Lintasan Sejarah 16 Mei 2022
Hari ini Senin, 16 Mei 2022 bertepatan dengan 14 Syawal 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 26 Ordibehest 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Quthbuddin Rawandi Meninggal Dunia
870 tahun yang lalu, tanggal 14 Syawal 573 HQ, Quthbuddin Rawandi, seorang ahli hadis, teolog, dan ahli tafsir besar muslim abad ke-6 Hijriah, meninggal dunia.
Quthbuddin Rawandi selama bertahun-tahun menuntut ilmu dari ulama-ulama besar di zamannya, hingga kemudian mencapai derajat tinggi di bidang keilmuan.
Qutbuddin Rawandi meninggalkan sekitar 80 jilid karya penulisan, di antaranya berjudul "Tafsir al-Quran", "Risalatul Fuqaha", dan "Asbabun Nuzul."
Ayatullah Haj Sheikh Ahmad Ahari Wafat
53 tahun yang lalu, tanggal 26 Ordibehesht 1348 HS, Ayatullah Haj Sheikh Ahmad Ahari meninggal dunia dalam usia 81 tahun dan dimakamkan di kota Qom.
Ayatullah Haj Sheikh Ahmad Ahari lahir sekitar tahun 1267 HS di kota Ahar, Azerbaijan Timur. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah hauzah, untuk beberapa lama beliau tinggal di kota Tabriz dan setelah itu melanjutkan pendidikannya ke Najaf al-Asyraf, Irak.
Selama 10 tahun beliau belajar kepada guru-guru besar seperti Sheikh as-Syariah Isfahani, Mirza Mohammad Hassan Naini, Mirza Ali Shirazi, Agha Dhiya ad-Din Iraqi, Mohammad Hassan Gharavi dan Sayid Abolhassan Isfahani. Sekitar 20 tahun dari usianya dihabiskan untuk mengajar dan menulis, selain belajar, sehingga beliau dikenal sebagai salah satu guru hauzah.
Pada 1330 HS, beliau kembali ke kota kelahirannya dan setelah beberapa waktu menjadi pengelola Hauzah Ilmiah Tabriz. Beliau terlibat langsung dengan masalah yang dihadapi masyarakat, karena dinilai sebagai pemimpin agama di kota tersebut. Ketika rezim Shah Pahlevi menyerang madrasah Feiziyeh di Qom dan masalah ratifikasi UU Kapitulasi, Ayatullah Haj Sheikh Ahmad Ahari menentang sikap yang dilakukan pemerintah waktu itu.
Ayatullah Ahari meninggalkan banyak karya ilmiah seperti Catatan Pinggir Makasib, Catatan Pinggir Rasail, Risalah Ijtihad dan Risalah Kaidah La Dharar.
Perempuan Jepang Capai Puncak Everest
47 tahun yang lalu, tanggal 16 Mei 1975, melalui bagian tenggara Gunung Everest, perempuan pendaki asal Jepang Junko Tabei menjadi perempuan pertama yang berhasil mencapai puncak gunung tersebut.
Everest yang merupakan puncak tertinggi di dunia ialah bagian dari pegunungan Himalaya dan terletak di perbatasan China dan Nepal.
Nama Everest diambil dari nama pendaki Inggris abad ke-19 yang berhasil bertahan hidup di Himalaya. Sebelum Tabei menaklukkan Puncak Everest, Edmund Hillary dan Tenzing Norgay telah berhasil mencapainya pada 1953. Sepuluh tahun kemudian, James Whittaker menjadi warga pertama AS yang berhasil melakukannya. Dua belas tahun setelah Tabei, Stacy Allison mengikuti jejaknya dengan menjadi perempuan pertama AS penakluk puncak Everest.