Jul 23, 2021 14:36 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 23 Juli 2021
    Lintasan Sejarah 23 Juli 2021

Kelahiran Hakim Sanai Ghaznavi

969 tahun yang lalu, tanggal 12 Dzulhijjah 473 HQ Hakim Abu al-Majd Majdud bin Adam Sanai Ghaznavi, penyair terkenal Iran terlahir ke dunia di kota Ghazni.
 
Guru besar syair Persia ini sejak masa mudanya telah melantunkan syair. Pada awalnya ia mengucapkan syair memuji tokoh dan orang-orang besar di masanya. Namun setelah itu terjadi perubahan besar dalam dirinya saat pergi ke Baitullah, Ka'bah untuk melakukan haji. Hakim Sanai di Mekah melantunkan syair yang berisikan kerinduan melihat Kabah dan menziarahi kota Mekah.
 
Setelah kembali dari Mekah, untuk beberapa lama ia tinggal di kota Balkh dan kota-kota lainnya. Karya-karya syairnya yang masih tertinggal adalah puisi-puisi yang dilantunkannya saat berada di Khorasan dan Balkh yang menambah kemasyhuran kota Balkh.
 
Setelah kembali ke kota asalnya, Ghazni, Hakim Sanai menyelesaikan matsnawinya yang terkenal "Hadiqah al-Haqiqah". Kumpulan "Sair al-Ibad ila al-Ma'ad" adalah karyanya yang gemilang mendemonstrasikan kemampuan syair dengan gaya Khorasan. Matsnawi Thariq al-Tahqiq yang dibuat setara dengan Hadiqah al-Haqiqah berhasil diselesaikannya pada tahun 528 Hq. Karya lainnya adalah "Aql Nameh, Eshq Name dan Tajribah al-Ilm".
 
Hakim Sanai Ghaznavi

 

Mohammad Reza Pahlevi Akui Rezim Zionis Israel
 
70 tahun yang lalu, tanggal 1 Mordad 1330 HS, Shah Mohammad Reza Pahlevi mengakui rezim Zionis Israel.
 
Ketika perang propaganda mencapai puncaknya antara Iran dan beberapa negara seperti Uni Soviet dan Cina akibat begitu dekatnya Shah Mohammad Reza Pahlevi kepada Amerika dan pemberian banyak konsesi kepada AS, pemerintah Manouchehr Iqbal, Perdana Menteri waktu itu mulai kasak-kusuk untuk menjalin hubungan dengan rezim Zionis Israel. Akhirnya, pemerintah Iran mengakui Zionis Israel secara terbatas.
 
Tampaknya kedua pemerintah juga tidak terjadi pertukaran duta besar, tapi seorang dari pejabat kementerian luar negeri menjadi kuasa usaha di Israel, sementara Zionis Israel menetapkan atase ekonominya di Iran menjalankan tugas seorang duta besar.
 
Menyusul terjalinnya hubungan antara Iran dan rezim Zionis Israel, Gamal Abdul Nasser, Presiden Mesir mengeluarkan pernyataan keras terhadap Shah Iran dan mengritik sikap Iran mengakui Zionis Israel. Pernyataan Gamal Abdul Nasser itu sangat berpengaruh terhadap negara-negara Islam, sehingga mereka ikut mengritik pemerintah Iran, sehingga Shah terpaksa mengirim pesan telegram kepada Syeikh Shaltout, Syeikh al-Azhar yang isinya menjelaskan bahwa pada 1 Mordad 1330, Iran mengakui rezim Zionis Israel secara terbatas dan saat ini tidak melakukan tindakan apa-apa.
 
Pasca hubungan Iran dan rezim Zionis Israel, dampak dari tekanan Amerika, pemerintah Mesir memutuskan hubungannya dengan Iran dan mengusir para diplomat Iran dari Kairo.
 
Raja Hasan Kedua Meninggal Dunia
 
22 tahun yang lalu, tanggal 23 Juli 1999, Raja Hasan Kedua, penguasa Kerajaan Maroko meninggal dunia setelah bertakhta di singgasana Maroko selama 38 tahun.
 
Raja Hasan Kedua dilahirkan pada tahun 1929. Lima tahun setelah Maroko berhasil meraih kemerdekaannya, yaitu pada tahun 1961, Raja Hasan II dilantik menjadi penguasa Maroko.
 
Selama masa pemerintahannya, Raja Hasan II memerintah dengan cara diktator. Segala macam penentangan dan kritikan yang dialamatkan kepadanya akan langsung dijawab dengan represi. Raja Hasan II juga termasuk pemimpin Arab yang memelopori perdamaian dengan Rezim Israel. Ia bahkan termasuk pemimpin yang menjadi mediator perundingan antara Tel Aviv dan sejumlah negara Arab.
 
Sikap inilah yang menimbulkan banyak ketidakpuasan di kalangan rakyat Maroko sendiri. Raja Hasan II berkali-kali menjadi sasaran pembunuhan, akan tetapi selalu berhasil lolos dari percobaan pembunuhan itu.
 
Sepeninggal Raja Hasan II, Maroko diperintah oleh putra Hasan II, yaitu Muhamad Keenam yang masih berusia 36 tahun. Raja Muhamad VI termasuk pemimpin Arab yang berusia sangat muda.[]