Feb 14, 2022 08:27 Asia/Jakarta
  • 14 Februari 2022
    14 Februari 2022

Hari ini Senin, 14 Februari 2022 bertepatan dengan 12 Rajab 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 25 Bahman 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Abbas bin Abdul Muthallib Wafat
 
1411 tahun yang lalu, tanggal 12 Rajab 32 HQ, Abbas bin Abdul Muthallib, salah seorang paman Rasulullah, dan pemuka Quraisy meinggal dunia.

Image Caption

Selama hidupnya, ia dikenal sebagai orang yang berakhlak mulia serta memiliki kecerdasan yang tinggi. Sebagian sejarawan meyakini bahwa Abbas telah memeluk Islam secara sembunyi-sembunyi sebelum peristiwa hijrahnya Nabi Saw ke Madinah. Ia diyakini para sejarawan tersebut sebagai orang yang menyampaikan berbagai informasi rahasia mengenai gerakan-gerakan kaum Musyrikin Mekah yang memerangi kaum Muslimin.
 
Abbas secara resmi memeluk Islam pada tahun kedelapan hijriah. Setelah Mekah ditaklukkan, Abbas diperintahkan Nabi untuk menjadi penanggung jawab penyediaan air bagi para peziarah Kabah.

Inggris Dipaksa Menyerah
 
80 tahun yang lalu, tanggal 14 Februari 1942, pasukan Inggris di Singapura menyerah tanpa syarat kepada Jepang tujuh hari setelah pasukan musuh pertama kali menyerbu pulau itu.

Seorang wartawan perang dari News Agency di Singapura melaporkan baku tembak terjadi di seluruh tanah Melayu pada malam hari sekitar pukul 10.00 waktu setempat.
 
Komandan pasukan Inggris dan Jepang, yaitu Letjen Arthur Percival dan Letjen Yamashita Tomoyuki, bertemu di kaki Bukit Timah untuk menandatangani dokumen tanda menyerah.

Menyerahnya Inggris itu terjadi satu minggu setelah pasukan Jepang dipaksa menyerahkan Singapura dan hanya dua minggu sejak serangan gencar mereka di Peninsula yang mendorong penarikan tentara Inggris ke pulau. Dari markas besar Jepang dilaporkan, perjanjian itu ditandatangani pada pukul 19.00 waktu setempat dan gencatan senjata berlaku 3 jam kemudian.

Fatwa Imam Khomeini untuk Salman Rushdi

33 tahun yang lalu, tanggal 25 Bahman 1367 HS (14 Februari 1989), Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini, mengeluarkan fatwa hukuman mati atas dasar kemurtadan yang dilakukan Salman Rushdi.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini

Penulis muslim asal Inggris itu dinilai telah murtad akibat menulis novel yang berjudul "Ayat-Ayat Setan". Dalam novel itu, Salman Rushdi telah menghina dan merendahkan Islam, al-Quran, dan Rasulullah Saw.

Pencetakan dan pendistribusian besar-besaran buku ini secara jelas mendapat dukungan dari pemerintah Barat sehingga membuktikan adanya konspirasi budaya yang dilancarkan oleh Barat terhadap kaum muslimin. Fatwa yang dikeluarkan Imam Khomeini ini menyadarkan masyarakat dunia mengenai kebusukan novel Ayat-Ayat Setan tersebut.

Fatwa Imam ini juga mendapat dukungan luas dari sebagian besar ulama dunia Islam, Organisasi Konferensi Islam, dan  kalangan cendikiawan independen dunia. Sebaliknya, pemerintah Barat malah memberi perlindungan penuh kepada Salman Rushdi dengan alasan melindungi kebebasan penulisan.