Sep 12, 2021 13:57 Asia/Jakarta
  • Makanan tradisional Iran
    Makanan tradisional Iran

Pada bagian pertama ini akan membahas peran wisata kuliner dalam pembangunan berkelanjutan.

Pariwisata adalah salah satu industri yang paling penting dan menghasilkan uang di dunia, yang telah mampu membuka tempatnya dalam ekonomi dan politik berbagai negara dan efektif dalam pembangunan berkelanjutan suatu negara.

Pembangunan berkelanjutan adalah konsep yang telah digunakan dalam literatur pembangunan selama lebih dari tiga dekade yang saat ini menjadi target banyak negara, terutama negara berkembang.

 

Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (WCED), yang didirikan pada tahun 1987, mengeluarkan pernyataan pada tahun yang sama dengan tema "Masa Depan Kita Bersama" yang mendefinisikan tentang pembangunan berkelanjutan.

Menurut komisi ini, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Pembangunan berkelanjutan memberikan solusi atas masalah seperti perusakan sumber daya alam, perusakan sistem biologis, polusi, perubahan iklim, populasi, ketidakadilan dan penurunan kualitas hidup manusia sekarang dan masa depan.

Sementara itu, para penggiat pariwisata berusaha menempatkan pariwisata dalam bentuk pembangunan berkelanjutan dan memperhatikan aspek lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya industri pariwisata secara penuh.

Industri pariwisata merupakan faktor efektif dalam mengurangi kemiskinan, penciptaan lapangan kerja dan keadilan sosial, yang berkembang pesat di dunia. Namun, pengembangan lebih lanjut dari industri ini membutuhkan kesadaran masyarakat akan semua aspek pariwisata dan hubungannya dengan komponen pembangunan berkelanjutan lainnya. Oleh karena itu, industri pariwisata, meskipun menguntungkan secara ekonomi, harus direncanakan sedemikian rupa sehingga memiliki dampak destruktif yang seminimal mungkin terhadap masyarakat tuan rumah dan lingkungan sekitarnya yang mengarah pada pembangunan berkelanjutan.

Dengan demikian, pembangunan pariwisata berkelanjutan membutuhkan kesabaran, usaha dan komitmen jangka panjang, yang didasarkan pada tiga prinsip; ekonomi, masyarakat dan lingkungan. Keseimbangan antara ketiga prinsip tersebut yang pada akhirnya mengarah pada pembangunan berkelanjutan di bidang pariwisata. 

 

Masyarakat tertarik dengan pengalaman baru, maka pengalaman kuliner lokal,dan tradisional sebagai salah satu hiburan yang menyehatkan telah disambut baik, sehingga wisata kuliner yang sebelumnya dianggap sebagai pelengkap semua jenis wisata saat ini telah mampu untuk membuka tempatnya di kalangan wisatawan sebagai jenis pariwisata mandiri. Jenis pariwisata ini bertujuan untuk merasakan budaya makanan dari masyarakat tuan rumah.

Faktanya, kuliner menciptakan hubungan erat antara sejarah dan budaya masyarakat tuan rumah dan wisatawan. Pengaruh makanan dan minuman dalam menarik wisatawan sedemikian rupa sehingga makanan dianggap sebagai salah satu simbol utama budaya, tradisi, temperamen, dan pandangan biologis orang-orang dari masyarakat mana pun. Jika tujuan wisatawan adalah untuk berkenalan dengan budaya, maka kita tahu tradisi dan latar belakang sejarah masing-masing daerah dari makanan asli dan lokal yang bisa menjadi pembawa pesan yang baik bagi para wisatawan.

Wisata kuliner sebagai industri sangat baru dan penggunaan istilah ini dimulai pada tahun 2001, ketika istilah "wisata makanan dan memasak" diperkenalkan dalam artikel yang ditulis Eric Wolf, direktur Asosiasi Pariwisata Kuliner Internasional.

Artikel ini, yang kemudian menjadi buku pertama di dunia tentang industri pariwisata makanan dan memasak, adalah buku terpenting di kalangan akademisi dan profesional dunia, yang memberikan informasi berguna tentang jenis pariwisata ini kepada mahasiswa dan aktivis industri pariwisata.

Dari sudut pandang antropologi, budaya kuliner dan minuman memiliki tempat khusus dalam adat dan etika manusia. Oleh karena itu, makanan merupakan elemen kunci dalam bidang antropologi, dan peradaban.

Bidang wisata kuliner saat ini memiliki pasar dengan omzet yang sangat tinggi dan pangsa yang signifikan dalam industri pariwisata di dunia. Sekitar 200 miliar dolar beralih dari ekonomi pariwisata dunia ke wisata makanan, dan setiap wisatawan menghabiskan antara 150 hingga 200 dolar untuk perjalanan makanan yang dapat memainkan peran sangat penting dan efektif dalam perekonomian negara-negara berkembang.

 

Wisata kuliner di Iran

 

Iran juga merupakan salah satu negara paling spektakuler di dunia dalam hal budaya dan tradisi kuliner. Iran memiliki salah satu meja terkaya di dunia dengan 2.500 jenis makanan tradisional dan lokal serta 109 minuman. Metode memasak makanan Iran adalah gaya ketiga yang dikenal di dunia setelah gaya memasak Cina dan Romawi.

Keragaman makanan sangat besar di Iran dan setiap wilayah serta kelompok etnis Iran memiliki budaya makanannya sendiri, yang berasal dari karakteristik alam, iklim, dan budaya masing-masing wilayah Iran. Keanekaragaman makanan ini telah menciptakan banyak daya tarik dan kapasitas untuk menarik wisatawan kuliner.

Selain berbagai makanan, orang Iran memiliki budaya dan adat istiadatnya sendiri, terutama dalam bidang memasak, selera dan keinginan untuk makanan, yang banyak di antaranya berasal dari budaya kuno orang Iran.

Faktanya, bagi orang Iran, makanan bukan hanya makanan, tetapi budaya di mana mereka menggunakan makanan untuk mengekspresikan identitas, masyarakat, nilai, status, dan kreativitas mereka.(PH)