden sekaligus Perdana Menteri Pakistan, Zia-ul-Haq menghukum mati Zulfikar Ali Bhutto dan para pendukungnya. Ia juga membubarkan parlemen serta melarang aktivitas partai-partai dan media massa.
Atas tekanan dari dalam negeri, pada tahun 1985, Zia-ul-Haq mengadakan pemilu dan membubarkan pemerintahan militer. Namun pada tahun 1988 sekali lagi Zia-ul-Haq membubarkan parlemen dan memecat perdana menteri sambil menjanjikan akan kembali mengadakan pemilu. Tetapi tak lama kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1988, Zia-ul-Haq beserta beberapa pejabat militer Pakistan tewas dalam ledakan pesawat udara.